Elbara : Melts The Coldest Heart

Hobi Baru Elbara



Hobi Baru Elbara

0"Bara, aku mau es krim. Makan es krim yuk!"     
0

"Tapi kan dah mau balik."     

"Ya kan bisa mampir sebentar dulu, Bara. Lagipula gak lama kok, kan makan es krim doang."     

Dan disinilah mereka berdua, di kedai es krim yang cukup ramai karena memang siang hari adalah waktu paling pas untuk merasakan dingin dan nikmatnya es krim.     

"Nih, punya lo." El menjulurkan es krim ke hadapan Nusa. Rasanya stroberi dengan topping jelly dan juga taburan mesis serta ada dua buah pocky rasa stroberi juga di atasnya, terlihat sangat menggemaskan untuk anak cewek.     

Sedangkan El? Ia lebih memilih es krim coklat dengan topping taburan oreo saja, sesimpel itu.     

Mereka duduk di pojok, dekat jendela dengan saling berhadapan satu sama lain.     

"El udah pernah makan es krim belum?" Tiba-tiba, pertanyaan seperti itu terlontar dengan jelas dari dalam mulut Nusa, membuat El yang tadinya tengah menatap layar ponsel karena melihat notifikasi dari Alvira pun akhirnya kembali menatap dirinya dengan sebelah alis yang terangkat.     

"Pernah lah, gak jelas." Pikir El, untuk apa Nusa bertanya seperti itu seolah-olah dirinya tidak pernah makan es krim, begitu? Ya tentu saja pernah lah, walaupun ia adalah pribadi yang dingin, tak menutup kemungkinan juga kalau dirinya cukup menyukai dinginnya es krim.     

Nusa berdehem kecil, merasa salah dengan kalimat yang diucapkannya. "Bukan gitu maksudnya aku," balasnya lalu menyuapkan es krim ke dalam mulutnya dengan sendok kecil karena ini adalah jenis es krim yang di taruh dalam tempat, bukannya es krim cone.     

Es krim itu paling di sukai oleh banyaknya kalangan usia, dari anak-anak bahkan sampai orang dewasa, iya kan? Dan tentunya remaja seperti mereka juga menyukai itu, bahkan El sekalipun yang terkenal dingin dan menyeramkan seolah-olah terlihat melembut saat memegang tempat es krim di genggamannya seperti saat ini.     

"Terus?" tanyanya dengan heran.     

"Y-ya maksud aku tuh gini, Bara pernah gak makan es krim sama cewek selain aku?"     

Pertanyaan seperti itu apa harus dilontarkan kepada El? Kenapa semua orang mempertanyaan tentang pernah atau tidak pernahnya dirinya ini berhubungan sesuatu yang dilakukan bersama dengan para lawan jenis?     

"Gak." balas El dengan nada bicara malas. Ia merasa orang-orang pada kepo dengan urusannya yang dekat atau tidak dengan cewek. Memang itu adalah kebenaran, atau perasaanya saja, ya?     

"Berarti Nusa orang pertama?" tanya Nusa dengan penuh kehati-hatian karena takut salah berbicara dan nantinya pasti mata elang El akan mengintrogasinya.     

El menganggukkan kepala. "Iya." balasnya.     

"Kalau orang pertama itu biasanya spesial atau bagaimana, Bara?"     

Nusa mencoba memasuki pikiran El lebih dalam lagi, sesungguhnya kepikiran dengan apa yang dikatakan oleh Mario mengenai pandangan dirinya di mata cowok yang kini berada di hadapannya.     

Ya agak aneh sih memang menanyakan hal seperti ini, namun bukan Nusa namanya kalau tidak terbawa arus penasaran.     

El menatap Nusa, mengunci pandangannya dengan cewek tersebut sambil benar-benar mendapatkan apa yang terdapat di balik kedua bola mata Nusa. "Lo lagi nyari apa di gue?" tanyanya dengan nada bicara yang kembali terdengar dingin, ya walaupun hanya sedikit sih.     

Mendengar itu, Nusa tentu saja gelagapan! Ia mengerjapkan kedua bola mata, lalu menghembuskan napasnya. "E-eh?" ucapnya yang berkata refleks. "Y-ya aku mah mau tau aja, emangnya gak boleh ya nanya kayak gitu?" sambungnya yang berusaha kembali bersikap normal, ya walaupun dilihati oleh El dengan sorot mata seperti itu sangat membuat tidak nyaman, tapi ya sudahlah.     

"Gak." Kembali menyendokkan es krim ke dalam mulutnya yang langsung melebur, menyapa lidahnya dengan suhu dingin yang manis dan menggoda serta kelezatannya pun terasa jelas.     

Akhirnya mereka berdua diam, sama-sama menikmati es krim yang sesuai dengan pesanan. Namun tunggu sebentar, Nusa terlihat cemas? Entahlah, mungkin antara cemas dan juga penasaran. Cewek satu ini terkenal tidak akan berhenti untuk mencari tau sebelum mendapatkan jawaban yang menurutnya memuaskan.     

Sempat berpikir kalau Nusa tidak akan pernah dekat dengan cowok yang berperawakan tampan seperti El, namun sepertinya pikirannya itu tiba-tiba melenceng. Dari yang berkata 'tidak akan pernah', maka langsung di ubah begitu saja tanpa persetujuan menjadi 'pernah'. Menakjubkan.     

Dan ya, bukan hanya satu cowok tampan saja yang dekat dengannya, namun sekaligus tiga. Walaupun ketiganya tampan, tapi yang menjadi ancaman bagi Nusa itu hanya satu.     

Semua ini karena satu manusia yang terlalu obsesi dengan El, namanya Priska. Coba saja cewek itu tidak ada, pasti tidak akam terjadi hal yang seperti ini layaknya.     

"Bara."     

"Nusa."     

Keduanya sama-sama memanggil, bahkan ucapan mereka saling bertabrakan. Dengan El yang langsung mengunci tatapannya pada Nusa. "Lo duluan." ucapnya, sambil meletakkan tempat es krim yang berada di genggamannya menjadi ke atas meja, ia pikir butuh jeda untuk menghabiskan es krim tersebut sampai tak tersisa.     

Menggelengkan kepala, ini adalah sebuah momen langka saat El membuka percakapan di saat sebelumnya hanya diisi oleh keheningan saja. "Enggak, Bara duluan. Tadi niatnya aku cuma manggil doang kok," balasnya sambil cengengesan. Ia sebenarnya ingin menanyakan hal yang serupa seperti sebelumya, namun ia mengingat kalau itu bisa nanti-nantian saja.     

El menganggukkan kepala, setelah itu menghembuskan napasnya dengan perlahan. "Lo bisa gak tanpa gue?" tanyanya dengan raut wajah serius, ia tidak akan main-main soal ini.     

"Maksudnya Bara apa? Jelas-jelas, tanpa Bara ya aku gak bisa apa-apa. Maksud ku, pasti Priska akan melakukan banyak hal yang mengerikan. Belum lagi nanti kalau orang-orang bercabang memiliki sifat kayak Priska, itu sangat mengerikan." balasnya yang menjawab langsung terperinci, bahkan ia memutuskan untuk tidak menyuapkan es krim terlebih dulu ke dalam mulutnya.     

El mengangguk-anggukkan kepalanya secara perlahan, merasa paham dengan apa yang dikatakan oleh Nusa yang menurutnya cukup memuaskan karena disertai oleh alasan yang jelas. "Oh, oke." Hanya itu saja sebagai penutup.     

"Loh?" gumam Nusa refleks, malah dirinya yang merasa tidak puas dengan respon El. Apa-apaan itu?! 'Oh, oke' adalah jawaban singkat yang benar-benar tidak memuaskan. "Ada apa sih emangnya, Bara? Kok nanya kayak gitu?" tanyanya yang memancing supaya El menjawabnya dengan benar.     

El mengangkat bahunya. "Ya udah, gue bakal jagain lo." ucapnya dengan santai.     

"Bener? Bara sama sekali gak ngerasa terpaksa karena mikir kalau aku butuh kamu banget, kan?"     

"Terpaksa? Enggak, gue suka."     

Sedikit salah paham dengan kata 'suka' yang diselipkan oleh El, membuat Nusa mengerjapkan kedua bola matanya sebanyak tiga kali karena jujur saja merasa malu karena memang otaknya yang mengartikan 'suka' tersendiri. "Euhm… maksudnya?" Plis, ia butuh penjelasan.     

"Anggep aja jagain lo itu hobi baru gue."     

…     

Next chapter     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.