DUPLICATE.

WHO ARE YOU?



WHO ARE YOU?

0"Ngggghhhuuuaaaaah" Alfa menguap sembari membuka matanya perlahan dan menyeimbangkan suhu ditubuhnya.     
0

Tanpa Ia sadari bahwa ada 'seseorang'yang tengah menatap lurus kearah Alfa.     

GUBRAK! Alfa terjatuh begitu melihat 'seseorang' yang mirip denganya.     

GUBRAK! ada 'Seseorang' yang memperhatikan Alfa juga ikut terjatuh. Membuat Alfa terkaget dan langsung berdiri.     

"Si-siapa lo?!"     

"Si-siapa lo?!"     

Ucap mereka berbarengan. Membuat Alfa mendelikan matanya yang juga diikuti oleh 'orang' itu.     

"Jangan macem-macem lo ngikutin gue segala!"     

"Jangan macem-macem lo ngikutin gue segala!" Ucap mereka berbarengan lagi membuat Alfa kesal. untuk yang kedua kalinya 'orang' itu juga mengikuti perkataan Alfa.     

"Stop ngikutin gue! Atau gue bunuh lo!"     

"Stopping for the copy program accepted" Suara itu berasal dari seseorang yang ada dihadapan Alfa sekarang.     

'Stopping for the copy program accepted?' batin Alfa. 'Oh, Sh*t ternyata program. Kek orang gila gue!'.     

"Siapa lo? Gue tanya!" Ucap Alfa sembari mengulang pertanyaan pertamanya. Tentunya dengan sikap cool     

"Saya DUPLICATE X-045, salam Tuan. Sebelumnya, perkenankan saya untuk mengenalkan diri saya lebih lanjut. Saya adalah hasil apa yang telah dibuat oleh Ayah tuan. Saya juga memanggil beliau dengan sebutan 'ayah'. Seperti yang Tuan lihat, semua apa yang ada di tubuh saya yaitu hasil dari duplikasi yang sama seperti milik Tuan, bedanya saya hanya buatan sedangkan Tuan adalah kemurnian. Maka dari itu, saya diciptakan untuk selalu melindungi Tuan dan mengabdi pada Tuan." Ucap Duplicate X-045 itu dengan sopan.     

Alfa mengernyitkan salah satu matanya dan memijat kepalanya dengan tangan kananya. Biusan obat itu sedikit tersisa.     

"Siapa nama lo tadi? Duplikate X-ray?" tanya Alfa     

"Duplicate X-045 Tuan." Jelas Duplicate X-045. Angka di belakang itu bukanlah angka tanpa arti. Pasalnya 045 adalah angka dimana Duplicate X-045 itu benar-benar tercipta, dengan 45 kali percobaan untuk menghasilkan tubuh seperti itu.     

"Duplicate X-045? Susahlah! Gue akan ganti nama lo!" Ucap Alfa dengan memikirkan beberapa nama yang cocok untuk Duplicate X-045. Sedangkan 'orang' yang didepanya itu hanya mengerjapkan matanya melihat Alfa.     

"Siapa ya? Paijo? Gege? oh tidak tidak! Deby? terlalu kaya cewe! no no no. Hmm"     

Duplicate X-045 masih terdiam menunggu nama baru apa yang akan diberikan untuknya.     

"Gimana kalau Alpha? Sama kayak gue sih, bedanya Gue pake f sedangkan lu pake ph. Alpha maupun Alfa merupakan huruf yunani kuno yang pertama. Nah, dalam sistem ini mempunyai nilai satu. Ah, pokonya gitu deh! lo mau gak?" tanya Alfa     

"Baik Tuan, apapun yang Tuan berikan saya tidak masalah" Ucap Aplha.     

Alfa hanya menganggukan kepala. terhadi keheningan dalam beberapa menit sebelum Alpha membuka suara.     

"Apa?" Jawab Alfa sebelum menyusun strategi yang hampir dilupakanya.     

"Maaf Tuan, ini adalah perkataan terakhir dari Ayah. Ayah menyampaikan saat terakhir Ayah menemui saya. Saat itu adalah hari dimana saya melakukan perbaikan yang ke 45 kali. Memang pada saat itu saya dibius, namun, sebelum saya hilang kesadaran saya mendengan bahwa Ayah mengucapkan dengan kata-kata yang lirih"     

Terjadi penjedaan Alpha untuk melanjutkan ceritanya.     

"Perkataanya yaitu 'Duplicate X-045. Aku menciprakan engkau bukan tanpa alasan. Aku menciptakan engkau karena aku ingin menebus semua kesalahan yang telah aku lakukan kepada anakku Alfa. Aku adalah seorang Ayah terjahat dan terburuk yang tidak tidak bisa bertanggung jawab kepada anakku—Alfa. Aku harap suatu saat nanti kau bisa melindungi anakku karena aku yakin, profesor ilmuwan dari manapun akan menangkap anakku untuk dijadikanya sebuah penelitian' Seperti itu pesan yang disampaikan Ayah. Kemudian memeluk saya dengan menangis sebelum saya kehilangan kesadaran" Jelas Alpha.     

Mendengar perkataan Alpha membuat Alfa tersenyum kecut untuk menutupi segala kesedihanya.     

"Oh, ha. Thanks Pha" Ucap Alfa tulus.     

'Papah adalah ayah terbaik yang Alfa miliki,,Pah. Alfa enggak kecewa sama Papah. Terima kasih Pah' Batin Alfa.     

*******     

"Sheilaaaaaa yuuuhuuuu. Gue bawain makanan ini" Ucap Tata yang membawakan makanan untuk Sheila yang tengah menatap halaman rumah Tata dengan lamunanya.     

"Sheil..." Melihat dirinya yang tidak direspon oleh Sheila membuat Tata menyenggol bahu Sheila.     

"Eh, iya? oh kakak? Kenapa kak?" Tanya Sheila dengan muka serta senyum palsu yang mengembang.     

"Ini kakak bawain kamu makanan. Kenapa ngelamun? mikirin Bang Alfa?" Tanya Tata to the point.     

"Hehehe Iya kak. Bang Alfa sampai sekarang belum ada kabar. Emangnya Bang Alfa kemana sih kak?" Sheila begitu mengkhawatirkan keberadaan Alfa. Pasalnya sejak tadi pagi saat Sheila terbangun di rumah sakit, Sheila tidak melihat sosok Abang kesayanganya ini.     

Hal ini sangat membuat Sheila kecewa, karrna hari ini Sheila diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Sudah beberapa kali Sheila mengirimkan pesan dan menelpon Bang Alfa. Namun, tak ada satupun pesan maupun telepon yang dibalas.     

"Sabar Shel, Bang Alfa tadi sedang ada urusan yang begitu penting" jawab Tata,     

"Sepenting apa? sampai melupakan Adiknya sendiri? Kenapa Bang Alfa gak ngasih aku kalau dia ada urusan?" Tanya Sheila     

"Mungkin Bang Alfa gak mau adik kesayangannya ini kepikiran. Atau, kemungkinan Alfa hendak memberikan kejutan kepadamu?" Tata mencoba untuk menghibur Sheila. Namun sayang, kalimat itu tidak memiliki efek yang baik. Tatapun menghela napasnya.     

"Sheila, gini aja deh. Untuk sekarang jangan mikirin Bang alfa dulu. Kamu fokus sama kesembuhanmu dulu, kemudian pergi kesekolah. Urusan Alfa biar aku aja yang pikirin. Okay?" Tawar Tata     

Melihat Tata yang sudah berusaha untuk menghibur Sheila. Membuat Sheila tersenyum tulus akan kebaikan sahabat akaknya ini.     

"Terima kasih, Kak" Ucap Tata.     

"Nah gitu dong, tersenyum. Kan cakep kalau dilihat. Nih, makanan buat kamu. Harus dimakan ya! Biar cepet sembuh terus berangkat kesekolah" Tata menyerahkan sebuah piring berisi nasi dan beberapa lauk. Sheilapun menerimanya dan kemudian melahapnya.     

"Oh iya Shel, Kata Bang Alfa. Dirumah, Bibi sedang pulang ke kampung, jadinya rumahmu kosong tanpa orang. Nah, untuk itu kamu nginep disini. Okay?" Ucap Tata memberikan pesan dari Alfa.     

"Siap kak. Terima kasih lagi ya kak. Maaf kalau Sheila ngerepotin Kaka terus" Ucap Sheila kembali lesu.     

"Eeeeh, siapa yang merasa direpotin? Masa ditinggalin orang cantik nan cerewet kayak kamu nggak mau? Ya mau dong! biar rame ni rumah" Ucap Tata dengan tawa yang tidak bisa ditahan     

"Aaaah kakak mulai lagi. Akukan orangnya kalem" Sheilapun ikut tertawa.     

"Iyadeh percaya"     

*****     

Braaak! suara yang ditimbulkan dari tumpukan jurnal milik Sang Ayah yang telah usang. huuuuffs Alfa dan Alphapun kompak untuk menata ruang kerja Ayah mereka yang mereka gunakan untuk menyusun strategi.     

"Gue kira ruangan disini bersih. Ternyata Papah gak berubah. Siapapun dilarang masuk keruang kerjanya sampai-sampai pembersih ruangan inipun tidak ada di dalam ruang kerjanya Papah"     

Disisi lain...     

"Dari mana aja kamu? Bagaskara?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.