DUPLICATE.

KEANEHAN?



KEANEHAN?

0Sebuah ruang kelas layaknya pasar dengan penjual dan pembeli yang saling berbincang. Berbagai topik pembicaraan mereka bicarakan dengan geng atau kelompok mereka masing-masing.     
0

"Fa, lu gak ikut nge-push rank? Biasanya lu yang paling semangat?" ucap Dika—teman yang sering bermain dengan Alfa.     

"Lagi gak mood gue" jawab Alfa datar. mood Alfa kini tengah bosan.     

Alfa sedari tadi sedang menunggu kedatangan Tata setelah pergi. Dirinya berpikir Tata akan mendapatkan dispen di jam mata pelajaran pertama. Tata memiliki urusan dengan organisasi yang akan Ia tinggalkan pada semester awal ini, mengingat mereka sudah menginjak kelas XII. Bel masuk sudah berbunyi 10 menit yang lalu. Namun, Tata belum juga datang.     

'Tahu gini mending gue cabut ajalah' Batin Alfa sembari berdiri dan melangkahkan kakinya keluar. Namun, saat hendak berbelok kiri. Tiba-tiba saja Tata datang dan menjewer kuping Alfa. Kemudian menyeretnya masuk ke kelas. Alfa hanya terdiam dan mengikuti langkah Tata.     

"Pagi-pagi udah main cabut aja! Bukanya ada ulangan dii jam pertama. lupa ya?" tanya Tata. Alfa hanya menganggukan kepalanya dan sekarang sudah duduk ditempatnya semula.     

Lima menit kemudian Bu Rina memasuki kelas dengan seorang pria yang dikenal Alfa. Pria yang semalam berjumpa dengan Alfa dan memberikan luka diujung bibir Alfa. Yap, pria tersebut adalah Bagaskara.     

Gak disangka oleh Alfa kenapa Bagas begitu berubah sejak SMP yang notabenenya lelaki cupu dan kutu buku. Semalam, dengan beraninya nonjok muka Alfa. Yah walaupun dengan sedikit ketakutan yang masih menyelimutinya. Tapi Alfa cukup menghargai keberanian Bagas sekarang.     

"Perkenalkan Nama gue Bagaskara. Kalian bisa panggil gue Bagas. Gue pindahan dari SMA XXX" Ucap Bagas memperkenalkan dirinya setelah dipersilahkan Bu Rina.     

"Wah, gak nyangka gue. Bagas temen yang sering lu bully waktu SMP. kini malah sekelas sama kita. Tambah keren juga tu Anak" Ucap Tata.     

"Hm" Jawab Alfa acuh tak acuh. Bagas berjalan menuju bangku kosong yang berada di deretan samping Alfa dan terhalang oleh Dika (Bagas duduk disebelah Dika).     

"Baik Anak-anak. Agenda kita pagi ini ulangan ya. Untuk nak Bagas, bisa langsung mengikuti ya. Itung-itung biar ibu tahu sejauh mana pelajaran Fisika kamu di SMA yang lama" Ucap Bu Rina dan dijawab Bagas.     

Kini, ruang kelas itu menjadi hening. Tidak ada suara lantang melainkan suara bisik-bisik dari satu siswa ke siswa yang lainya. Bagas dan Alfa cukup tenang dalam mengerjakanya. Dika beberapa kali meminta jawaban kepada Alfa, namun dengan begitu Alfa dengan entengnya menyebutkan jawabanya. Bagas yang melihat itu merasa risih kepada Dika yang mengganggu konsentrasinya.     

Tata yang dari tadi merasa gelisah dengan beberapa kali menggaruk kepalanya membuat Alfa sesekali meliriknya. Namun, lama-kelamaan Alfa cukup kesal dibuatnya.     

"Ngapain sih Ta, gerak mulu dari tadi" Ucap Alfa. Alfa yang sedari tadi menahan protesanya kini dengan gampang meluncur dari mulutnya.     

"Hehehe, Semalaman gue gak belajar. Nah, gue buka rumusnya baru tadi pagi. Jadi gue lupa satu rumus terakhir. Padahal gue yakin banget tadi pagi gue udah baca rumusnya." Jawab Tata dengan kesal.     

Tanpa banyak bicara, Alfa menyodorkan lembar jawabnya kepada Tata. Tak perlu diragukan kebenaranya, karena Alfa cukup pintar dipelajaran sains apalagi fiska. Sudah sejak tadi Alfa selesai. Kini, Alfa menaruh kepalanya menindihi tangannya sendiri yang berada di atas meja. Tak butuh waktu lama untuk Alfa meninggalkan dunia nyatanya.     

'Buset, orang pintermah gak perlu belajar auto bisa' batin Tata. Walaupun Alfa menyodorkan lembar jawabnya Tata tidak pernah menyalin jawaban Alfa. Baginya jika ulangan ini mendapatkan nilai buruk itu karena kesalahanya sendiri. Jadi, bodo amat sama nilaimah.     

Setelah melihat Alfa yang tertidur Tata memperhatikan Bagas yang berjalan kedepan memberikan lembar jawaban dan soal kepada Bu Rina, yang menandakan Bagas telah selesai dalam mengerjakan Soal.     

Dulu, sejak SMP Tata pernah menyukai Bagas karena dia memiliki sifat good boy dan menjadi pararel selalu kecuali saat kelas 9 semester 2. Tapi Entah kenapa sekarang Tata melihatnya biasa saja, padahal wajah Bagas terlihat lebih keren sekarang. Namun, saat diperhatikan dengan seksama Bagas yang sekarang lebih terlihat berbeda.     

Tadi pagi Tata bertemu Bagas saat di koridor. Tata merasa Bagas yang sekarang bukanlah Bagas yang dulu. Atmosphere di sekitar Bagas terasa lebih kuat hampir sama dengan saat Tata berada di sebelah Alfa. Tata tak habis pikir mengapa atsmosphere antara Bagas dan Alfa sangat berbeda dengan teman cowo sebaya mereka. Yah, mungkin karena Bagas dan Alfa terlihat menonjol di sekolah ini paling ya. Terlebih lagi Bagas, baru hari pertama masuk aja udah ada cewe-cewe kelas lain yang ngerumpiin dia, sedangkan Alfa sudah dari MOS awalan dulu. Ckckck.     

'Temen-temen gue pada keren juga yaw' Batin Tata     

****     

Sudah hampir sepekan ini Bagas berada di sekolah yang sama dengan Alfa dan Tata. Namun banyak kejanggalan yang Tata rasakan akan keberadaan Bagas. Hal ini sangat memgusik dipikiran Tata.     

Sepulang sekolah Alfa dan Tata mengikuti ekstrakulikuler basket. Sheila menunggu mereka di kantin bersama temanya yang berniat stay di sekolah sampai menjelang sore. Dari tadi Tata gak fokus karena memikirkan mengapa Dika juga ikut ekstra basket ini. Padahal sejak SMP Tata kenal dengan Bagas yang anti sama anak-anak basket.     

'Tapi kenapa sekarang dia disini woy!' Teriak Tata dibatin.     

Entah kenapa Tata hari ini selalu melihat Bagas, kemanapun dan kapanpun. Seperti dikantin, kelas, perpus bahkan hingga saat inipun Bagas satu ektrakulikuler dengan Tata. Skill Bagas akan permainan basket cukup menawan dan bisa.     

'Tapi masa sih Bagas bisa? eh, kalau dipikir-pikir, seharian ini mukanya bagas sering gue lihat? waktu digudang osis juga iya. Kalo Alfakan jelas bantuin gue! sedangkan Bagas?' batin Tata selalu bertanya-tanya     

'Lah bodo amat dah. kenapa jadi gue yang kepikiran, suka-suka dia dong. Emang Bagas siapa gue?' lanjut Tata dibatin.     

"Oper sini Fan" pinta Alfa kepada Fani yang merupakan adek kelasnya. Mendengar namanya disebut, Fani kemudian melemparkan bola yang ada ditanganya untuk beralih ke Alfa. Karena jarak Alfa yang memungkinkan untuk memasukan bola tanpa menunggu lagi Alfa sedikit melompat dan mengarahkan bolanya ke keranjang basket     

SRANG! Bola basket dengan cepatnya memasuki ranjang basket dan membuat regu lawan mengambilnya.     

Latihan basket sudah cukup untuk hari ini. Alfa sedikit berlari menghampiri Tata dan Sheila yang duduk dipinggir lapangan mengingat Tata yang lebih dulu selesai latihan.     

"Hua capek banget, tapi seru juga" ucap Alfa dengan mengusap keringatnya menggunakan handuk kecil yang melingkar dilehernya.     

"Eh Fa, Lu nyadar gak sih si Bagas itu ngikutin elu mulu dari seminggu yang lalu. Mulai dari ekstra tapi kadang gue juga ngelihat di tiba-tiba memperhatiin elu" ucap Tata kepada Alfa, Sheila tidak memperhatikan omongan mereka karena Sheila sibuk melihat idolanya sedang melakukan live ig     

mendengar hal tersebut, Alfa menengok ke arah Bagas yang kebetulan tengah meliriknya. Alfa kemudian mengalihkan pandangannya kembali menatap Tata didepanya.     

"Udahlah bodo amat. Gak penting juga" Ucap Alfa Acuh. "Gimana? Lu udah izin sama mamah lu kan mau ikut gue sama Sheila buat peresmian restoranya Om Rehan?" Tanya Alfa memastikan     

"Udah tenang aja. Yaudah yuk pulang" ajak Tata. Alfapun memanggil Sheila yang tengah asyik menonton idolanya tersebut membuat Sheila berdecak sebal. Sheila tetap menonton live ig dari idolanya dengan berjalan yang membuat Alfa merangkul adeknya tersebut agar tidak menabrak atau jatuh menginjak bebatuan. So sweet bukan?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.