DUPLICATE.

PENGKHIANAT



PENGKHIANAT

0'Bangs*t!' Batin Bagaskara karena tak bisa lolos dari ikatan Ayahnya. Dirinya sudah benar-benar marah dan sudah tidak ada lagi rasa hormat kepada ayah angkatnya. Menurutnya dirinya hanya digunakan sebagai 'alat' untuk menguji semua penemuanya.     
0

"Kamu kira Ayah bodoh? Kau telah berbohong kepada Ayah dan mengkhianati Ayah! Kau telah merusak rencana Ayah dengan mengungkapkan rencana penangkapan Alfa kepada Alfa!" Ucap Gipson membuat Bagas tersentak     

"Ba-bagaimana Ayah tahu?" Tanya Bagas dengan sedikit kebingungan.     

Alih-alih menjawab pertanyaan Bagas, Gipson melangkahkan kakinya untuk mendekati Bagas dan memegang leher belakang Bagas kemudian menekanya. Seketika itu Bagas meringis karena rasa nyeri menjalar dileher belakang Bagas.     

"Sakit? kau tak tahu? aku telah memasang sebuah chip pengintai di leher belakang kamu. Maka dari itu Ayah mengetahui semua pergerakanmu dan apa yang kamu bicarakan dengan Alfa pada malam itu" Jelas Gipson membuat Bagas terdiam.     

"Tak masalah jika kamu sudah menjadi pengkhianat, bagaimanapun juga yang namanya Pencipta akan selalu paham dengan apa yang diciptakanya! Sekarang saatnya 'memperbaiki' dirimu dan meneliti luka diperutmu" lanjut Gipson menjelaskan. Senyuman licik terukir di wajah Gipson membuat lelaki itu tidak menurunkan kharismanya.     

'Persetan dengan chip itu! Sekarang gimana caranya supay Gue bisa kabur dari sini?' Batin Bagas dengan berusaha menggerakan tubuhnya.     

Saat Bagas hendak mengeluarkan kekuatan yang dimilikinya, dengan sigap Gipson menyuntikan obat bius untuk menangkal kekuatan Bagas. Kini saatnya, Gipson menyiapkan beberapa peralatan yang akan digunakan Gipson untuk meneliti kekuatan Alfa dari bekas perut Bagas yang terbakar.     

***     

"Kita Mulai!" Ucap Alfa memberikan perintah. Seketika itu Alfa dan Alpha berjalan beriringan memasuki sebuah gedung putih yang diketahui merupakan laboratorium terbesar, bernama Grinonium.     

Dalam Grinonium itu terdapat sepuluh lantai. Lantai pertama merupakan tempat jual-beli berbagai macam obat yang digunakan rumah sakit maupun kalangan masyarakat. Lantai ke dua merupakan tempat produksi pembuatan berbagai macam obat, serta lantai tiga hingga seterusnya merupakan area terlarang yang hanya dapat dimasuki oleh profesor dengan persetujuan Gipson alias profesor yang bekerja sama dengan Gipson.     

Setelah benar-benar memasuki Grinonium tersebut, Alfa berbelok ke kanan sedangkan Alpha menemui perawat yang bertugas untuk mengalihkan pandangan mereka dari Alfa.     

Sebagai informasi Alpha menggunakan baju berwarna mencolok mata tanpa masker atau apapun yang menutupi wajahnya. Sedangkan Alfa menggunakan pakaian yang serupa dengan para profesor beserta masker yang menutupi hidung dan mulutnya.     

"Permisi, adakah obat yang digunakan untuk meredakan sakit kepala? Adik saya sejak kemarin selalu pusing setelah terbentur cukup keras" Ucap Alpha kepada salah satu pelayan tersebut. Keadaan dan gaya bicara Alpha sudah tidak kaku setelah di latih oleh Alfa.     

"Apakah adikmu sudah diperiksakan ke dokter?" tanya perawat itu     

"Sudah, dan saya disuruh kesini untuk membeli obat yang tertulis di resep ini" Ucap Alpha sembari memberikan resep palsu berkat tulisan tangan Alfa.     

"Baiklah, tunggu sebentar!" Perawat itu kemudian pergi untuk mencarikan obat untuk Alpha.     

Tuuuut seorang pria yang bertugas mengamati cctv memencet sebuah tombol guna memberika informasi kepada profesor di lantai tiga hingga sepuluh.     

"Perhatian untuk para profesor, Saya melihat target kita yaitu Alfa sedang berada di lantai dasar. Sepertinya Ia sedang membeli obat sembari memberikan resep kepada perawat" Ucap salah satu penjaga cctv yang bekerja sama juga dengan Gipson.     

"Pantau terus pergerakan dari Alfa!" Ucap Gipson menggunakan alat penghubung yang digunakan oleh seluruh profesor.     

Sesaat sebelum Alfa menaiki lantai dua, dirinya melirik sebuah cctv yang berada di area sekitar Alpha guna mematikanya menggunakan sinar yang keluar dari mata Alfa. Sinar tersebut hampir sama dengan gelombang mikro ( gelombang radio dengan frekuensi paling tinggi yaitu 3GHz. Jika gelombang mikro diserap oleh sebuah benda maka akan muncul efek pemanasan dan menyebabkan benda tersebut terbakar), alhasil cctv itu menimbulkan percikan api serta asap terbakar.     

Tiba-tiba saja alarm di Grinonium itu cukup cekatan memunculkan suara sebagai tanda terbakar. Semua pengunjung dibuat panik oleh suara itu, sehingga tak sedikit para pengunjung yang berlari keluar. Melihat kondisi yang ricuh, dengan cepat suara pengontrol dari cctv dialihkan ke seluruh lantai di laboratorium.     

"Perhatian ditujukan kepada seluruh pengunjung supaya tetap tenang karena hanya ada masalah kecil yaitu sebuah cctv yang mengalami kerusakan. Sekali lagi, Perhatian ditujukan kepada seluruh pengunjung supaya tetap tenang karena hanya ada masalah kecil yaitu sebuah cctv yang sedang mengalami kerusakan." Suara itu mampu membuat para pengunjung kembali tenang dengan cepat.     

Tak hanya disitu, setelah Alfa memasuki lantai dua, dirinya membuang peledak yang ringan yang di rakitnya bersama Alpha. Untuk yang kedua kalinya alarm tanda kebakaranpun berbunyi menyebabkan seluruh pengunjung benar-benar meninggalkan lab Grinonium guna menyelamatkan diri mereka masing-masing.     

Sempat dengan sekilas penjaga cctv itu melihat Alfa yang berada di lantai dua. Namun, setelah Alfa membuang peledak itu dia langsung mengeluarkan kecepatanya untuk pergi menuju lantai tiga. Saat penjaga itu kebingungan dengan yang diamatinya, pandanganya langsung berpaling melihat Alpha yang ikut pergi meninggalkan Grinonium bersama para pengunjung.     

"Perhatian kepada profesor, bahwa sekarang Alfa juga pergi meninggalkan Grinonium" Ucap penjanga itu.     

"Ikuti terus kemana perginya Alfa, jangan sampai lolos! Saya sudah mengirimkan beberapa team Grip saya untuk menghadang Alfa, tentunya dengan peralatan yang mendukung" Ucap Gipson menjelaskan. team Grip adalah team yang dibentuk oleh Gipson dan berguna sebagai orang yang menangkap Alfa, mereka sudah membawa senjata bius berbentuk seperti panah elektrik dengan kekuatan listrik dalam bius tersebut.     

"Baik, prof. Ditujukan kepada team Grip bahwa posisi Alfa sekarang kearah 60° menuju timur!" Tanpa di suruh penjaga itu langsung menginformasikan keberadaan Alpha.     

"Bagus, cepat pergi!" Ucap Gipson kepada team Grip     

Bagaskara yang sedari tadi mengamati dan mengetahui informasi bahwa keberadaan Alfa ternyata di laboratorium itu membuat dirinya benar-benar merutuki Alfa.     

'Bodoh! Alfa, kau benar-benar bodoh! bisa-bisanya kau pergi kesini. padahal kau tahu bahwa Grinonium ini tidak aman bagimu!' Batin Bagas     

"Kau lihat Bagaskara? Betapa bodohnya temanmu yang telah kau mintai pertolongan itu? Sebenarnya aku berterima kasih kepadamu, Bagas. Karenamu, aku lebih bisa memperkirakan alat apa saja yang akan kita siapkan untuk menangkap Alfa" Gipson tersenyum puas, selangkah lagi dirinya pasti akan mendapatkan Alfa, kemudian meneliti bahan campuran apa saja yang ada di dalam formula itu, dan akhirnya dirinya akan disanjung karena telah menemukan sebuah formula yang akan mengubah genetik manusia menjadi manusia super di masa depan.     

Akibat dari pakaian Alpha yang terlihat begitu mencolok, membuat Team Grip langsung dengan mudah menemukan Alpha. Sebenarnya ada alasan mengapa Alpha menggunakan pakaian yang mencolok. Menurutnya pemakaian pakaian yang mencolok diantara orang-orang yang berpakaian dengan warna biasa akan membuat dirinya lebih diamati. Sehingga Alfa bisa bergegas memenuhi tujuanya.     

"Sekarang Alfa memasuki sebuah gang kecil ke arah timur" Ucap Penjaga itu. Setelah sekian detik memberikan informasi, penjaga itu terus berfokus kepada Alpha sehingga kehafiran Alfa tak diketahuinya.     

'Slek'     

Dengan segera Alfa menyentuh dagu serta kepala penjaga, kemudian di dipatahkan kekanan sehingga penjaga itu pingsan dalam sekejap.     

"Terima kasih telah bekerja dengan baik" Ucap Alfa kepada penjaga. Sekarang, posisi ruang cctv tersebut diambil alih oleh Alfa.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.