DUPLICATE.

MELIHAT KONDISI APARTEMEN



MELIHAT KONDISI APARTEMEN

0Hal yang harus dan akan Alfa jalani adalah apartemen miliknya. Ia dengan segera bergegas untuk menuju kesana. Tempat yang tak cukup jauh namun tetap memakan banyak waktu. Namun, Ia juga akan tetap bersikekeuh untuk segera melihat keadaan apartemen tersebut.     
0

Setelah memakan banyak waktu yang lumayan. Alfa pun pada akhirnya sampai di apartemen tersebut. Yah, mau bagainapun juga Ia masih melihat kondisi apartemen tersebut yang masih bagus.     

"Weh, lumayan banget ini masih bagus semua! Gilasih kalau Charlotte benar-benar memberikan apartemen semewah ini ke gue TT. Berasa dapet gacha wangy nih gue!" Ujar Alfa kepada dirinya sendiri. Ia juga masih belum percaya jika Ia bisa memiliki apartemen miliknya sendiri.     

Iapun menelusuri setiap sudut di ruangan yang luas itu. Apalagi menurut Alfa sendiri, ruangan itu sangat sangatlah luas untuk dirinya sendiri saat menjadi Raffaela.     

Alfa berjalan dan mengamati, apakah ruangan tersebut bebas akan debu. Atau justru memiliki banyak sekali debu yang hinggap di sekitaran sana. Namun, apa yang Ia cari tidaklah tertangkap oleh indra penglihatan milik Alfa.     

Ia memasuki kamar mandi, melewati dapur pribadi di ruangan tersebut, dan membuka lemari yang masih berisi jas-jas berdominan hitam yang Ia kenakan. Bahkan, Ia juga masih menemukan sebuah kotak.     

Diraihnya kotak itu oleh Alfa, kemudian dibukanya kotak itu yang memperlihatkan dua buah pistol lengkap dengan peluru yang masih banyak.     

Menatap kedua benda dan beberapa peluru besi ini mengingatkanya akan perbuatan kejam yang telah Ia lakukan. Bodohnya Alfa saat menjadi Raffaela. Bodohnya Raffaela yang tidak memiliki perasaan dan rasa kemanusiaan.     

Ia juga masih berpikir. Mengapa Raffaela benar-benar bisa menghilangkan sisi kemanusiaanya.     

"Apakah, Ia benar- benar telah dicuci otaknya? Gue sudah ingat bahwa saat itu gue dengan begonya dan sok sokan amat buat gak mikirin sisi kemanusiaan gue!" Ujar Alfa kepada dirinya sendiri.     

"Gimana gue bisa menghukum diri gue sendiri? Apakah gue perlu ngomongin ini sama Mamah? Gue sih masih yakin, kalau temen-temen gue sama Sheila belom tahu mengenai masalah ini!" Ujar Alfa kembali kepada dirinya sendiri.     

Alfapun kembali menutup kotak itu. Ia kembali bangkit dan merebahkan dirinya di atas kasur king size miliknya di apartemen itu.     

"Apa gue kembali nemuin keluarga itu?" Uhar Alfa berbicara kepada dirinya sendiri.     

BUAGH!     

Suara itu ditimbul kepada Alfa karena Alfa sendiri yang memukul pipinya hingga bercak darah di samping mulutnya berdarah.     

"Anjir, sakit juga!" Pekiknya tatkala selesai memukul pipinya sendiri.     

"Huft, gue juga gak bisa diem aja kayak begini! Lari dari tanggung jawab bukanlah jati diri gue!" Semua pikiranya mengenai keluarga itu kembali teringat di benak Alfa.     

Alfapun melipat kedua tanganya dan Ia taruh di bawah kepalanya. Posisi Alfa masih terlentang menatap ke langit-langit apartemen tersebut.     

"Tapi.... Apakah perlu gue menghukun Charlotte untuk tidak berbuat dan memerintahkan bawahanya berbuat demikian?" Alfapun kembali teringat akan masalah utamanya. Sehingga, Alfa benar-benar bisa melakukan peebuatan keji tersebut.     

Alfapun memejamkan matanya sejenak. Melepas semua kebingungan dan keresahan di hatinya sendiri. Tak akan ada yang bisa mengetahui apa yang dirasakan oleh Alfa.     

Dalam kesunyian yang melanda di apartemen tersebut. Dalam pandangan yang terlihat gelap. Bayang-bayang rasa bersalah dan kemurkaan istri korban, melintas, terbayang, terbentuk di dalam pandangan hitam tersebut.     

Pada siapa lagi Alfa harus berucap? Pada siapa Ia akan mendapatkan dukungan? Bagaimana caranya Ia menghidupkan seseorang yang telah mati untuk keluarganya? Bagaimana caranya Ia untuk bisa memastikan bahwa gadis kecil itu akan benar-benar tumbuh dengan rasa bahagia!     

"BODOHNYA LU, GOBL*K!" Umpatnya kseklai lagi menggerutuki dirinya sendiri mengenai hal apa yang telah Ia perbuat.     

Alfapun berdiri dari kasurnya disana. Ia kembali menghampiri almari yang ada di ruangan itu. Dibukanya almari tersebut dan diambilnya sebuah brangkas kecil. Alfapun merogoh kantong celana yang Ia gunakan dan mendapatkan kunci yang akan Ia gunakan.     

Clik!     

Suara itu timbul dari gembok di brankas tersebut. Sehingga brankas itu terbuka dan memperlihatkan uang berwarna merah muda yang bertumpuk-tumpuk memenuhi brankas tersebut. Belum lagi, tiga buah black card juga ikut berada di dalam brankas itu.     

Tak butuh waktu lama untuk Alfa mengambil salah satu kartu black card tersebut dan mengambil segendel uang senilai 10 juta rupiah untuk Ia bawa ketempat selanjutnya yang akan Alfa kunjungi.     

Alfa menutup kembali brankas tersebut dan menyimpan kunci itu di dalam sakunya kembali.     

Alfapun segera mengambil jaket kulit yang sebelumnya telah Ia sampirkan diatas sofa. Ia kemudian berjalan keluar dan meninggalakan kamar apartemen miliknya tersebut.     

Alfapun melangkahkan kakinya untuk melihat motor kece nan badai yang juga Ia gunakan saat menjadi Raffaela.     

"Masih bagus juga ternyata! Kalau gue jual, bisa dapet puluhan juta sih! Hahaha!" Ujar Alfa kepada dirinya mengenai motor yang Ia miliki saat ini.     

Bahkan, Alfa sempat berpikir untuk menjualnya. Hanya saja, hanya memiliki sedikit sekian persen. kira-kira hanya 5% untuk Alfa berpikir menjual motor keren miliknya ini.     

"Apakah, gue juga akan bisa menghidupi kebutuhan keluarga tersebut ya? Gue akan berjanji lah! Gue berjanji gue akan memenuhi kebutuhan keluarga itu! Mau gak mau lo harus lakuin itu, Fa! Itu namanya cowo bertanggung jawab!" Tekad Alfa sembari mengepalkan genggaman tanganya untuk bertekad.     

Yah, itung-itung itu juga sebagai "hukuman" yang harus Ia lakukan, bukan? Alfa juga tak tahu, hal apa yang pantas dan setimpal dengan perbuatannya ini! Apakah hidup di dalam penjara? apakah mengabdi seumur hidup kepada keluarga itu? Atau bahkan nyawa Alfa yang menjadi hukuman untuknya? Alfa juga gak tahu itu!     

Kembali lagi Alfa berpikir, jika mati bisa membuat masalah ini selesai. Alfa siap dan rela untuk mati saat ini juga!     

Setelah puas melihat apartemen dan barang-barang yang Ia miliki di apartemen ini. Alfapun segera kembali menuju parkiran tempat motor yang Ia gunakan semula.     

Setelah sampai di parkiran, Alfa kembali melanjutkan perjalanan menuju tempat yang mungkin bisa membuat hatinya teriris akibat perbuatanya sendiri. Kalau perlu, dan jika mereka menginginkan Alfa untuk mati. Alfapun siap dengan hal tersebut! Itulah yang terpikirkan oleh Alfa.     

~~to be continue...     

___________________     

DISCLAIMER!!     

DUPLICATE. V4 : NEW WORLD!     

Author : afisar_07     

Ig Author : afisar_07     

Ig Novel : duplicate._wn     

PS : Cerita ini hanya ada di aplikasi Webnovel! Jika kalian menemukan cerita ini di aplikasi lain, berarti cerita itu adalah plagiat!     

Di webnovel ini, cerita DUPLICATE. sudah berkontrak dan dapat di dukung dengan memberikan power stone, gift, beli privi, dan buka chapter berbayar. Lebih baik lagi dengan memberikan komentar di paragraf maupun chapternya, serta berikan masukan kritik/saran di kolom review.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.