DUPLICATE.

PAGI CERAH UNTUK BERKEGIATAN



PAGI CERAH UNTUK BERKEGIATAN

0Keesokan harinya....     
0

SREEK!     

Suara itu timbul dari tirai jendela yang dibuka secara paksa oleh Sheila. Hal ini dilakukan guna membiarkan cahaya matahari dari luar agar mampu memberikan penerangan di kamar yang digunakan Sheila dan juga Alfa.     

"ABAAAAANG. BANGUUUN!!! UDAH PAGI, BANG!" Ujar Sheila kepada Alfa yang masih memejamkan matanya. Bahkan, Ia sekarang menutup kepalanya menggunakan selimut untuk menghindarikan matanya menjumpai cahaya yang sangat menyilaukan itu.     

"Masih ngantuk Sheil!" Jawab Alfa singkat. Suara Alfa terdengar serak basah yang sangat nyaman jika memasuki telinga. Setidaknya, hal ini sangat disukai oleh para wanita.     

"ABANG KAN HARUS SARAPAN DULU! UNTUNGNYA DI SINI KITA DISEDIAIN SARAPAN! TAPI HARUS KE BAWAH, ABANG!" Balas Sheila yang masih saja mengeraskan suaranya. Ia memang sengaja, untuk membuat Alfa merasa tidak nyaman.     

"Biarkan Abang tidur, Ababg gak ingin sarapan. Biar Abang makanya sekalian di Dufan!" Balas Alfa yang masih kekeuh untuk melanjutkan aktivitas tidurnya.     

"Gapapa lah, Bang! Sekalian pada mau berenang di luar! Ntar sekalian mandi terus ke Dufan!" Balas Sheila untuk membuat Alfa tetap mengikuti aktivitas yang akan jarang Ia lakukan bersama teman-temanya.     

"Tinggalin Abang dulu aja, Sheil! Ini masih jam 6 kan?" Tanya Alfa kepada Sheila.     

Mendengar hal ini, ada sesuatu yang Sheila pikirkan untuk segera membuat Alfa bangun.     

"Enak aja! Ini udah jam 9! Makanya, setengah jam kita buat renang, terus mandi. Habis itu jam 10 kita langsung ke Dufaaan!" Balas Sheila kepada Alfa.     

"Jam 9? seriusan??" Tanya Alfa yang tidak percaya dengan ucapan Sheila.     

Sheilapun segera mengambil jam kecil yang verada di atas meja samping tempat tidur. Iapun segera menyetel jam untuk menunjukan pukul 9 pagi.     

"Nih, kalau gak percaya!" Jawab Sheila kemudian menyodorkan jam tersebut ke arah Alfa. Dengan senyum tipis dibibirnya.     

Tanpa perlu menunggu waktu, Alfapun mengambil alih jam tersebut kemudian membuka matanya dengan lebar! Iapun segera bangun untuk duduk di kasurnya dengan mata yang Ia pejamkan kembali.     

"Ah, lo mah nipu gue!" Balas Alfa kemudian merebahkan tubuhnya di kasur lagi.     

Sheilapun kebingungan, mengapa Alfa bisa tahu kalau Ia dibohongi oleh Sheila.     

"Beneran, Sheila gak bohong!" Jawab Sheila lagi.     

"Gak usah bohong lagi, lu! Noh, jam di dinding kagak lu atur juga?" Balas Alfa yang juga terkekeh dalam keadaan masih menutup matanya.     

Sheilapun melihat ke belakang dan menyadari bahwa jam di dinding belum juga Ia atur. Iapun dengan segera tertawa melihat hal konyol yang telah Sheila lakukan.     

"Hehehe, Ah! Gak mau tahu, pokoknya Abang harus ikut sarapan sama Sheila. Abang harus nemenin Sheila!!! BURUUUUUAAAAAAN!!!!" Ujar Sheila yang juga berteriak di satu kata terakhirnya. Tak tanggung-tanggung, Sheila berteriak tepat di telinga Alfa.     

Hal ini sangat membuat Alfa menutupi telinganya. Tak kunjung bangun juga, Sheila dengan segera menarik paksa tangan Alfa hingga membuat Alfa terjatuh dari tempat tidurnya.     

Dahlah, hal ini benar-benar membuat Alfa pasrah kemudian Ia dengan segera mengikuti apa keinginan Sheila.     

"Ayoo, buruan mandi terus ke bawah buat sarapan sama Sheila! Yang lainya udah pada kebawah. Tapi, kalau gak mau Abang mandinya nanti aja, soalnya pada mau renang katanya! Setidaknya, Abang cuci muka dulu, deh!" Ujar Sheila kemudian dibalas deheman saja oleh Alfa.     

Alfapun dengan segera masuk ke kamar mandi, Ia pun menggosok giginya dan mencuci wajahnya. Setelah selesai, Iapun segera keluar dari kamar mandi dan disambut senyuman yang mengembang dari wajah Sheila.     

"Ngapain senyum-senyum gak jelas gitu?" Tanya Alfa yang memperhatikan Sheila dengan aneh.     

"Gapapa, Sheila hanya seneng aja! Eh, gimana luka Abang? Masih sakit banget ya?" Tanya Sheila begitu mengingat Alfa yang terluka dibagian perutnya tadi malam.     

"Udah enggak, kan udah di obatin sama Sheila!" Jawab Alfa yang membuat Sheila merasa aneh.     

"Halah! Bohong amat lu, Bang!" Balas Sheila yang aneh jika Abangnya ini melontarkan kalimat gombalan kepada dirinya ini.     

Hal ini langsung membuat Alfa terkekeh dengan tingkah Sheila.     

"Yaudah, buruan yuk turun! Katanya udah ditungguin?" Tanya Alfa yang juga untuk memastikan, apakah Teman-temanya udah pada kebawah untuk sarapan atau belum.     

"Belum kok Bang, mereka sevenarnya masih pada ke kamar! Katanya jam setengah tujuh baru mereka turun untuk makan, hehehe!" Ujar Sheila yang membuat Alfa menatap datar kearahnya. Sedangkan Sheila, Ia sudah menunjukan cengiranya kepada Alfa.     

"Ngapain bangunin Abang jam 6? Kan lu bisa mbangunin gue pukul 6.25!" Balas Alfa yang menyayangkan waktu 25 menit terbuat untuk ini. Memang benar, Ia mempersiapkan diri hanya perlu waktu 5 menit untuk cuci muka dan sikat gigi. Tapi sayang, sekarang masih pukul 6.06.     

"Gapapa lah, Bang! Itung-itung nemenin Sheila bangun pagi! Kan Abang seringnya bangun siang mulu!" Balas Sheila lagi.     

Alfapun kini hanya terdiam dan menghampiri Sheila untuk menonton televisi lagi. Tak ada hal yang menarik yang sedang di tayangkan di televisi, kecuali tayangan kartun yang masih sering Sheila maupun Alfa lihat untuk menghabiskan waktu di pagi hari.     

"Gue bawa sereal deh, lu kagak mau buat apa?" Tanya Alfa yang mengkode Sheila untuk membuat sereal dua biji!     

"Haduuh, bilang aja mau nyuruh, kan?" Tanya Sheila dengan segera begitu Ia tahu apa yang dimaksud Abangnya ini!     

Bukanya menjawab, Alfa justru menunjukan senyumanya. Sheilapun dengan segera membuka suaranya,     

"Sheila bisa sih buatin sereal pagi ini. Tapi, temen-temen abang mau turun sekarang juga, hehehe!" Balas Sheila yang udah di wa oleh Tata.     

"Oalah, gitu! Yaudah yuk turun sekarang Aja!" Balas Alfa kemudian mematikan televisinya. Mereka dengan segera pergi keluar kamar dan bertemu dengan Alpha, Dika, Bagas, Tata dan Gladis yang juga secara bersamaan keluar dari kamar mereka.     

Tak butuh waktu lama, mereka dengan segera pergi untuk sarapan, berenang, dan pada akhirnya pergi menuju ke Dufan pada saat pukul 10.30.     

Setelah sampai di Dufan, membuat Alfa berpikir untuk lebih menikmati hari ini dengan kegembiraan. Hari ini memang hari yang menyenangkan untuk Alfa lakukan. Tapi, sekali lagi, apa yang di harapkan tidak selalu berpihak kepada Alfa. Memang, Alfa sendiri kadang hanya bisa menghembuskan napasnya berat dan menerima keadaan. Yaaaah, Ia harus melakukan dan menjalankan hidupnya, bukan?     

Ia sekarang harus bisa menghindar terlebih dahulu dari teman-temanya. Tapi, menagapa demikian? Karena Alfa tidak ingin teman-temanya mengetahui kemana Alfa pergi dan memiliki urusan apa Ia pergi dari teman-temanya! But,...     

"Gue minta tolong dulu, gue ngirim pesan ke temen-temen gue. Selebihnya, gue ikut sama kalian!" Ujar Alfa singkat.     

~~to be continue...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.