DUPLICATE.

HARI YANG BAIK?



HARI YANG BAIK?

0Setelah mereka memasuki area Dufan. Hal ini sangat membuat mereka bergembira. Bagaimana tidak? Area itu masih cukup sepi akan pengunjung. Tapi, tak menutup kemungkinan juga ada pengunjung yang sudah datang kemari. Belum lagi, beberapa anak muda yang sering terlihat sejauh mata memandang.     
0

Mereka—Alfa, Alpha, Sheila, Tata, Dika, Bagas, dan Gladis— memang sengaja berangkat pagi untuk menuju ke Dufan. Hal ini, karena mereka memang ingin menikmati wahana permainan dengan bebas, hehehe.     

Hal dan permainan oertama yang mereka naiki adalah Kora-kora! Kora-Kora adalah sebuah wahana berbentuk kapal yang akan bergerak maju dan mundur dengan kecepatan yang lumayan cepat. Hal yang membuat para pengunjung berteriak menaiki wahana ini adalah, disaat mereka bergera untuk maju atau terasa seperti menuruni bidang yang miring. Namun, saat itu terjadi, napas mereka terasa lebih berat dan hal ini sungguh membuat mereka merasakan sensasi yang aneh. Seperti melayang...     

Mereka—Alfa, Alpha, Sheila, Tata, Dika, Bagas, dan Gladis— kini dengan segera menaiki wahana tersebut dengan gembira. Belum lah mereka memberikan ekspresi lucu mereka saat menaikinya dengan perasaan yang mungkin akan berubah.     

Walaupun wahana ini memang tidak pertama kalinya yang mereka naiki, kecuali Alpha. Tetapi, wahana ini sangat terasa menakutkan saat mereka sudah duduk dan terpasang sabuk pengaman dihadapan tubuh mereka.     

"Mengapa wajah mereka terlihat aneh, Tuan?" Tanya Alpha yang sedikit bisa melihat perubahan wajah dari pengunjung yang juga ikut bermain dalam wahana ini. Dalam hitungan ketiga wahana ini akan segera bergerak...     

Mendengar Alpha yang duduk disebelahnya bertanya kepada Alfa. Membuat Alfa dengan segera menatap orang yang Alpha maksud. Setelah menemukanya, Alfapun menatap ke Alpha dan menjawab pertanyaan yang Alpha lontarkan kepadanya.     

"Lo akan tahu mengapa wajah mereka berubah gemeteran saat wahana ini akan bergerak!" Balas Alfa yang ikut terkekeh melibat pengunjung itu sudah sedikit gemeteran.     

3     

2     

"Baiklah!" Balas Alpha singkat.     

1     

Wahana tersebut dengan segera bergerak. Dimuali dengan gerakan maju pada posisi Alpha dan Alfa. Sehingga, hal ini membuat Alpha masih belum menemukan apa yang menjadi masalah untuk mereka. Hingga, kora-kora tersebut bergera mundur dan membuat Alpha seperti lebih tinggi dari yang terlihat. Hingga, pada posisi Alpha akhirnya maju dengan cepat.     

Merasakan sensasi ini, dengan napas yang sangat tertekan. Membuat Alpha langsung memegang tangan Alfa dengan erat.     

"Tu....aaan?" Panggil Alpha yang membuat Alfa terkekeh dengan sikapnya. Belum lagi, cengkraman atau pegangan yang diberikan Alpha sangat kuat mencengkram tangan Alfa.     

"Hahaha, santai, Pha!" Balas Alfa yang bisa mengatur keadaanya.     

Aneh, bukan? Bukankah Alpha dan Alfa mampu bergerak dengan kecepatan penuh? Nah, bukankah mereka juga menerpa angin dengan sangat besar tatkala mereka menggunakan kekuatanya? Namun, memang hal ini sangatlah berbeda kawan. Kalau kalian belum pernah menaiki wahan ini, saya sarankan untuk kalian mencobanya. Tentunya, jangan sampai kalian memaksakan ya! karena kalau anda memiliki sebuah penyakit yang bisa kambuh setelah menaiki wahana ini. jangan sampai anda memaksakan diri untuk menaikinya ya!     

"Tuan, kenapa saya susah untuk bernapas saat wahana ini turun terlihat dari posisi kita?" Tanya Alpha yang masih kebingungan dengan ini.     

"Hal itulah yang membuat mereka gemeteran saat wahana ini akan berjalan tadi!" Jelas Alfa lagi dengan sangat sabar.     

"AAAAAAAAAAAAAAAAA!" Teriak semua pengunjung yang berada dihadaoan Aloha dan Alfa. Tak hanya pengunjung yang berteriakn. Ada juga dari mereka yang terkekeh bahkan tertawa hanya karena mendengar orang lain berteriak sedemikian rupa.     

Hal inipun membuat Alfa terkekeh melihat orang-orang yang berteriak. Termasuk Tata dan Gladis serta Sheila yang berada di seberang Alfa dan Alpha.     

"Beeegitu ya, Tuaan, AAAHHHHHH!" Ujar Alpha yang juga menahan diri untuk tetap bisa bernapas dengan baik saat posisinya turun dari atas.     

Tak lupa, tanganyapun seolah harus wajib untuk mencekram tangan Alfa yang berada di sampingnya.     

"Maaf, Tuan! Saya takut menaiki wahana ini!" Balas Alpha yang juga meminta maaf atas perlakuanya terhadap Alfa.     

"Hahaha, santai aja kali, Pha! Nikmatin aja permainan ini, hehehe! Masih lama juga soalnya untuk berhenti!" Balas Alfa yang sedikit menakut-nakuti Alpha.     

Mendengar hal itu keluar dari mulut Alfa membuat Alpha menatap kearah Alfa dengan ekspresi yang menyatakan "Benarkah?"     

"Santai aja, rileks!" Balas Alfa yang tahu jika Alpha menatapnya dengan wajah yang sedemikian rupa.     

Setelah menyelesaikan wahana kora-kora ini. Merekapun segera pergi untuk menaiki wahana Tornado dan Histeria. Dua jenis permainan yang benar-benar bisa bikin mual, pusing, bahkan teriakan yang keluar dari mulut karena perasaan kaget yang tiba-tiba.     

Alphapun sebelumnya menatap horor kedua permainan tersebut. Ia sempat tidak mau menaiki kedua wahana itu, tapi ... Hanya Alfa lah yang manpu membuat Alpha untuk tetap ikut menaiki wahana tersebut.     

Setelah selesai dengan menaikinya. Alpha terlihat lemas, bahkan wajahnya cukup pucat sehingga menjadi hahan bullyan untuk teman-temanya yang lain. Tentu saja, hal ini sangat menbuat Alfa, Tata, Dika, Bagaskara, Gladis dan juga Sheila tertawa dengan puas. Ia tak mengira bahwa Alpha akan benar-benar terlihat menyedihkan setelah menaiki kesua wahana itu.     

"Hahahaha, muka lo lucu banget, Pha!" Ujar Tata yang masih tertawa.     

"Gue gak bisa berhenti!" Balas Dika.     

"Haha, maafin gue, Pha! Seharusnya gue gak maksa lo huat naik wahana itu!" Ujar Alfa dengan sedikit merasa bersalah. Namun, walaupun Ia mengatakan hal sedemikian rupa, tapi tatap saja. Ia tertawa terbahak-bahak dengan kejadian ini.     

"Tidak, papa, Tuan. Saya merasa lelah saja!" Balas Alpha dengan singkat.     

Hingga pada akhirnya mereka memutuskan untuk mengistirahatkan tubuh mereka sejenak.     

Mereka kemudian membeli minuman dan permen kapas untuk sedikit mencuci mulut mereka. Disinilah, Alpha kembali menemukan varian rasa baru untuk memanjakan lidahnya dengan makanan yang manis ini.     

Dengan sekali merasakan permen kapas, Alphapun langsung jatuh cinta terhadap rasanya ini.     

"Enak banget rasanya. Saya suka banget sama makanan ini!" Ujar Alpha kepada mereka semua.     

"Kalau mau beli lagi, beli aja, Pha!" Balas Alfa untuk menawarkan apakah Alpha ingin membeli permen kapas ini lagi atau tidak. Karena, uang yang digunakan Alpha adalah milik Alfa.     

Alfa menawarkan hal ini karena Ia melihat Alpha yang makan permen kapas dengan snagat lahap. Bahkan, diantara yang lain, permen kapas milik Alphalah yang hampir habis dengan cepat.     

"Baik, Tuuan!" Balas Alpha dengan segera.     

Alphapun kini segera menghabiskan permen miliknya dan segera pergi ke pedagang kapas itu lagi. Sedangkan Alfa, mengikuti langkah kemana Alpha pergi.     

"Bang, beli permen kapas ini satu ya, Bang!" Ujar Alfa memesankan permen kapas untuk Alpha. sempat Alfa melirik sekilas ke arah Alpha     

~~to be continue...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.