DUPLICATE.

SEBUAH KESEPAKATAN GILA TERJADI



SEBUAH KESEPAKATAN GILA TERJADI

0"Cih, jangan harap!" Balas Alfa singkat. Kesabaranya sudah menipis untuk meladeni pria ini secara terus menerus. Ia akan segera pergi dari tempat ini. Ia akan berusaha sendiri untuk melindungi kawan-kawanya, dan bahkan keluarganya.     
0

"Terserah, Alfa. Yang jelas Papah akan menemui mereka dengan dan dalam waktu dekat!" Ujar Pria itu yang masih bersikap kekeuh dengan ucapanya.     

"Sebulan! Saya akan memberi waktu kepadamu untuk menatap Ayah dan mengenalkan Ayah kembali kepada Sheila dan Gabriella!" Lanjut pria itu secara sepihak kepada Alfa.     

Tanpa basa-basi, pria itu kemudian pergi meninggalkan Alfa yang tengah mengeluarkan kata-kata anehnya.     

"Bangsat, Saya tidak akan membiarkan Anda melukai keluarga saya! Camkan itu!" Balas Alfa kepada Pria tersebut. Walaupun ucapan yang Ia lontarkan tidak di gubris oleh pria tua itu yang kini sudah melangkah keluar meninggalkan ruangan tersebut.     

Namun, satu perintah pria itu sudah di dengar oleh Alfa sebelum akhirnya tempat itu kosong dari orang-orang yang tidak dikenali oleh Alfa, perintah yang dilontarkan pria itu adalah,     

"Kalian, tinggalkan Alfa sendirian disini! Biarkan dia berusaha meloloskan dirinya sendiri!" Perintah itu dilontarkan sebelum pria itu benar keluar dari ruangan tempat Alfa berada.     

Dan kini, Alfa mendegar sebuah mobil yang berjalan pergi meninggalkan rumah mewah ini.     

Setelah rumah ini benar-benar sepi. Alfapun dengan segera melepaskan ikatan yang berada di tanganya dan membuka kain hitam yang berada di kepalanya dengan sangat mudah.     

Ia tak habis pikir mengenai hal yang sedang terjadi ini. Apakah ini benar-benar sudah menjadi takdir miliknya?     

Alfapun mendekati jendela yang ada dir uangan itu dan menatap ke dua mobil berwarna hitam yang tengah berjalan pergi menjauhi rumah yang mereka gunakan untuk menyekap Alfa.     

"Sialan! Gue bener-bener harus bisa lebih kuat lagi untuk menjaga mereka!" Ucap Alfa bertekad kepada dirinya sendiri.     

Mereka yang Alfa maksud adalah teman-temanya dan keluarganya. Entah bagaimana yang akan terjadi kepada mereka. Yang jelas, Alfa tidak akan membiarkan hal buruk terjadi begitu saja.     

"Bangsat!" Umpat Alfa untuk yang terakhir kalinya. Kini, Alfa dengan segera melpat pergi ke luar jendela kamar di lantai dua tersebut.     

Dengan segera Alfa peegi menuju ke area Dufan yang tak jauh dari tempat Alfa berada, hingga, dengan menggunakan kekuatanya. Alfa berhasil sampai dan memasuki tempat Dufan kembali dengan segera.     

***     

Wahana Bianglala pun telah berhenti. Kini, Alpha dan sheila berjalan mendekat ke arah Bagaskara, Gladis, Tata, dan Dika. Tak menunggu waktu lagi, Alphapun hendak izin kepada mereka untuk berusaha melacak keberadaan Alfa yang sesungguhnya.     

"Maaf, teman-teman. Saya juga harus pergi untuk membantu Tuan Alfa dalam menyelesaikan masalahnya. Tadi, saya di telpon Tuan Alfa untuk segera mendekat kearahnya. Saya janji, Saya akan segera membantu Tuan Alfa dan membawanya kemari untuk bermain bersama lagi!" Jelas Alpha panjang lebar untuk mengatakan tujuanya dalam sekali ucapan.     

Mendengar hal yabg disampaikan oleh Alpha membuat mereka hanya mempercayai ucapan Alpha. Setidaknya, mereka masih yakin jika Alfa dalam keadaan baik-baik saja, buktinya, Alfa mempu mengabari Alpha dan memintanya untuk datang membantunya sekarang juga!     

"Baiklah kalau Alfa tidak kenapa-napa!" balas Tata dengan segera.     

"Bener juga, kalau gitu, segera bantu Alfa dan membawa dia untuk kembali bersenang-senang sama kita lagi!" Lanjut Gladis yang dengan senyuman.     

"Eh, eh, eh! Apakah kita akan menyebrang? Mengapa kalin berdua bergandengan tangan seperti ini? Hem?" Ujar Dika yang tanpa dengan sengaja menatap genggaman tangan Bagaskara dan Gladis setelah menuruni wahana bianglala ini.     

Mendengar ucapan Dika yang membahana ini, Tata, Sheila, dan Alpha langsung menatap ke arah yang dimaksud oleh Dika. Dan, merekapun sama-sama terkejutnya dengan apa yang Dika sampaikan. Namun, satu pikiran pasti telah mereka pikirkan. Dan apa yang mereka pikirkan itu sama, yaitu, bahwa Bagaskara dan Gladis sudah berpacaran.     

"Wweeeeeh, jangan bilang ada sesuatu yang timbul diantara kalian? Eh, maksusnya, pengungkapan perasaan? Hahaha?" Goda Tata yang memang sudah paham apa yang telah terjadi diantara mereka.     

Gladis dan Bagaskarapun hanya terdiam, bahkan, Gladispun terlihat malu karena ucapan yang dilontarkan Dika dan Tata yang menggoda mereka berdua.     

"Hahaha, muka Gladis kalau malu cakep juga!" Ucap Dika yang seketika mendaptkan tatapan dari Bagaskara.     

"Weh, weh, weh. Selow Bagas! Gladis akan tetap jadi milik lo lah!" Ujar Dika dengan segera karena Ia tahu apa arti di balik tatapan yang Bagaskara berikan kepada Dika.     

Bagaskarapun tersenyum. Kemudian, Tata, Sheila, dan Alphapun tertawa mendengar ucapan yang Dika lontarkan kepada Bagaskara.     

"Iya, tadi gue sempet ngungkapin perasaan gue ke Gladis! Puas sudah, pemirsa?" Tanya Bagaskara sekaligus memberikan penjelasan mengenai peekataanya.     

"Woah, puas sekali kawan! Mantab, gue salut sama keberanian lo!" Balas Dika kembali. Ia benar-benar sangat berbahagia melihat Bagaskara dan Gladis yang berbahagia pada hari ini.     

"Sudahlah! Jangan sampai kalian bikin Gladis malu lagi karena ucapan kalian! Gue takut, kalau Dika sama Alpha ntar jadi suka juga sama Gladis!" Ujar Bagaskara yang terdengar bucin.     

"Hahaha!" Semuanya pun tertawa.     

Bagaimana tidak? Seseorang yang terkenal sedikit berbicara, dengan anehnya berubah menjadi seseorang yang sangat bucin kepada pasanganya. Gila bukan? Kekuatan cinta yang akan merubah sikap dan sifat seseorang. Apakah kalian pernah mengalami hal ini?     

"Weeeh, Gladis sudah mampu mencairkan es yang terkenal sedikit bicara!" Jawab Tata.     

Walau kadang Bagaskara bisa membalas dan mengikuti percakapan diantara mereka. Namun, Bagaskara berbicara dengan wajah datar dan terlihat serius. Bahkan dalam keadaan Ia tertawa.     

"Baiklah, maaf Saya harus segera pergi. Saya takut jika Tuan Alfa akan menunggu kedatangan Saya!" Balas Alpha dengan segera setelah Ia mengingat bahwa ada sesuatu hal yang harus Ia lakukan.     

"Eh iya, oke, Pha. Hati-hati ya!" Sahut Dika dengan segera.     

"Saya pergi dulu, ya!" Pamit Alpha kemudian mendapatkan respon dari mereka.     

"Oke, Pha! Jangan lama-lama ya!" Balas Bagaskara yang juga ikut berbicara, bahkan wajahnya terlihat lebih cerah.     

"Jangan lama-lama ya, Kak!" Sambung Sheila kepada Alpha.     

Alphapun mengangguk dan segera pergi meninggalkan mereka.     

Kini, Alpha berada di area yang lebih sedikit sepi. Ia berdiri di lorong toilet yang kebetulan tidak ada seorang pun di dalamnya. Dengan segera, Alpha mengaktifkan fitur pelacaknya dengan cara memejamkan matanya, dan menemukan sidik jari Alfa untuk dimasukan dalam fitur pencarianya. Dan... Tanpa perlu waktu lama lagi, Ia menemukan bayangan lingkungan sekitar yang berada di sekitar Alfa.     

"Saya akan segera menemukan Tuan. Saya bersyukur karena ternyata Tuan baik-baik saja!" Ujar Alpha dengan berbicara keoada dirinya sendiri.     

Dengan segera, Alpha mengikuti arah dan menemukan keberadaan Alfa disana.     

~~to be continue...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.