DUPLICATE.

GATCHA PEMAIN BASKET SEKOLAH



GATCHA PEMAIN BASKET SEKOLAH

0Terik marahari pagi kini menyinari tubuh beberapa siswa yang tengah berada di lapangan. Sinar mentari pagi memang memiliki banyak manfaat bahkan untuk tubuh. Hanya saja, banyak dari para siswi lebih memilih untuk berteduh sembari menunggu pelatih mereka datang menemui mereka setelah mereka melaksanakan pemanasan.     
0

Terlihatlah, Tata dan Gladis yang memilih berteduh dan membicarakan hal-hal yang muncul secara tiba-tiba di pikirkan mereka satu sama lain.     

"Kok lo bisa ditembak sama Bagaskara sih kemarin? Anjir, tiba-tiba banget!" Tanya Tata yang masih tak percaya dengan kejadian kedua temanya ini setelah selesai menaiki wahana bianglala di Dufan kemarin.     

"Hahaha, gue juga gak tahu... Tiba-tiba aja Bagaskara langsung ngebalas perasaan gue!" Jawab Gladis dengan tertawa malu.     

Tak hanya para siswa dan siswi yang berteduh atau sekadar untuk bersantai. Ada juga diantara mereka yang tengah memainkan permainan bola basket karena lapangan yang digunakan untuk mereka pemanasan adalah lapangan bola basket tersebut.     

Dan terlihat juga kelompok Sang Ratu yang menatao ke arah lapangan dan berteriak menyebutkan nama "Alfa" Sebagaj bentuk dukungan yang akan mereka berikan kepada Alfa dan team kelasnya. Padahal, Ratu adalah anggota kelas dari Charlotte.     

"Alfaaaaa, semangat Alfaaaaa!" Teriak Ratu kepada Alfa.     

"Hei, kalian juga ayo berteriak! Dan dukung juga aa' Alfa untuk menang, ayo ayo!" Perintah Ratu yang telah berucap kepada teman-temanya.     

Mendengar hal ini, teman-temanya lun ijut berteriak dengan suara yang seadanya.     

"Alfaaa, huuuuuuu!" Teriak Putri mengawali dari pada teman-temanya yang lain.     

"Ayo Faaaaa!" timpal teman yang lainya yang masih berada dalam satu geng dengan Ratu.     

"Oper sini, Fa!" Ujar Dika yang meminta bola basket ditangan Alfa untuk dioperkan kepada Dika.     

Alfapum segera memberikan bola yang berada di tanganya untuk segera dioperkan kepada Dika. Melihat, posisi Dika yang sedikit bebas dari penjagaan lawan mereka. Selain itu, posisi Dika juga lebih dekat dengan ring lawan.     

Grep!     

Bola basket kini berada di pegangan Dika. Beberapa kali Dika mendrible bola untuk sekaligus mencari posisi yang pas untuk segera meng-shoot dan mencetak point 2 dalam permainan ini.     

Setelah mendapatkan posisi yang pas. Dengan segera Dikapun melemparkan bola dan berusha untuk memasukan bola basket ke dalam ring dengan sempurna.     

Shooooooot     

Dikapun sudah melabungkan bole tersebut, dan....     

PLAK!     

Apa yang diharapkam oleh Dika kandas tatkala ada tangan dari lawan yang menepis bola basket tersebut saat hendak masuk ke dalam ring milik lawan mereka.     

"Sial!" Pekik Dika yang melihat kejadian ini ada di depan matanya.     

Orang yang telah menepis bola basket tersebut adalah Charlotte. Kini, Charlotte berlari ke tengah lapangan hingga ke area lawan. Sampai pada akhirnya Ia berdiri di garis 3 point dan segera melambungkan bola tersebut dengan segera.     

"Halah, gak bisa masuklah! Gak usah dijaga pula!" Cibir Dika yang masih memantai Charlotte dari tempatnya semula. Toh, Dika beranggapan, kawan-kawan seteamnya yang akan mengejar dan menjaga Charlotte untuk merebut bola darinya.     

Shoooooot!     

Charlotte mulai untuk melambungkan bola tersebut kearah ring milik lawan. Dikapun masih setia menonton dan meremehkan skill yang dimiliki oleh Charlotte. But,     

SRAAAAAANG!     

Bola tersebut tanpa menunggubwaktu lama telah berhasil memasuki ring tersebut setelah memantul di bagian depan besi ring itu.     

DOENG!     

Dikapun menganga melihat kejadian tersebut kembali terlihat dihadapanya. Apa yang Ia lihat terkesan sangatlah keren.     

"Ba-bababagaimana bisa? Posisi Charlotte tadi sangatlah susah untuk memberikan shot 3 point! Ta-tattaapi kenapa dia bisa? Anjir gila banget!" Semua ucapan dilontarkan oleh Dika karena Ia masih tidak menyangka bahwa tembakan yang dilontarkan oleh Charlotte akan mendapatkan gatcha terbaik.     

PLETAK!     

Tiba-tiba saja Dika mendapatkan hal yang samgat menyakiti kepalanya. Rasanya Dika sangat ingin mengumpat! Tapi, orang yang telah memberikan pukulan itu berbicara sebelum Dika berucap.     

"Makanya, jangan ngeremehin orang! Kaget sendiri kan lu?!" Ujar Bagaskara yang berada di belakang Dika.     

Bagaskata sedari tadi mendengar apaa yang tengah di gumamkan oleh Dika sebelumnya.     

"Eh, anjir ya lu! Ya mau gimana lagi? Kalau dilihat-lihat posisi Charlotte memang gak enak gitu! Posisi dia juga gak akan bisa mendapatkan point dengan semudah itu! Tapi, yah lo tahu sendiri kan gimana jadinya tu!" Jelas Dika yang tetap kekeuh merasa aneh dengan hal ini.     

Tapi, secara tidak langsung Dika juga memuji skill yang dimiliki oleh Charlotte. Yaitu, skill dalam menembakan bola dengan posisi yang tidak pas namun berhasil untuk mencetak point.     

"Dia pasti hanya lagi hoki aja tuh!" Lanjut Dika yang tetap tidak ingin berpikir positif dengan apa yang diberikan oleh Charlotte.     

"Halah! Lo sekarang yang iri dengan gaya!" Ujar Bagaskara kembali mengatakan hal yang hampir serupa dengan apa yang Ia katakan pagi harinya.     

Mendengar hal tersebut, Dikapun berusaha untuk kembali memukul kepala Bagaskara dengan segera, tapi Bagaskara telah lari mendahului Dika.     

"Anjir ya lo! Pengen gue gibeng!!!" Umpat Dika dengan segera.     

Sedangkan Bagaskara kini berlari untuk menyelamatkan dirinya. Sedangkan Dika telah berlari juga untuk menututi Bagas dibelakangnya.     

"Sini, lo sialan!!!" Panggil Dika kepada Bagaskara yang masih berlari.     

Mereka berdua masih saja berlari dengan melewati di garis luar lapangan basket. Permainan basket mereka telah selesai dengan 3 point yang telah di berikan oleh Charlotte.     

"SINI GAK LO, GAS!" Ujar Dika yang sedikit menaikan nada suaranya untuk membuat Bagaskara menyerah dengan segera sebelum tenaga yang dikeluarkan oleh Dika juga ikut terkuras.     

"Dik, ampun, Dik!" Pekik Bagaskara yang masih berlari. Ia juga berusaha memohon kepada Dika untuk mengampuni ucapan yang telah Ia lontarkan.     

"Sini dulu, lo nya! Baru gue ampuni!" Ujar Dika berucap untuk membuat Bagaskara menghentikan larianya.     

Bagaskarapun kini terhenti karena Ia tidak ingin untuk menghabiskan tenaganya sebelum mereka melaksanakan ujian Praktek pada hari ini.     

Dikapun masih mengejar Bagaskara dan tersenyum ke arah Bagaskara sembari mendekati Bagaskara yang telah menghadap ke Dika dengan sedikit ngos-ngosan. Setelah hampir mendekati Bagaskara. Sayangnya, Dika tidak melihat ada batu yang berada di jalan yang akan Dika lewati. Sampai akhirnya Dika tersandung dan...     

Cup!     

kedua benda kenyal yang ada di wajah milik mereka telah bersatu sebab tragedi ini.     

~~to be continue...     

___________________     

DISCLAIMER!!     

DUPLICATE. V4 : NEW WORLD!     

Author : afisar_07     

Ig Author : afisar_07     

Ig Novel : duplicate._wn     

PS : Cerita ini hanya ada di aplikasi Webnovel! Jika kalian menemukan cerita ini di aplikasi lain, berarti cerita itu adalah plagiat!     

Di webnovel ini, cerita DUPLICATE. sudah berkontrak dan dapat di dukung dengan memberikan power stone, gift, beli privi, dan buka chapter berbayar. Lebih baik lagi dengan memberikan komentar di paragraf maupun chapternya, serta berikan masukan kritik/saran di kolom review.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.