DUPLICATE.

INSIDEN ANTARA ALFA DAN ALPHA



INSIDEN ANTARA ALFA DAN ALPHA

0Jam menunjukan pukul 13.00. Disini, ditempat yang sama yaitu Dufan. Berdirilah seorang pemuda yang memancarkan pandanganya ke seluruh penjuru tempat wahana ini. Yap, pemuda itu adalah Alfa yang tengah mencari keberadaan temennya.     
0

Lah, Alfakan punya hp? Ngapain kagak dipake? Pertanyaan yang bagus kawan. Tapi, Alfa sendiri suka jika Ia akan langsung mengagetkan teman-temanya. Atau, sekarang Alfa sedang berpikir bahwa teman-temanya sedang menunggu dan mengkhawatirkan dirinya. Padahal sudah jelas bahwa teman-temanya sudah bersikap tenang dan melanjutkan permainanya. Hahaha!     

"Tapi kemana gue cari mereka? Tempat disini sangat luas! Masa gue harus cari mereka ke tempat wahana satu persatu?" Ujar Alfa kepada dirinya sendiri. Ia juga sesekali melihat layar hpnya untuk memastikan apakah ada pesan notifikasi dari teman-teman ini.     

Namun, Alfa tidak menemukan notifikasi terbaru setelah jawaban "Oke, Iya, dan Sip" yang telah di berikan kepada Alfa, setelah Alfa mengirimkan pesan pamitan untuk pergi meninggalkan teman-temanya.     

"Gini nih, kalau punya temen kagak peka. Memang sih gue gak pingin mereka khawatir. Tapi kok... nyesek gini kalau gak ada yang nyariin!" Pekik Alfa kepada dirinya sendiri.     

Dasar Alfa! Apasih maunya? Tidak menginginkan temanya khawatir kepadanya. Tapi, apa yang dia inginkan juga tidak menjadi kenyataan. Namun, Alfa sendiri juga tidak mengetahui keadaan asli dari Sheila dan teman-temanya yang sempat mengkhawatirkan dirinya.     

Setelah beberapa lama lagi Ia melangkah untuk menemukan teman-temanya di area Dufan yang terlihat sangat luas. Tiba-tiba, Ia kembali merasakan bahwa ada yang menepuk pundaknya lagi. Dengan segera Alfapun mengembalikan bada dan memegang tangan pria dibelakangnya kemudian di lempar ke depan.     

BRUK!     

"Aduuuh, Tuan!" Pekik seseorang yang telah di jatuhkan oleh Alfa.     

Mendengar ada yang berteriak dan menerima panggilan dari orang yang Ia kenal betul suaranya. Membuat Alfa segera menatap ke arah sumber suara dan mendapati Alpha yang tengah berbaring di hadapan Alfa.     

"Eh, Alpha! Sorry, gue gak sengaja!" Ucap Alfa dengan segera setelah mengetahui bahwa yang telah Ia banting adalah Alpha. Bukan orang tadi yang membawa Alfa pergi.     

Masalahnya, enak sekali Alfa mengucap bahwa Ia tidak sengaja! Bukankah Ia sengaja untuk membabting orang yang telah memegang bahunya. Hanya saja, memang Alfa tidak menyadari bahwa yang telah memegang bahunya adalah Alpha.     

Sekarang, mereka berdua justru di jadikan tontonan oleh orang-orang yang herada di sekitar mereka. Bahkan, saat Alfa membanting tubuh Alpha ke bawah, ada diantara mereka— orang yang berada di sekitar Alfa— berteriak karena terkaget.     

"Maafin gue, Pha!" Ujar Alfa lagi dengan berusaha membangunkan Alpha yang masih tergeletak di bawah.     

"Iya, Tuan. Gapapa!" Balas Alpha dengan sembari bangung dibantu oleh Alfa.     

Setelah Alpha bangung dengan keadaan yang sedikit terlihat menahan sakit di punggungnya.     

Mereka sempat pergi ke samping dan mencari tempat berteduh, Alfapun menggendong Alpha untuk berada di belakang Alfa. Kali ini pun mereka mendapatkan perhatian singkat dari orang-orang yang tak senagaj menatap ke arah mereka. Tak lama Kemudian, setelah mendapatkan tempat untuk berteduh, Alfa langsung pergi untuk membelikan Alpha dan dirinya minuman, sekaligus membelikan Alpha permen kapas lagi, hahaha. Mungkin Alpha akan segera memaafkan Alfa.     

Sekarang, Alfa sudah mengetahui apa kesukaan Alpha. Yaitu, permen kapas. Sedangkan Sheila mah, udah dari dulu, yaitu ice cream. Mudah sekarang untuk Alfa mendapatkan permintaan maaf dari mereka. Alfa tinggal membelikan mereka makanan kesukaan mereka saja. Sudah sangat mudah, bukan?     

"Nih, minum dulu! Sekalian gue minta maaf lagi hehehe. Sumpah, gue gak nyangka kalau yang pegang bahu gue itu lo!" Ujar Alfa dengan jujur. Bahkan, Ia sangat malu telah melempar Alpha dengan sembarangan.     

Alfa seharusnya mampu menahan emosinya. Dan Ia seharusnya melihat siapa yang telah memegang bahunya. Untung aja yang sebelumnya Alpha. Coba kalau orang lain yang hendak berbicara dengan Alfa. Beh, mungkin saja Alfa akan sangat-sangat malu di buat oleh kelakuanya sendiri.     

"Iya, Tuan. Gapapa. Saya baik-baik saja!" Bohong Alpha. Sudah sangat terlihat jelas bahwa Alpha merasakan pegal diseluruh tubuhnya, terutama bagian belakang badannya. Termasuk pnggung.     

Alphapun menerima pemberian dari Alfa dan segera memnum minuman pemberian Alfa dan memakan permen kapas lagi. Sangatlah lezat bagi Alpha. Manisnya langsung terasa, bahkan, permen kapas itu langsung mencair begitu Alpha menaruh potongan permen kapas itu dimulutnya.     

Namun, Alpha kembali terinfat akan sesuatu,     

"Tuan?" Panggil Alpha kepada Alfa.     

"Hm? Ada apa?" Balas Alfa yang segera menghentikan aktivitas yang tengah Ia lakukan. Yaitu, meminum minumanya.     

Setelah mendapatkan jawaban dari Alfa. Alphapun segera bertanya kepada Alfa mengenai hal apa Alfa tiba-tiba meninggalkan mereka. Apakah Alfa benar-benar memiliki urusan yang penting? Atau itu hanyalah sebuah alasan semata.     

"Apakah Tuan tadi memberikan pesan kepada kami, dan sekaligus anda berbohong lagi?" Uhar Alpha kepada Alfa.     

"Berbohong lagi? Apakah gue dikenal oleh Alpha sebagai seorang pembohong?" Batin Alfa yang mendengar ucapan Alfa.     

"Sebenarnya, gue gak bohong. Karena gue memang ada urusan yang harus gue selesaiin." Ujar Alfa denfan singkat.     

Iapun segera melanjutkan ucapanya, mungkin Alphalah yang menjadi satu-satunya orang eh, kloningan yang akan mengerti semua ucapan dan hal yang sedang menimpa Alfa pada hari ini. Tapi, bukankah memang tujuan Alpha diciptakan adalah untuk melindungi Alfa dan Sheila? Mungkin saja, Alpiha mengerti dan mampu membantu Alfa dengan segera.     

"Tapi, gue tadi kembali bertemu sama musuh gue. Gue gak kenal sama mereka. Mereka kembali membawa gue ke luar dari area ini, Dan... Bos mereka, mengaku bahwa dia adalah Ayah gue yang sudah meninggal!" Jelas Alfa kepada Alpha.     

"Ayah?" Ulang Alpha yang juga terkaget mendengar penjelasan dari Alfa.     

"Hooh, bahkan, semalem gue udah menerima pesan dari Ayah itu. Tapi, dengan jujur bahkan gue gak merasakan kehadiran Ayah di dalam dirinya. Gue akui, bahwa postur tubuh dan suaranya memang mirip aya. Tapi.... Lagi-lagi gue gak begitu jelas melihat wajahnya karena mata gue ketutup sama kain hitam." Jelas Alfa lagi menerangkan hal aoa yang sudah terjafi kepada dirinya.     

"Lalu, bagaimana Tuan? Apakah Ayah atau orang itu akan mengganggu Tuan kedepanya?" Tanya Alpha memastikan. Sebelum, Ia menjelaskan sesuatu.     

"ya, orang itu bahkan akan mendatangi rumah gue sebulan lagi. Katanya, dia akan bertemu sama Mamah dan Sheila." Balas Alfa mengenai pertanyaan yang Alpha lontarkan kepadanya.     

"Maaf Tuan, sebelumnya Saya juga sudah tahu jika Ayah sudah meninggal karena para profesor itu. Tapi, saya juga setuju dengan pendapat anda, jika kita harus berjaga-jaga mengenai hal ini." Balas Alpha kepada Alfa.     

"Tapi, Pha! Apa kau pernah melihat Ayah menciptakan sesuatu yang terlihat sangat aneh? Atau ayah pernah bercerita sama lo tentang saudara kembar atau apalah yang bisa denfan jelas membuktikan bahwa pria itu adalah Ayah atau bukan?" Kini, giliran Alfa yang memberikan pertanyaan kepada Alpha.     

~~to be continue...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.