DUPLICATE.

HALO, ALFA! BAGAIMANA KABARMU?



HALO, ALFA! BAGAIMANA KABARMU?

0Di sebuah runagan yang terlihat seperti gudang. Alfa hanya bisa pasrah sembari menunggu kedatangan Bos mereka yang akan bertemu dengan dirinya. Seorang bos yang telah memberikan surat kepada Alfa, dan memberikan nama sebagai Ayah dari Alfa, yaitu Alexander.     
0

"Bos sudah sampai! Kalian, pasangkan kain hitam di kepala Alfa sekarang!" Perintah salah satu pria yang berada di pintu luar. Ia kemudian memerintahkan kedua pria yang berada di samping Alfa.     

Kedua pria yang berada di samping Alfa segera mengambil kain hitam dan kemudian memasangkan kain itu ke kepala Alfa. Sedangkan Alfa hanya berpasrah, Ia pun hanya bisa menatap kain hitam itu yang sedikit terlihat samar-samar.     

Tak lama kemudian, datanglah seorang pria paruh baya yang memasuki Ruangan tersebut. Alfa hanya bisa melihat tinggi Pria tersebut yang juga memakai jas hitam. Hanya saja, Alfa tidak melihat wajah pria itu secara jelas.     

"Halo, Alfa! Bagaimana keadaanmu, nak?" Ujar Pria itu yang menjadi Boas diantara mereka.     

Mendengar hal tersebut membuat Alfa membelalakan matanya di balik kain hitam yang Ia kenakan.     

"Bangke banget! Suaranya miril sama Papah!" Batin Alfa yang sangat mengenali suara tersebut. Bahkan, suara itu sudah sangat familiar dari beberapa tahun lamanya sebelum Alex dinyatakan meninggal ditangan teman-temanya yang berprofesi sebagai seorang Profesor.     

"..." Tak ada jawaban yang Alfa berikan.     

Alfa hanya memincingkan matanya berusaha mempertajam penglihatanya untuk berusaha melihat wajah pria itu dengan jelas. Namun, Alfa juga yakin, postur tubuh yang dimiliki Pria tersebut sangat mirip dengan postur tubuh yang dimili Alex saat terakhir Alfa melihatnya. Tentunya sebelum kejadian Alfa dan Gabriella di dorong ke jurang oleh Alexander.     

"Mengapa kau terdiam, nak? Apa kau sudah tidak mengenaliku lagi? Atau... Kau sangat terkejut mendengar Ayahmu yang sekarang berbicara denganmu?" Balas Pria itu yang masih bertanya kepada Alfa.     

Alfapun masih terdiam mendengar hal ini. Ia sangat bingung. Akankah Ia peecaya dengan pria itu langsung? Atau, ini hanyalah sebuah tipu muslihat yang diberikan pria itu keoada Alfa untuk membuatnya jatuh dan kalah dari rencana yang sudah di miliki oleh pria tua itu.     

"Hahaha! Ayah tak pernah mengajarkan mu untuk bersikap bodoh seperti ini, Alfa! Janganlah kau hanya terdiam dan hanya menuruti perkataan yang mereka katakan saja! Kau harus bisa melawanya. Jika tidak, sudah sangat sia-sia aku memberikan formula itu kepadamu!" Balas Pria itu masih menatap ke arah Alfa.     

Mendengar penuturan bodoh yang dilontarkan pria itu, membuat Alfa mengambil keputusan untuk tidak langsung mempercayai mereka bahwa, Pria itu adalah Ayahnya.     

"Hahaha, Saya memang tak mengenali Anda. Memang Saya akui bahwa suara dan postur tubuh anda sama seperti Ayah Saya. Hanya saja, kau terlalu bodoh untuk bersandiwara menjadi Ayah Saya, Tuan!" Balas Alfa yang tak kalah sini dengan menyindir dalam bahasa halus yang Ia gunakan.     

"Hahaha, apakah Saya telah membesarkan anak yang seburuk dirimu, Alfa? Saya tak mengira kau bahkan tak mengenali Ayahmu sendiri!" Ujar Pria itu juga menyakitkan hati Alfa.     

Alfa tak tahu, Ia benar-benar Ayahnya atau tidak. Tapi, jika Ia benar-benar Alexander. Mungkin hati Alfa akan terasa teriris mendengar penuturan menyakitkan keluar dari mulut Ayahnya.     

Namun jangan salah sangka. Alfa bahkan mampu menepis pikiran bahwa pria itu merupakan Ayah kandungnya. Alfa sampai sekarang belum cukup yakin dengan apa yang sedang Ia pikirkan. Sekaligus, Alfa tidak ingin mengambil rencana dan keputusan secara gegabah!     

"Apa yang kau inginkan dari Saya, Tuan?" Tanya Alfa kepada Pria itu. Bahkan, sampai sekarang pria itu tidak memperkenalkan namanya. Ia masih saja mengaku sebagai Ayah dari Alfa.     

"Mengapa kau buru-buru sekali, Alfa? Aoa kau tidak merindukan Ayahmu ini?" Ujar pria itu dengan melangkah kedepan mendekati Alfa yang terduduk dalam keadaan tangan terikat dan kepala yang kembali tertutup kain hitam. Dejavu memang, namun dalam keadaan yang sangat berbeda dengan sebelumnya.     

"Karena saya tidak memiliki waktu untuk menanggapi Anda yang bahkan tidak saya kenali, Tuan!" Balas Alfa dengan santai.     

Ia sudah benar-benar gila. Ia gila jika harus menanggapi aksi orang yang bahkan tidak Ia kenali. Apakah syaraf otak yang Alfa miliki sedang eror? Eroe karena kejadian aneh selalu saja menimpanya tanpa alasan yang jelas. Setidaknya, inilah yang Alfa pikirkan mengenai kehidupanya.     

"Terserah apa yang Kamu ucapkan kepada Papah, Alfa. Papah hanya cukup sakit hati mendengar anaknya yang tidak mengenali Papahnya sendiri. Bagaimana bisa!" Ujar pria tua itu lagi yang kini memegang kedua bahu Alfa dari arah belakang.     

Alfa terdiam...     

Pria tersebut pun kemudian mendekatkan bibirnya ke arah telinga kanan Alfa. Laku, pria itu dengan segera melontarkan perkataanya yang membuat Alfa ketakutan,     

"Lalu, Bagaimana keadaan adikmu—Sheila dan Mamahmu—Gabriella? Apakah kedua bidadari itu sekarang aman? Apa kau menjaganya dengan sangat baik, Alfa?" Tanya Pria itu keoada Alfa yang membuat Alfa takut.     

Bukan takut karena Ia harus melawan dan menyerahkan dirinya. Alfa hanya takut jika pria tua ini juga akan menyakiti Sheila dan Gabriella. Atau pikiran Alfa mengenai keadaan mereka lebih buruk lagi. Sanagt jelas jika Alfa tidak menginginkan hal itu terjadi. Ia harus berusaha melindungi kedua perempuan yang berarti dalam kehidupanya.     

"Kalau anda memiliki masalah dengan Saya! Cukup hancurkan Saya saja! Jangan sampai kau bawa-bawa Sheila dan Mamah Saya!" Balas Alfa dengan segera setelah pria tua itu mengakhiri ujaranya.     

Mendengar ucapan yang Alfa lontarkan, pria itu justru tersenyum sinis. Ia kemudian berjalan menjauhi Alfa lagi.     

"Lalu, kita buat saja kesepakatan. Kapan Saya harus menjumpai Istri dan Anak perempuan saya itu?" Balas Pria itu yang terdengar sangat Aneh. Ia meminta Alda membuat kesepakatan dengan orang yang tak Ia kenali.Bahkan, pria itu tak gentar untuk menjumpai Sheila dan Gabriella.     

Yang Alfa takutkan hanya satu, Alfa takut jika mereka—Sheila dan Gabriella— langsung mempercayai perkataan yang pria tua lontarkan ini! Namun, dalam keadaan seperti ini, Alfa harus membuat keputusan untuk menghindarkan hal yang parah terjadi secara mendadak dalam waktu yang dekat.     

"Selamanya! Jangan pernah menemui mereka selamanya!" Balas Alfa dengan keberanian penuh. Memang Ia tak tahu jika pria ini benar-bebar ayahnya atau bukan. Tapi, firasatnya mengatakan bahwa pria dihadapanya ini adalah pria yang sangat jahat.     

"Oh, tentu tidak. Dengan cepat saya akan menemui merekam Karena saya sangat merindukan mereka dan Saya akan hidup bersama mereka selamanya, Hahahaha!" Ujar Lria itu dengan kekehan di akhir kalimatnya.     

"Cih, jangan harap!" Balas Alfa singkatm Kesabaranya sudah menipis untuk meladeni pria ini secara terus menerus. Ia akan segera pergi dari temapat ini. Ia akan berusha sendiri untuk melindungi kawan-kawanya, dan bahkan keluarganya.     

~~to be continue...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.