DUPLICATE.

SHEILA MENGOBATI LUKA ALFA.



SHEILA MENGOBATI LUKA ALFA.

0"Jujur, Abang justru ingin menjadi orang yang biasa aja! Orany yang kesakitan jika terluka. Orang yang membutuhkan waktu yang lama jika memiliki luka. Dan orang yang membutuhkan orang lain untuk mengobati luka yang ada pada dirinya. Itulah yang ingin Abang rasakan." Jawab Alfa berusaha menjelaskan.     
0

"Jadinya, sebisa mungkin Abnag ingin meminimalisir penggunaaan kekuatan Abang. Nanti, akan ada saatnya dimana Abang menggunakan kekuatan Abang, tapi, jika terjadi hal-hal yang mendesak saja. Baru Abang gunakan kekuatan yang Abang miliki." Lanjut Alfa menjelaskan panjang lebar mengenai apa yang Ia inginkan sekarang.     

Memang semua yang dikatakan Alfa benar adanya. Kalau bisa Ia memilih, Ia ingin memilih mempunyai kehidupan yang normal. Alfa bahkan penasaran bagaimana kehidupanya saat dia tidak memiliki kekuatan. Bagaimana kehidupanya jika Ia tidak perlu repot-repot untuk berurusan denga orang yang bahkan tidak Alfa kenal.Dan bagaimana jadinya dia sekarang? Ia hanya penasaran.Akankah kehidupanya yang Ia ingibkan itu lebih baik? Atau bahkan akan lebih buruk dari ini.     

"Bagitu ya, Bang! Berarti ini Abang gak mau menyembuhkan luka Abang sendiri?" Tanya Sheila memastikan apa yang akan Alfa pilih mengenai lukanya.     

Alfa hanya memgangguk dengan segera setelah Sheila menyelesaikan perkataanya ini.     

Setelah melihat Alfa yang mengangguk dan membenarkan perkataanya, Sheila dengan segera mengarahkan kedua tanganya ke ikatan kain Alfa. Ia juga sebelumnya mengangkat kembali baju Alfa yang sudah turun.     

"Sheila mau apa?" Tanya Alfa kebingungan.     

"Abang diem aja! Sheila mau nambahin luka abang pakai pisau dapur! Mau?" Tawar Sheila yang membuat Alfa merinding.     

"Dari mana kamu belajar jadi seorang psikopath gini? Ya Abang kagak maulah!" Jawab Alfa dengan segera.     

Sheilapun tertawa dengan keras, kemudian mengejek Alfa.     

"Hahaha, ternyata orang pintar kayak kakak mampu dibohongin juga ya?" Ujar Sheila membuat Alfa menghela napasnya kasar kemudian Ia tersenyum     

"Sheila mau mengobati luka Abang lah!" Lanjut Sheila menucapkan apa yang menjadi tunuanya sekarang.     

Sheilapun berusaha untuk membuka kembali luka yang ada di balik kain yang melingkar di perut Alfa, setelah Ia berhasil mengangkat baju hitam Alfa. Tapi, tangan Sheila kemudian di pegang untuk dicegah oleh Alfa.     

"Emangnya kamu gak takut kalau lihat darah?" Tanya Alfa memastikan.     

"Akan Sheila kuat-kuatain! Abang tenang aja! Sheila akan bantu untuk mencoba menyembuhkan luka Abang. Bukanya ini yang Abang inginkan juga?" Tanya Sheila kembali dan menyebutkan apa yang tadi menjadi keinginan Alfa untuk menjadi manusia yang normal.     

"Beber juga sih. Yaudah, boleh deh!" Jawab Alfa kemudian melepaskan genggamanya di tangan Sheila.     

Setelah mendapatkan persetujuan dari Alfa. Sheilapun segera melanjutkan tugasnya untuk membuka ikatan kain itu di perut Alfa.     

"Uuugh!" Pekik Alfa ketika lukanya mendapatkan gesekan dari kain yang melilut perutnya.     

Mendengar pekikan Alfa membuat Sheila ikut merasakan apa yang Alfa rasakan. Begitu tersalurkan dengan cepat tatkala Alfa meringis kesakitan.     

"Beeeh lukanya mantab bener." Ujar Sheila tatkala Ia melihat luka yang masih basah itu.     

"Yaudah, Abang pegang lukanya dulu ya pakai kain ini! Sheila akan minta perlengkapan kesehatan yang ada di hotel ini sebentar!" Ujar Sheila kemudian Ia pergi untuk menemui salah satu petugas Hotel.     

Sheilapun keluar dan menemui petugas hotel tersebut, sedangkan Alfa. Kini, Ia melanjutkan untuk menonton televisi dengan santai. Dan sesekali berushaa untuk menahan luka yang Ia derita ini.     

Terkadang, Alfapun tersenyum Ia kembali bersyukur memiliki Adik pengertian seperti Sheila. Ia memang sangat tak menyesal begitu menyanyangi Sheila dan membuat Sheila nyaman berada di dekatnya. Karena, Iapun mendapatkan perlakuan yang sama yang Sheila berikan kepada Alfa.     

Setelah menunggu beberapa menit, Sheilapun masuk dan membawakan kotak yang berisi perlengkapan guna mengobati luka dari Alfa.     

Dengan segera Shelapun mengambilkan air dan memberikan beberapa tetes alkohol dengan takaran rendah guna membersihkan area sekitar luka Alfa.     

Setelah selesai, Sheilapun dengan segera membantu Alfa untuk mengobati luka yang Alfa miliki itu.     

Setelah selesai, Alfa kembalu melilit perut Alfa dengan lebih rapi ketimbang Alfa yang harus mengikatnya dengan kain sobekan yang entah dari mana Alfa miliki.     

Setelah selesai, Sheila kembali menurunkan baju Alfa dan menyingkirkan kotak p3k ke samping. Setelah itu, merekapun melanjutkan kegiatan menonton televisi dan mengemil camilan yang telah Alfa beli untuk mereka.     

Dilain sisi,     

Dua orang gadis pun sedang menonton sebuah anime di laptop. Anime tersebut berjudul "Anohana" Sebuah kisah dimana menunjukan beberapa orang yang terjalin dengan hububgan persahabatan.     

Mereka menonton anime ini di laptop. Karena mereka menganggap, menonton di laptop lebih enak. Tak lupa, mereka juga memakan beberapa camilan yang mereka beli di dalam hotel bagian bawah.     

"Waaah, kasihan bener yak! Gue gak nyangka bisa kayak gini!" Ujar Gladis kepada Tata begitu melihat laki-laki itu membuat dirinya untuk menjadi nenma—seorang gadis yang meninggal karena permainan yang saat bermain bersama teman-temanya di markas buatan mereka.     

Tatapun tak tinggal diam memberikan respon yang sama dengan Gladis. Bahkan, tontonan ini adalah yang kesekian kalinya di tonton oleh Tata . Tapi, air matanya selalu saja keluar tatkala Bagian ending hendak terlihat. Baik Tata maupun Gladis. Mereka adalah dua orang perempuan yang memiliki emosional yang baik. Tak membutuhkan waktu yang lama untuk mereka menangkap bagaimana keadaan yang sedang dirasakan oleh orang lain. Baik langsung maupun saat mereka menonton sebuah film.     

"Bener banget. Inilah scane yang bener membuat Gue mau nangissss, huhuhu!" Ujar Tata yang sudah dengan berusaha membuat dirinya menahan air mata yang mau keluar ini.     

"Tapi, nanti ada lagi yang akan bikin gue mewek sampai banjir. Dimana, nenma sendiri akan membuat permohonan untuk semua sahabatnya ini mampu melihat keberadaan nenma. Nah, saat itulah, semuanya mampu mengihklaskan kepergian nenma setelahnya!" Lanjut Tata dengan sedikit memberikan spoileran kepada Gladis.     

Beruntungnya, Gladis merupakan orang yang sangat suka dikasih spoileran. Walaupun film "Anohana" Adalah film yang sudah diterbitkan lama. Tapi, untuk Gladis sendiri labih suka menonton Anime yang berbentuk series atau dibuat denfan episode yang banyak. Karena, Gladis suka maraton untuk menonton anime tersebut.     

Setelah menunggu beberapa menit, Kisah yang disampaikan oleh Tatapun akhirnya muncul. Disini, baik Gladis maupun Tata sama-sama terdiam bahkan, diantara mereka ada yang masih berusaha untuk menahan napas mereka guna tidak sesenggukan saat menangis. Karena mereka kini sudah benar-benar mengeluarkan air mata mereka masing-masing.     

"Huhuhu, gila banget persahabatan diantara mereka. Padahal dari kecil tapi mereka masih bisa menjalin hubungan itu sampai dewasa. Balum lagi, Nenma yang udah meninggalkan mereka sejak kecil. Yah, walaupun persahabatan mereka sempat merenggang sedikit. Tapi, berkat Nenmapun, mereka bisa menjalankan persahabatanya secara utuh kembali!" Komentar Gladis yang dibarengi air mata yang turun kembali.     

~~to be continue...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.