DUPLICATE.

WILL BACK ***



WILL BACK ***

0CHAPTER AKAN DI REVISI. TERMASUK CHAPTER YANG MEMILIKI TANDA (***) PADA JUDUL BAB! JIKA SUDAH TERLANJUR MEMBELI PAKAI KOIN. BISA KOMEN DI CHAPTERNYA, TERIMA KASIH.     
0

[PERINGATAN! BERISI KEKERASAN DI DALAMNYA!]     

"SINI IKUT PAPAH! AKAN PAPAH TUNJUKAN BAGAIMANA SEORANG AYAH MENDIDIK ANAKNYA!" Ujar Papah £D yang sudah menyamber tangan £D dan menyeretnya untuj ikut menuju ruanganya.     

£D hanya pasrah, Ia terdiam dan memasang wajah datar. Ia tahu hal apa yang akan Ia hadapi malam ini, dan Ia akan menerimanya. Semuanya, sudah sepantasnya Ia dihukum oleh seorang orang tua jika Ia melakukan kesalahan.     

£Dpun ditarik paksa, langkahnya kian memburu setiap kali Ayahnya memarik lenganya untuk mempercepat langkahnya. Mamahnya hanya menangis di belakang. Ia tersadar bahwa dirinya tidak menghabiskan banyak waktu untuk anaknya. Ia juga tak tega jika anaknya diperlakukan kasar walau oleh suaminya sendiri.     

"CEPETAN!" Ujar Ayahnya yang masih menatik £D untuk berjalan ke ruanganya yang berada di lantai dua. Saat melewati tangga, £D beberapa kali hampir terjatuh. Namun, cengkraman kuat Ayahnya di lenganya mampu membuatnya sedikit terseret untuk menyamai posisi Ayahnya.     

Ayahnya tak memperdulikan suara istrinya yang berteriak memohon untuk melepaskan £D. Ia susah cukup kesal dengan semua perkataan yang susah £D lontarkan.     

Setelah mereka sampai di depan ruangan Ayhnya, Iapun dengan segera melempar £D untuk masuk ke dalam ruangan itu! £D pun terjatuh ke lantai tatkala Ayahnya mendorong tubuhnya dengan sangat kuat!     

"DENGARKAN SAYA BAIK-BAIK! JANGAN SAMPAI ADA DIANTARA KALIAN YANG BERANI MENGUSIK SAYA DENGAN ANAK INI! TERMASUK KAU JUGA, ISTRIKU! PERGILAH KE KAMAR DAN JANGAN MENGGANGGU KAMI!" Ujar Ayahnya yang masih saja berteriak dalam ucapanya.     

Istrinyapun semakin menangis. Namun, Ia tak bisa melakukan banyak hal selain itu. Kemudian, para pekerja perempuan menghampiri Mamahnya £D untuk dibawanya masuk ke kamarnya yang berada di lantai dasar. Tak hanya itu, pekerja yang lainya pun meninggalkan ruang dasar dan melanjutkan pekerjaan masing-masing. Kecuali dengan Leo. Ia masih menatap ke ruangan yang akan digunakan untuk menyiksa £D.     

BLAAK!     

Suara pintu tertutup amat sangat terdengar dengan keras. Namun, setelahnya, Leo tak lagi mendengar apapun yang ditimbulkan di dalam ruangan itu. Yap, ruangan itu kedap akan suara.     

Leo sangat mengkhawatirkan keadaan £D. Tak hanya itu, Ia bahkan menggerutuki dan mencaci sikap £D yang sudah keterlaluan. Bukan, bukan berarti Leo menyalahkan apa yang £D utarakan. Karena apa yang diutarakan £D adalah kebenaran.     

Namun, yang menjadi permasalahanya yaitu, mengapa £D sangat berani untuk berkata tajam di hadapan irang tuanya? Bukankah, £D sendiri tahu jika kedua orang tuanya adalah seorang yang mudah marah dan tersinggung? Terutama Ayahnya, £D sendiri padahal juga kerap kali di siksa oleh ayahnya sendiri!     

"BERDIRI DISINI!" Perintah Ayahnya kepada £D untuk mendekati tempat yang memiliki banyak ikatan.     

£D hanya berjalan, Ia menahan tangisanya dalam wajah datar yang Ia tunjukan. Tak ada bantahan maupun ucapan kata yang keluar dari mulut £D. Ia hanya terdiam, diam dalam seribu bahasa.     

Ceklek ceklek!     

Suara yang kembali terdengar oleh £D akibat dari Ayahnya yang mengikat ke dua tanganya ke arah atas. Ia sangat takut, namun, Ia juga tak memiliki hal lain untuk membebaskan dirinya sendiri.     

Setelah selesai, Ayahnyapun mengambil sebuah cambukan yang berada di dinding ruangan itu. Setelahnya, Ayahnyapun berucap sembari mendekatkan dirinya ke £D.     

"AYAH MAU KAU MENYESAL. DAN KAU TIDAK AKAN PERNAH MENGULANGI KALIMAT ITU LAGI!" Ujar Ayahnya yang hendak bersiap mencambuk £D.     

Hanya satu yang £D takutkan. Saat ini posisi Ayahnya masih tersulut dalam emosi yang membara. Ia takut jika cambukan yang diberikan oleh Ayahnya melebihi cambukan yang biasanya Ia terima.     

CTAAAAAAAZ!!     

"AKH!" Teriak £D yang berusaha memendam suaranya. Teriakan itu sangat Ia tahan untuk tidak menimbulkan suara.     

Sebuah teriakan £D dilontarkan bersamaan dengan rasa panas yang menjalar di bagian punggungnya. Apa yang menjadi ketakutanya, terjadi adanya. Cambukan yang Ia terima terasa lebih panas dan dengan cepat menjalar di tubuhnya.     

CTAAAAAAAZ!!!     

"AKH!" Pendam £D lagi, Ia masih menahan suaranya. Ia tak sudi bila sedikitpun mengeluarkan suaranya. Namun, semakin Ia pendam. semua rasa sakitnya justru terpendam dalam hatinya. Dan sekarang tak hanya sakit fisik yang £D terima, melainkan rasa sakit batinnya pun Ia rasakan dan Ia pendam.     

CTAAAAAZ!!     

"AAAAAAAAAAAAKH!" Sebuah teriakan kini menggema di ruangan tersebut, Lihatlah, £D yang biasanya mampu menahan semua cambukanya untuk saat ini goyah. Rasa sakit ini benar-benar membuat £D akan masti secara perlahan.     

Jangan lupakan bahwa £D hanyalah seorang anak berusia 15 tahun!     

CTAAAZ     

CTAAAZ     

CTAAAZ     

Mendengar teriakan tersebut tak juga kunjung membuat Ayahnya merasa iba!     

"KAU INGIN DI DIDIK OLEH AYAHMU BUKAN?" Ujar Ayah £D yang masih saja berteriak kepadanya.     

CTAAAAZ!     

"AAAAAAAAAAKH!"     

"BEGINILAH CARAKU UNTUK MENDIDIK ANAK SEPERTI MU!" Lanjutnya di iringi dengan cambukan yang Ayahnya lontarkan.     

CTAAAAZ!     

"AAAAAAAAKH!!"     

Ruangan itu kini dipenuhi dengan suara cambukan dan teriakan yang menggema secara bergantian.     

£D sudah tak mampu berdiri lagi untuk menahan tubuhnya. Ia sudah mulai lemas. Namun, ikatan tanganya yang berada di ataslah yang menggantikan posisi kakinya untuk menahan tubuhnya.     

"KAU, BUKANKAH KAU MELIHATNYA?"     

CTAAZ!     

"BAGAIMANA SEORANG AYAH MENDIDIK ANAK SEPERTI MU?" Ulang Ayahnya mengutarakan apa yang menjadi keinginan £D.     

CTAAAZ!!     

"KAU SUKA ITU? APA KAU SENANG?"     

CTAAAAZ!     

Air mata £D yang Ia perjuangkan untuk Ia tahan kini sudah membanjiri wajahnya yang tampan. Air mata yang keluar akibat rasa perih dan kemalangan sebagai seorang anak.     

Air mata yang menjadi saksi mengapa Ia harus keluar dari mata seorang anak berusia 15 tahun ini.     

"APA KAU AKAN MENGULANGI PERKATAAN MU LAGI?" Tanya Ayahnya itu!     

£D tidak menjawab, kalaupun mau menjawab mulutnya kaku, tubuhnya pun sekarang sudah bergetar hebat, baju yang ia kenakan pun sudah di banjiri darah di bagian belakang. Rasanya, seluruh tubuhnya memanas menahan cambukan kuat seorang pria besar yang menghantam punggungnya dengan sangat Liar!     

"JAWAB!" Perintah Ayahnya keoada £D.     

CTAAZ!     

"Aaakh, ti-ti..."     

CTAZ!     

"DAAAKKH!" Jawab £D yang bersusah payah diringi dengan teriakanya yang menggama dengan sekuat tenaga.     

Sayang, ruangan itu kedap suara. Ia tak bisa membuat orang luar untuk menolongnya dengan suara menyedihkan yang Ia lontarkan. Ia     

Sudahlah, Ia rela bila harus mati karena menahan semua rasa sakit ini. Pandanganyapun sejarang mulai kabur, Ia sudah tak bisa lagi berteriak karena suaranya yang sudah habis terkuras.     

Yang ia rasakan hanyalah rasa yang semakin panas menjalar di tubuhnya. Hanya itu, bahkan Ia bisa menebak bahwa tubuhnyapun akan mati rasa karena ini.     

Sedikit demi sedikit pandangan £D pun semakin memburuk. Kini, semakin ayahnya mencambuknya dengan sekuat tenaga, pandangan £D pun mlsemakin kabur. Hingga, pada akhirnya £D terpejam dengan sangat sempurna. Yang Ia lihat hanyalah ruangan gelap. Namun, Ia masih bisa merasakan bagaimana rasa panas menjalar ditubuhnya.     

Apakan Ia akan mati? Namun, jika mati menjadi pikihan yang terbaik, maka £D pun akan menerimanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.