DUPLICATE.

JUST LIKE U 3***



JUST LIKE U 3***

0£D pun tetap terdiam dan tetap berjalan mendekati Leo yang terikat di kursi ruangan itu. £D tak akan takut apapun kali ini. Dan Ia yakin, tak ada yang bisa menggentikan aksinya untuk membuat Leo kembali teringat lagi kepadanya. Jujur, Ia sangat merasa kesepian jika Leo tak mengenalinya. Bahkan, Leo cenderung menjauh dari £D karena £D adalah anak majikanya.     
0

Sejarang hanya mereka berdua di ruangan itu. Kedua orang tua £D pergi untuk urusan bisnis. Dan £D tidak peduli dengan mereka. Lalu, seluruh pekerja di rumah £D sudah diperintahkan untuk tidak mendekati ruangan yang digunakan £D kepada Leo.     

"Ayolah, Tuan. Apa yang akan Anda lakukan terhadap Saya? Anda tidak akan mendapatkan apapun jika menyakiti Saya!" Ujar Leo yang tak pernah gentar.     

Ia hanya sedikit takut jika harus merasakan bagaimana cairan yang bahkan tidak ia ketahui fungsinya, harus maduk dan menyebar di dalam tubuhnya.     

"Ada, Saya akan mendapatkan hal yang dulu Saya miliki!" Untuk pertama kalinya £D menjawab pertanyaan Leo setelah sekian pertanyaan Leo lontarkan kepada £D.     

Tap tap!     

Langkah kaki £D sudah berhenti dan Ia berdiri tepat di hadapan Leo yang hanya berjarak 10 cm terhitung dari jarak kedua kaki mereka.     

"Setelah formula ini masuk dan kenyebar di tubuh mu. Aku akan mendapatkan sesuatu yang berharga kembali. Yaitu, seorang teman!" Ujar £D yang siap memberikan suntikan tersebut.     

"Kalau Anda hanya membutuhkan seorang teman, Saya siap menjadi teman anda!" Sahut Leo dengan segera mengenai perkataan £D.     

"Tidak, jika kau masih kehilangan ingatan mu, kau tidak akan pernah tulus untuk menjadi temanku. Maka dari itu, akan ku huat kau menjadi teman ku yang tulus dan setia!" Pekik £D yang tak sabar mendapati Leo yang akan menjadi temanya kembali.     

Ujung suntukan itu sudah berada di permukaan lengan Leo. Leo tak berani memberontak setelah ujungnua itu menyentuh kulitnya. Ia hanya terdiam, keringat bercucuran keluar dari dahinya. Karena Ia sedikit takut dengan jarum suntik. Iapun hanya bisa pasrah dan menutup matanya dengan rapat! Dalam hatinyapun Ia tidak pernah berhenti untuk berdoa agar Ia tidak mengalami hal-hal yang menyakitkan!     

Syuuuuuuuur!     

£Dpun menekan suntikan itu, tak oama kemudian cairanya itupun memasuki tubuh Leo dengan segera. Kemudian menyebar di tubuhnya. Pada awalnya tak ada reaksi apapun yang Leo rasakan. Namun, tak lama kemudian tubuh Leo bergetar dengan hebat.     

Panik! Itulah yang dirasakan oleh £D, Ia tak tahu harus berbuat apa! Bahkan mengenai formula itupu Ia tak tahu. Yang Ia tahu adalah formula itu merupakan formuka pengembali ingatan. Hal itu Ia ketahui dari label luar yang ada di suntikan tersebut.     

£D benar-benar merasa ketakutan tatkala tubuh Leo semakin bergetar hebat! Apa yang harus Ia lakukan? Apakah Leo akan Mati? Jika iya, apakah £D akan dihukum dan dipenjara? Menurutnya tak ada yang bisa menolongnya. Kedua orang tuanya tak bisa Ia handalkan. Pekerja yang menjadi suruhanya bisa saja menjadi saksi jika Leo mati disini!     

"Berpikirlah, apa yang akam kau lakukan jika Leo mati dihapan lo?" Ujar £D frustasi melihat Leo yang masih bergetar dalam ikatanya.     

"Bukahkah lo siswa yang pintar?!" Tanya £D kepada dirinya sendiri.     

£Dpun berjalan resah kesana kesini, sesekali Ia mengintip apakah ada yang datang untuk menemui dirinya. Beruntungnya tidak ada pekerja yang datang, pekerja di rumah itu sangat menurut akan perintahnya. £D juga kerap kali menelan saliva miliknya sendiri karena resah.     

Setelah membutuhkan waktu beberapa menit, £D melihat keadaan Leo yang berhenti bergerak. Sontak melihat kejadian ini membuat £D berlari untuk menghampiri Leo yang terdiam di kursinya masih dengan posisi terikat.     

Hal pertama yang £D lakukan adalah mendekatkan jarinya ke bawah hidung Leo untuk memastikan apakah Leo masih hidup atau sudah mati!     

"Haaaaahuuuuu! Syukurlah!" Pekik £D ketika Ia merasakan adanya deru naoas yang keluar dari hidung Leo.     

£D kemudian terduduk lemas di hadapan Leo. Ia menatap Leo dengan penuh ke khawatiran bagaimanapun juga, £D sudah menganggap Leo layaknya adik kandungnya sendiri. Ia tidak akan terpisahkan dari Leo bagaimanapun keadaanya. Ia sangat sayang terhadap Leo.     

"Bangunlah!" Lirih £D yang melihat ke bawah.     

Kini, Ia tak sanggup melihat Leo yang seperti ini karena ulahnya! Ia juga sangat bersedih jika Leo harus ikut tersakiti oleh kedua orang tuanya, hanya karena Leo membela £D. Seharusnya, Leo tak perlu melakukan hal itu. Bukanya £D akan merasa srnang karena hukumanya beralih ke Leo. Justru kebalikanya, £D amat sangat berduka jika harus melihat Leo memiliki sebuah luka baru ditubuhnya.     

"Bangunlah, Saya mohon, bangunlah dan ingatlah Saya. Saya sangat merindukan anda! Karena anda merupakan adik yang saya sayang! Saya tidak punya apa-apa lagi selain anda. Tidak ada yang membela saya saat papah dan mamah menyalahkan saya! Tolong dengarkan saya, saya sedang bersedih! Apakah anda tahu?!" Ujar £D mencurahkan segala isi hatinya.     

Tes     

Tes     

Tes     

Tak perlu menunggu lama lagi, air mata £D sudah berjatuhan dan membasahi pipinya yang mungil. Bagaimana tidak diusianya yang menginjak umur 15 tahun. Ia harus dituntut untuk bersikap dewasa.     

Tak ada yang peduli denganya selain Leo. Tak ada yang membelanya selain Leo. Tak ada yang Ia sayangi selain Leo! Semuanya tentang Leo. Apapun itu, £D berharap selamanya Ia akan bersama dengan Leo sepanjang hidupnya.     

Sedih, Ia sangat sedih tatkala hanya kesunyian yang melanda di ruangan itu. Hanyalah isak tangis yang Ia keluarkan yang menggema di selurih penjuru ruangan. Yang Ia harapkan hanyalah suara Leo saat memanggil namanya dengan ceria untuk bermain bersama seperti dulu.     

"Saya minta maaf kepada Anda. Sekarang saya akan lebih ikhlas jika Anda tetap tidak mengingat saya! Terima kasih untuk semua yang sudah kau lakukan terhadap saya. Terima kasih karena selalu ada dan membela saya!" Ucap £D dengan bahasa yang masih formla.     

£D tetap menangis. Karena, jika Ia menahan tangisanya, justru hatinyalah yang semakin merasakan sesak dan terasa sakit. Tak ada pilihan lagi, jika memang Leo tak mengingatnya! Ia rela itu!     

"Apa kau rela jika aku tidak mengenalimu lagi, Teman?" Ujar seorang yang mampu membuat £D langsung mendongakan kepalanya.     

!!!!!     

£D kemudian tersenyum dalam keadaan mata yang masih sembab serta air mata yang masih tertahan dipipi mungilnya. Bukanya menghentikan tangisanya. Iapun semakin larut dalam tangisanya.     

Tak perlu berlama lagi, £D berdiri kemudian memeluk Leo dengan sangat erat! Bahkan Ia terlupa jika Leo masih terikat di kursi itu tanpa bisa membalas pelukan yang £D berikan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.