DUPLICATE.

POTONGAN SEBUAH PUZZLE



POTONGAN SEBUAH PUZZLE

0Banyak dari kita yang sebenarnya mengerti apa itu puzzle. Dan banyak juga dari kita yang pernah memainkan sebuah potongan puzzle untuk disusun menjadi sebuah gambar maupun bentuk. Tak heran, saat memainkanya kita juga harus pandai memilih manakah potongan yang sesuai satu potongan dengan potongan lainya. Atau, kita juga harus pandai bersabar dalam menyusun potongan puzzle satu persatu sehingga dapat menciptakan satu gambar yang sempurna.     
0

Selain puzzle merupakan sebuah permainan. Padahal, Bagaimana pun juga, kehidupan ini tidak luput dari yang namanya puzzle. Puzzle sendiri memiliki arti yang membingungkan.     

Dalam hal ini, puzzle mampu menggambarkan bagaimana kehidupan Raffaela yang harus bisa menemukan potongan-potongan puzzle itu secara utuh. Bahkan, Raffaela sendiri tidak mengerti, diamana Ia harus menemukan potongan puzzle yang sudah tercecer di berbagai tempat yang bahkan tidak diketahui oleh Raffaela.     

Namun, tak ada kata menyerah bagi dirinya. Terutama karena Ia juga sudah berjanji kepada cewe yang Ia temui tadi sore. Ralat, cewe itu meminta kepada Raffaela untuk berjanji kepada dirinya sendiri guna bertekad untuk menemukan semua ingatan masa lalunya.     

"Hah, apa yang harus gue lakuin?" Tanya Raffaela kepada dirinya sendiri yang sudah terbaring di kasur king sizenya.     

Jujur hari ini memang tak terlalu melelahkan. Namun, Ia sendiri sedikit malas untuk melakukan aktivitasnya di malam hari. Untungnya, sebelumnya Raffaela membeli makanan untuk disantapnya sebagai makan malam. Dengan begini, Ia tak perlu lagi keluar aparatemen hanya untuk membeli makanan.     

"Mengingat seluruh kejadian yang gue alami, ya? Mulai dari mana?" Tanya Raffaela keoada dirinya sendiri begitu mengingat ucapan Kate di cafe tadi sore.     

Mengingat perkataan Kate tadi sore. Kini, Raffaela bangkit dari tidurnya dan terduduk di ujung ranjang king sizenya. Iapun menyatukan jari-jari tanganya. dan menatap ke arah lantai dengan terpejam.     

"Awalnya gue mengeksekusi Refalda karena Ia telah berkhianat. Kemudian, gue bertemu sama keluarganya, gue ada janji untuk memberikan mereka uang guna membesarkan anak perempuanya. Setelah dari rumah Refalda, gue ke club dan bertemu dengan pria tua." Gumam Raffaela sembari mengingat semua kejadian yang telah Ia lalui.     

Tak perlu waktu lama untuk Raffaela mengingatnya. Karena Raffaela memiliki ingatan yang kuat tentang sebuah kejadian. Memang sih Raffaela sangat lemah jika harus mengingat nama seseorang dalam waktu dekat.     

"Oh iya, disini gue suka sama kata-kata pria tua itu. Yang kurang lebih bilang 'Kakau gue gak ingin menyesal, gue harus segera mendapatkan ingatan Gue!' Tapi, gue sendiri gak tahu, manakah kejadian dari ingatan gue yang udah gue lupakan!" Jawab Raffaela mengingat sedikit ucapan Pria tua yang pernah Ia temuin di salah satu Club beaar di Jakarta.     

Raffaela pun kemudian bangkit dan menuliskan apa yang sedang Ia ingat sekarang. yaitu, menuliskan kata-kata pria yang sudah Ia temui di Club pada malam itu. Raffaela salut, walaupun Ia pertema kali dan mungkin terkahur kalinya bertemu dengan pria tua itu, yang terpenting adalah, pria itu mampu membuat Raffaela menghentikannya untuk meminum. Hanya dengan alasan bahwa usia se Raffaela ini masih bersekolah.     

Namun, entah perkatanya ini benar atau tidak. Nyatanya, Raffaela sendiri percaya dengan ucapan pria tersebut. Lebih tepatnya lagi, sangat mempercayai bahwa Raffaela memang masih sekolah di SMA tingkat akhir. Hanya saja, keadaan Raffaela yang memaksanya untuk melupakan itu.     

"Carilah apapun hal yang bisa membuat ingatan gue kembali, sebelum gue sendiri menyesali atas apa yang gue lakukan kali ini!" Tulis Raffaela di buku yang selalu ada di atas mejanya.     

"Baiklah, setelah dari club gue kemana lagi?" Tanyanya sembari mengingat kembali kejadian dirinya.     

"Woiya, gue langsung dapet tugas untuk ke paris bersama Leo dan Bos. Disana, gue dikasih liontin sama Tuan Damien!" Ujar Raffaela begitu mengingat hadiah yang Tuan Demien berikan kepadanya kala itu     

"Mana liotin itu ya?" Cicit Raffaela dengan mencoba mencari liontin tersebut di laci mejanya. Dan tak lama kemudian ketemulah liontin pemberian Tuan Damien dengan segera.     

"Liontinya bagus banget! Pasti mahal nih. Sayangnya gue kagak demen ama ni liontin!" Ujar Raffaela kemudian membuangnya di depan mejanya.     

Ctak!     

Suara itu ditimbulkan dari liontin yang menatao ke dinding dekat meja belajarnya. Heranya lagi, Raffaela melihat jika bandul liontin tersebut terbelah menjadi dua. Dan dilihatlah sebuah foto yang sangat kecil, yang Raffaela yakini itu adalah foto sebuah keluarga harmonis.     

Yap, sebuah foto dengan isi ayah, ibu, kaka, dan adik. Yanh menjadi oerhatianya adalah, Begitu Raffaela mengambil liontin itu, lelaki yang berada disana adalah memiliki wajah seperti dirinya.     

SLUSH SLAH SLUSH SLASH.     

.     

.     

.     

Beberaoa kejadianpun terjadi, sebuah bayangan yang menampilkan keluarga tersebut sedang berpergian menuju ke suatu temoat sebelum mengantarkan adik mereka ke bandara.     

Yap, disitulah nama Alfa disebut oleh kedua yang berperan sebagai ketiga anggita keluarga yang lainya.     

"Babg, Alfa. Sheila mau beli eskrim! Tapi abang yang harus ebliin buat Sheila!" Ujar gadis itu keoada lelaki bernama Alfa.     

"Mai Abang beliun berapa?" Tanya oemuda itu kepada sang gadis.     

"Yang banyak pokoknya." Jawab Gadis itu dengan menggerakan kedua tanganya dari atas kepala sampai menyentuh pingganynya. Membentuk huruf O besar dengan kelakuan kedua tanganya itu.     

"Bentar, ya, Abang beliin dulu!" Ujar Pemuda Alfa itu setelah meminta uang kepada ibunya. Kemudian Alfa membelikan 3 eskrim. 1 untuk dirinya dan 2 lainya untuk adiknya bernama Sheila.     

Setlah dari sana, mereka semua berfoto dan kemudian mmenuju bandara untuk mengantarkan Sheila pergi. Setelah sampai di Bandara, kedua saudara mereka telah menunggu Sheila untuk sampai di sana. Kedua saudara inilah—bisa dibilang om dan tante mereka—yang akan mengajak Sheila liburan ke tempat saudaranya dan tinggal di Bali beberapa hari lagi.     

Di tempat nyatanya, Raffaela berusaha dengan sangat kuat untuk menahan kepalanya yang hampir pecah! Ia sangat merasa kesakitan dengan tetap mendapatkan sebuah kejadian melalui bayangan setelah melihat dan memegang bandul liontin tersebut.     

Entah aoa yang sedang terjadi, pokoknya Raffaela harus menerima ini semua seperti dengan apa yang sudah menjadi Sayarat kedua yang diberikan cewe itu kepadanya. Bahwa, Raffaela tidak boleh menolak kejadian ini dengan cara harus menerimanya dan menelan semua bayangan ini dengan secara tiba-tiba.     

"Gak mau, Sheila gak mau pergi.... Sheila gak mau pisah sama Bang Alfaa!" Rengek gadis itu kepada kedua orang tuanya, yaitu mamah dan papahnya.     

Sedangkan Alfa sebagai abang kandungnya juga sebenarnya tidak ingin berpisah dengan adiknya walau hanya untuk beberapa hari saja. Namun, ini semua sepertinya telah menjadi sebuah rencana Ayahnya yang mengkhawatirkan kejadian pada beberapa hari lagi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.