DUPLICATE.

SHEILA GAK MAU ABANG PERGI!



SHEILA GAK MAU ABANG PERGI!

0"Dari buku catatan Abang di kamar, Sebelumnya Sheila udah curiga kepada Abang saat Abang tiba-tiba pergi tanpa kabar dan meninggalkan Sheila. Sampai Sheila nekad buat cari info, dan pertama kali yang Sheila temukan adalah beberapa buah vcd yang isinya Abang marah sama Papah. Sekarang, sedikit demi sedikit Sheila mengetahui informasi mengenai Grinonium dan Cloning Deluxie yang akan Abang lakukan besok!" Jelas Sheila panjang dan lebar.     
0

Ia memang sengaja menceritakan semuanya, hal ini berguna untuk mendesak Alfa supaya segera menceritakan semua kebenaranya kepada Sheila.     

Mendengar pernyataan keluar dari mulut Sheila semakin membuat Alfa terkaget. Ternyata Sheila sudah mencurigainya sejak Alfa melancarkan aksinya untuk menyelamatkan Bagaskara. Kini, Gantian Alfa yang akan mengungkapkan apa yang sudah menjadi pertanyaan untuk Sheila. Inilah waktunya,     

"Mungkin sekarang waktunya yang tepat untuk Sheila mengetahui segalanya," Batin Alfa yang mau tidak mau akan menjelaskan semuanya.     

"Hufh, Abang akan cerita ke kamu, tapi kamu harus diem dulu! Abang gak mau kamu nangis!" Ujar Alfa pada akhirnya. Alfa sempat menarik napasnya berat sebelum mengeluarkan kalimat tersebut.     

Mendengar perintah tersebut membuat Sheila menghentikan tangisanya, Ia sesekali masih sesenggukan karena Ia memang tulus menangisi Alfa. Kini, Alfa tetap merangkul Sheila dan menariknya untuk disandarkan ke dada bidang milik Alfa. Semuanya akan Alfa ceritakan kepada Sheila, termasuk alasan mengapa Alfa melarang Sheila bertemu dengan Leo.     

"Sudah siap?" Tanya Alfa yang hendak menceritakan semuanya.     

Sheila menjawab dengan anggukan Ia tetap berada di dada bidang Alfa tanpa mengubah posisinya. Sekarang, Sheila siap mendengarkan semua rahasia milik Alfaeyza Alexander.     

"Dulu, Abang itu orang yang biasa, orang yang gak terlalu pintar dan orang yang gak terlalu bodoh. Bisa dibilang Abang orangnya pas-pasan. Sampai saat itu Abang pernah melihat Papah bertemu dengan sahabat Papah, yaitu Om Gipson dan Tuan Federick. Mereka berkunjung kerumah saat Abang masih SMP. Saat itu kamu sedang liburan di Bali." Jelas Alfa dari pertama kali bercerita, Sedangkan Sheila mendengarkan setiap kata yang keluar dari mulut Alfa dengan seksama.     

"Sampai suatu hari, Mereka menemukan sebuah formula. Tapi, yang menemukan adalah Papah, Papah menemukan sebuah ramuan khusus yang Papah ciptakan. Papah menciptakan formula itu sendiri karena saat itu, formula yang hendak mereka ciptakan membuat persahabatan diantara mereka merenggang. Alhasil, Papah melanjutkan formula itu sendirian." Sambung Alfa tetap memberikan penjelasan.     

"Sejak saat itu, Abang adalah orang pertama yang diberikan formula itu oleh Papah. Waktu itu abang dikasih obat tidur, makanya Abang waktu buka mata, Abang udah diiket sama Papah. Kata Papah, ini semua untuk kebaikan Abang. Yaudah Akhirnya Abang pasrah, karena Abang gak bisa menolak dan kabur dari ikatan Papah. Sampai akhirnya formula itu masuk ketubuh Abang." Tutur Alfa dalam menyampaikan ceritanya.     

"Sumpah demi apapun, saat formula itu masuk ketubuh Abang. Reaksinya sangat cepat, Abang sampai gak bisa berkata, Abang cuma bisa teriak karena rasa sakit dan panas yang langsung menjalar di setiap tubuh Abang. Abang butuh beberapa minggu untuk pulih dari rasa sakit itu." Tutur Alfa lagi.     

"Sampai, Om Gipson mengetahui formula yang telah diciptakan Papah berhasil, Kemudian Om Gipson hendak menangkap Papah. Tapi karena kegigihan Papah untuk bungkam, Akhirnya Papah meninggal karena...Papah diberi sengatan listrik untuk mendesaknya bercerita." Demi apapun, ucapan Alfa mengenai Papahnya sungguh membuat hati Sheila teriris. Mengapa dunia penelitian sebegitu kejamnya terhadap sebuah nyawa seseorang, hanya karena menginginkan sebuah formula itu. Sheila gak habis pikir, dimana letak rasa kemanusiaan yang melekat di hati mereka?     

"Akhirnya, Om Gipson membuat formula lagi sendiri, dan yang dijadikan kelinci percobaanya adalah anak angkatnya, yaitu Bagaskara. Dulu Bagaskara adalah teman SMP Abang, Tapi kami bukan orang yang akrab. Kami sempat berpisah sampai kami bertemu kembali di SMA kelas XII. Beberapa kejadian Abang lalui, salah satunya saat kamu masuk rumah sakit karena ada truk itu, soalnya Abang tahu kalau Bagaskara saat itu marah ke Abang dan hendak membuat Abang sama kamu celaka." Sambung Alfa tetap dengan ceritanya.     

Sheila masih tetap saja mendengarkan semua kejadian dengan khidmat. Namun, saat mengetahui bahwa Bagaskara ada di tempat Sheila tertabrak tembok itu, Sheila sempat kaget dan tak mempercayainya. Kenapa bisa? Bukanya Bagaskara selama ini adalah orang yang baik? Setidaknya itulah yang Sheila kenal mengenai sifat Bagaskara. Sheila memilih diam supaya Alfa bisa dengan segera menyelesaikan ceritanya.     

"Tapi, saat kejadian itu juga Abang tahu bahwa Bagaskara membutuhkan pertolongan Abang. Alhasil Abang cari cara dan bertemu dengan Alpha di laboratorium Papah. Kapan-kapan akan Abang tunjukan kepada kamu, tapi tidak dalam waktu dekat. Alpha adalah ciptaan Papah yang wajahnya sama persis dengan Abang. Alpha juga memliki kekuatan yang berbanding terbalik dengan Abang." Jelas Alfa tanpa rasa lelah.     

"Alhasil, Abang bisa menyelamatkan Bagaskara. Sampai akhir cerita, sekarang Alpha yang disekap oleh Cloning Deluxie. Tujuan sebenarnya Cloning Deluxie adalah untuk menangkap Abang. Tapi saat itu mereka menemukanya Alpha, bukan Abang. Selesai" Tutur Alfa menutup ceritanya.     

Alfa tersenyum tatkala Sheila melihat kearah wajahnya. Bisa kalian rasakan senyuman itu tulus diberikan kepada Sheila. Tapi senyuman itu terlihat miris ketika mendengar sebuah cerita yang keluar dari mulut Alfa.     

"Apakah yang akan Bang lakuin sampai membahayakan diri Abang?" Tanya Sheila yang kini melepaskan pelukan dari Alfa. Ekspresi Sheila kini berubah menjadi khawatir, Ia menatap wajah Alfa dengan teliti.     

"Apakah pertanyaanmu ini perlu Abang jawab?" Tanya balik Alfa.     

Sebenarnya pertanyaan Alfa bukan diberikan karena pertanyaan Sheila tidak berguna. Tapi, Alfa tidak ingin Sheila terlalu mengkhawatirkan dirinya. Sudah cukup Alfa saja yang melewati ini semua. Sudah cukup biar Alfa saja yang mengkhawatirkan orang-orang yang membantunya.     

Biarkan Alfa saja, setidaknya Alfa menerima jika dia ditangkap. Tapi, kenapa orang-orang disekitarnya justru yang terlihat bersedih dengan tindakan Alfa. Alfa tidak ingin hal itu terjadi, terutama pada Sheila yang sangat disayang oleh Alfa.     

"Jelas, dong! Sheila sangat mengkhawatirkan Abang!" Sosor Sheila langsung setelah ucapan Alfa.     

"Justru inilah, Abang tidak memberitahukan rahasia ini kepada kamu karena Abang takut jika Kamu akan mengkhawatirkan Abang. Abang gak papa, Sheil. Abang hanya tidak ingin Sheila ikut terlibat disini! Dan Abang takut jika kamu akan membenci orang yang terlibat disini." Ucap Alfa memberikan penjelasan.     

"Abang, bolehkah Sheila ngomong?" Ucap Sheila yang menginginkan Alfa untuk mendengarnya.     

"Boleh, dong. Mau ngomong apa?" Tanya Alfa mempersilahkan.     

"Sheila gak mau Abang pergi! Cukup Papah saja yang meninggalkan Sheila!" Jawab Sheila cepat begitu di persilahkan oleh Alfa.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.