DUPLICATE.

TUDUHAN YANG SALAH



TUDUHAN YANG SALAH

0Alfa kini berjalan menyusuri koridor sendirian. Ia melangkahkan kakinya untuk menemui Bu Ratna di ruang BK. Alfa tak mengerti mengapa dirinya dipanggil Bu Ratna, pasalnya hari ini Ia tidak melakukan kesalahan kecuali bolos saat jam pelajaran pertama. Itupun jika ketahuan.     
0

Alfa sekarang berdiri tepat di depan pintu ruang BK. Tak lupa Alfapun mengetuk pintu untuk meminta izin memasuki ruangan.     

tok tok tok,     

"Permisi, Bu." Ucap alfa dengan sopan.     

Didalam ruangan tersebut hanya ada Bu Ratna yang kemudian mempersilahkan Alfa untuk masuk ke ruang Bimbingan Konseling. Setelah mendapat persetujuan dari Bu Ratna, akhirnya Alfa memasuki ruangan tersebut dan duduk dihadapan Bu Ratna. Kali ini dengan sopan.     

"Ternyata kamu kesini ya." Kalimat pertama yang keluar dari mulut Bu Ratna semakin membuat Alfa kebingungan. Bu Ratna menaruh semua kertas yang tadi berada di tanganya dan dialihkan di samping meja.     

"Loh bukanya Ibu yang manggil saya lewat speaker indoor barusan ya?"     

"Huum," deham Bu Ratna singkat.     

"Kok ucapan pertama Ibu malah kayak orang kaget sih, Bu?" Tanya Alfa menahan kekehanya kepada Bu Ratna.     

"Hehehe ya enggak, saya kira kamu bolos sekolah, soalnya ada gury yang memberikan beberapa foto untuk diberikan kepada Ibu," Jelas Bu Ratna dengan menunjukan sebuah foto di ponselnya yang berisi seseorang mirip dengan Alfa dan Gabriella.     

"Saat Ibu sedang mengajar, ibu mendapatkan foto kalau kamu sedang pergi sama mamahmu." Lanjut Bu Ratna. Bu Ratna sangat kenal dengan Gabriella, karena Gabriella dengan hampir sering datang ke sekolah saat Alfa kelas XI.     

"Buset, apakah ini Alfa? Ta-tapi kenapa pakaianya sangat mencolok, tahu sih kalau untuk menutupi jati dirinya, apalagi gue lagi disekolah. Tapi gak begini juga kali." Batin Alfa yang mengira di dalam foto tersebut adalah wajah dari Alpha. Sedangkan Alfa sudah menebak bahwa Gabriella tengah membeli barang untuk keperluan Alpha. Sungguh Ibu yang pengertian.     

"Dan alasan kamu saya panggil kesini hanya untuk memastikan, apakah kamu masih berada di lingkungan sekolah atau foto tersebut memang benar adanya." Jelas Bu Ratna kepada Alfa.     

"Ah, mungkin kita hanya mirip, Bu. Gak mungkinkan saya keluar dari lingkungan sekolah, sayakan anak rajin, Bu. Jadi mana mungkin saya bolos sekolah." Alih Alfa dengan sangat percaya diri.     

"Wajar dong saya curiga. Kamu aja sukanya bolos pelajaran terus. Saya tebak wis, mesti kamu jam pelajaran ini boloskan?" Tebak Bu Ratna dengan tepat sasaran. Alfapun mengangkat alisnya dan menjentikan jarinya.     

"Wah, Ibu tahu sekali. Tebakan Ibu juga benar. Ibu bisa nih, pasang nomor untuk saya." Ucap Alfa dengan kurang ajar.     

"Jaga bicaramu ya, Alfa!" Ucap Bu Ratna dengan cepat. Bu Ratna kemudian menatap tajam ke arah Alfa. Bu Ratna selalu saja dibikin jengkel setiap kali mendapatkan tamu seperti Alfa di ruanganya.     

"Eh, salah ya, Bu. Maafin deh, Bu." Ucap Alfa membuat Bu Ratna kembali menahan emosi yang hendak meluap dengan cepat.     

"Terserah kamu. Pokoknya saya minta sekarang kamu telefon Mamah kamu, dan tanyakan dimana keberadaanya sekarang!" Perintah Bu Ratna.     

"Lah, Ibu gak percaya sama saya?" Ucap Alfa dengan penuh dramatis.     

"Bukanya gak percaya, tapi Ibu yakin kamu awalnya keluar terus kembali lagi ke sekolah." Ucap Bu Ratna yang penuh dengan imajinasi.     

"Jokes Ibu-Ibu paling ya. Mana bisa gue denger suara panggilan itu kakau gue masih diluar." Batin Alfa yang merespon ucapan Bu Ratna.     

Tak merespon jawaban Bu Ratna selain dengan batin dalam hati. Alfa kemudian mengeluarkan handphonenya di saku celana abu-abu yang dikenakanya. Ia kemudian mencari nama "Ibu Negara" di kontak yang disimpan Alfa. Setelah menemukanya dengan segera Alfa menelpon Gabriella.     

tuuuut tuuut tuuut     

"Halo, kenapa Alfa? Kenapa nelpin Mamah? Apakah Mamah dipanggil sama Bu Ratna lagi?" Ucap Gabriella dengan was-was pasalnya jika setiap kali Alfa menelpon Gabriella di saat jam sekolah, dapat dipastikan bahwa Gabriella dengan cepat harus menuju ke sekolah untuk ikut diperingatkan.     

"Hush, Mamah. Suudzon terus sama anaknya. Mamah tidak dipanggil sama Bu Ratna. Bu Ratna hanya ingin tahu posisi Mamah sekarang. Mamah dirumahkan?" Tanya Alfa untuk membuat Gabriella mengikuti alur ucapanya.     

"Mamah sedang diluar bersama Alpha." Ucap Gabriella dengan jujur. Beruntung Alfa tidak mengaktifkan fitur speaker di layar handphonenya.     

"Alfa tolong nyalakan speakernya, biar saya denger Mamah kamu sedang dimana!" Perintah Bu Ratna yang sudah mulai curiga.     

"Baik, Bu." Alfapun dengan segera memencet fitur speaker di layar ponselnya.     

"Mamah, Alfa ulangi pertanyaan Alfa ya, Mah. Apakah Mamah sedang dirumah? Tadi Mamahkan jawab sedang dirumah kan, Mah? Katanya Mamah sedang memasak di dapur? Bukanya Bibi pulang kampung ya, Mah. Berarti Mamah benar-benar sedang dirumah dong. Mamah kata Mamah lagi masak untuk Alfa sama Sheila." Ucap Alfa panjang lebar, Ia benar-benar berharap kalau kali ini Gabriella mengerti maksudnya.     

Bu Ratnapun hanya menunjukan wajah kebingunganya mendengar ucapan yang dilontarkan Alfa kepada Gabriella.     

"Kamu bicara apa sih, Fa?" Tanya Gabriella balik kepada Alfa.     

"Mampus, pasrah deh gue. Mamah memang sering gak bisa diajak kerja sama." Dengus Alfa di dalam batinya.     

"Alfa tanya, sekarang Mamah sedang dimana?" Tanya Alfa lagi, kali ini pasrah dengan jawaban Sang Mamah.     

"Oalah, bener kata kamu dong. Mamah sedang didapur. Kam kamu tahu sendiri Bibi lagi pulang kampung. Makanya nanti kalau udah pulang segera pulang ya. Mamah udah masakin makanan buat kamu sama Sheila." Jawaban Gabriella sekarang mampu membuat Alfa tertawa dengan penuh kemenangan. Bu Ratnapun dibuat malu telah menuduh Alfa sembarangan.     

"Yaudah, Mah. Alfa akhiri teleponya ya, Mah. Mamh lanjut masak aja takut kalau Alfa ngganggu Mamah." Ucap Alfa berniat mengakhiri teleponya.     

"Oke, Sayang." Jawab Gabriella.     

Mendengar jawaban Gabriella membuat Alfa dengan segera menutup teleponya. Alfa kini menatap Bu Ratna dengan senyum songongnya. Sedangkan Bu Ratna mengejek Alfa dengan membentuk bibirnya ke bawah.     

"Saya tidak berbohong kan, Bu?" Ucap Alfa penuh kemenangan.     

"Hais, Iya. Baiklah, maafkan saya sudah menuduh kamu sembarangan. Tapi kalau lain hari ibu tahu kamu bolos, Ibu gak akan segan untuk menghukum kamu. Paham?" Ucap Vu Ratna.     

"Baiklah, Bu. Saya maafkan tuduhan Ibu terhadap saya. Untung saya tadi tidak berdoa, karena orang yang didzolimi kan doanya terjabah." Ucap Alfa     

"Haduuh, susah nih! Oke terima kasih atas waktunya saya ucapkan kembali ke kelas!" Perintah Bu Ratna yang sekarang dengan cengiranya. Bu Ratna cukup bersahabat dengan Alfa. Tetapi beliau tidak segan untuk memberikan hukuman kepada Alfa.     

"Weh, Bu Ratna gaul. Permisi, Ibu." Ucap Alfa dengan segera keluar dari ruang BK. Tak lupa sebelum keluar Alfa mencium tangan Bu Ratna.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.