DUPLICATE.

TUJUAN SETELAH EKSEKUSI



TUJUAN SETELAH EKSEKUSI

0Tanpa menunggu banyak kata yang keluar dari mulut Raffaela untuk menjawab perkataan Refalda. Raffaela dengan segera sebuah pistol yang berada di samping celana-nya. Tak lama kemudian pistol tersebut Ia arahkan kepada Rafelda untuk segera membuatnya meninggalkan keadaan di dunia.     
0

"TOLONG AMPUNI SAYA! SETIDAKNYA LINDUNGI KELUARGA SAYA! SAYA MOH—"     

DOR!     

DOR!     

DOR!     

Ucapan Refalda yang meminta kepada Raffaela untuk melindungi keluarganya yang masih utuh, terpaksa harus terpotong, sebab Raffaela menembakan pelurunya kearah jantung Refalda sebanyak tiga kali tanpa jeda!     

"Bereskan mayatnya dengan segera!" Perintah Raffaela kepada kloningan disana, yang masih setia berdiri mendampingi Raffaela yang melaksanakan tugasnya.     

"Siap, laksanakan!" Jawab salah satu kloningan tersebut.     

Setelah medapatkan jawaban yang Ia harap, Raffaelapun segera keluar meninggalkan kloningan itu untuk membiarkan mereka membereskan mayat Refalda. Masih ada tujuan wajib lain yang harus Ia lakukan setelah mengeksekusi seseorang di ruang eksekusi.     

Sebenarnya Refalda adalah orang ke dua yang mati dan dieksekusi langsung oleh tangan Raffaela dalam minggu ini. Padahal, Raffaela sendiri baru saja bergabung selama sebulan tepat di Cloning Deluxie. Tepat kemarin, Raffaela juga mendapatkan perintah untuk mengeksekusi seorang pria yang juga bekerja sama dengan Refalda untuk mengkhianati Cloning Deluxie.     

Raffaela menuju ke ruang pengumpulan informasi untuk mendapatkan informasi pribadi mengenai Refalda. Ia pun dengan segera mengambil buku berisi informasi Refalda yang di sampul buku-nya bertuliskan Refalda Graha.     

Seperti yang kita ketahui bahwa isi buku itu berisi informasi Refalda, yang memuat,     

Nama lengkap, tanggal lahir, status kawin, alamat rumah, jumlah anak, serta posisi atau jabatan yang Ia jabat di Cloning Deluxie. Alfa tak mengira bahwa Refalda merupakan mantan pengumpulan informasi di Cloning Deluxie.     

Setelah mengetahui informasi pribadi Refalda,Raffaelapun segera keluar dari markas Cloning Deluxie dan segera mengendarai motornya menuju ke alamat yang sudah dituliskan di buku informasi tersebut.     

Raffaela menggunakan motor berwarna hitam legam dan helm yang berwarna senada pula. Seluruh yang melekat pada tubuh Raffarlapun dominan dengan warna hitam. Entahlah, selain karena tuntutan atas jabatan yang Ia miliki, Raffaela juga menyukai warna elegan tersebut.     

Di malam yang sangat cerah, Raffaelapun membelah jalanan Ibu Kota yang sangat padat. Di sepanjang perjalanan, Raffaela selalu menjadi pusat perhatian saat Ia berhenti di bawah lampu merah. Memang tak hisa dipungkiri bahwa apa yang sedang dikenakan oleh Raffaela memang mencuri perhatian orang-orang yang juga melakukan aktivitas serupa, yaitu menunggu lampu merah berganti menjadi hijau.     

Pakaian dengan jas hitam yang rapi, sepatu fantofel jenis lelaki, jam tangan yang melingkar berwarna hita, motor idaman para perempuan berwarna hitam, serta helm yang dikenakan Raffaela memang sangat cocok untuknya. Apalagi postur tubuh Raffaela yang sangat proposional pun lebih-lebih mampu mengundang tatapan para pengguna motong yang lainya.     

Sebenarnya, Raffaela memiliki tujuan yang entah mengapa harus Ia lakukan setelah mengeksekusi seseorang. Baginya, tak ada hal yang pantas Ia banggakan setelah mencabut nyawa seseorang secara paksa menggunakan tanganya yang sangat tak berperikemanusiaan.     

Kini, Raffaela telah sampai di depan sebuah rumah yang Ia dapat dari alamat di buku Refalda. Tak ada keraguan dalam diri Raffaela untuk memasuki rumah tersebut. Ia juga tahu, kejadian apa yang akan menimpanya di dalam sana. Tapi, Ia tak gentar untuk bertanggung jawab dengan apa yang telah Ia oerbuat kepada Refalda.     

Tok tok tok...     

Raffaela-pun mengetuk pintu tersebut dan mananti seseorang untuk mempersilahkanya memasuki rumah itu.     

"Iya, sebentar!" Jawab seorang wanita dari dalam rumah itu.     

Raffaelapun tetap berdiri di depan pintu itu, sesekali Ia melumat bibirnya yang basah dan menelan salivanya untuk membuatnya tidak gugup di depan wanita itu.     

Ceklek,     

Terlihatlah seorang wanita yang berumur sekitar 30 tahunan. Tak lama kemudian ada seorang anak perempuan yang berdiri di balik wanita itu, kira-kira anak tersebut berusia 7 tahun.     

"Ada perlu apa ya nak? untuk datang kerumah Saya?" Tanya wanita itu yang tidak mengenali siapa sebenarnya Raffaela itu.     

"Apakah benar ini adalah rumah dari seseorang bernama Refalda Graha?" Ucao Raffaela memastikan sebelum Ia menjelaskan maksud dan tujuanya datang ke rumah ini.     

"Iya, benar. Saya istrinya, dan ini anak Saya. Hanya saja, kalau kamu mau bertemu dengan suami saya, Beliau sedang tidak ada di rumah, suami saya sedang bekerja." Jelas Wanita itu kepada Raffaela.     

Dengan cepat Raffaela menjawab perkataan wanita itu denfan segera,     

"Bukan, bukan suami ibu yang hendak saya temui. Tapi ibu yang hendak saya temui!" Jelas Raffaela dengan sangat sopan.     

"Ada perihal apa kamu ingin menemui Saya?" Tanya wanita itu penuh curiga. Walaupun penampilan Raffaela sangat rapi, tapi perkataan Raffaela mampu membuat wanita itu ketakutan denganya.     

"Maaf sebelumnya, bolehkah kita membicarakan perihal ini di dalam saja? Dan kalau bisa hanya berdua saja tanpa perlu anak anda mendengarnya!" Pinta Raffaela kepada wanita itu.     

Wanita tu awalnya sempat ragu untuk menerima permintaan dari Raffaela. Tapi, Iapun dengan segera menepis pikiran negatifnya dan segera menpersilahkan Raffaela untuk masuk ke dalam rumahnya.     

"Nak, kamu pergi bermain sendiri dulu ke dalam kamar ya! Ibu masih ada tamu untuk berbicara!" Perintah wanita itu lembut kepada Sang putrinya.     

"Baik, Ibu! Nanti kalau sudah, kita bermain bersama lagi ya. Sembari menunggu kepulangan Ayah." Jawab Sang putri dengan boneka yang berada dalam pelukanya.     

Wanita itupun tersenyum sembari mengangguk kepada putrinya. Sedangkan Raffaela, merasa sangat bersalah dengan tugas yang baru saja Ia selesaikan.     

Setelah putri wanita itu memasuki kamarnya, pandangan wanita itu kini mengarah kepada Raffaela.     

"Ingin minum apa? Biar saya buatkan terlebih dahulu." Tawar wanita itu keoada Raffaela. Bisa dipastikan bahwa wanita itu sangat memiliki hati yang lembut. Mulai dari tutur kata yang keluar dari mulutnya, hingga respon sang anak kepadanya sangat menggambarkan bahwa wanita tersebut adalah sesosok ibu yang sangat penyanyang.     

"Tak perlu repot-repot. Tujuan Saya kemari hanya untuk memberikan informasi kepada Anda mengenai keadaan suami anda." Jelas Raffaela tanpa ragu.     

"Mengenai keadaan suami Saya? Memangnya ada apa dengan keadaan suami Saya?" Tanya wanita itu dengan raut wajah yang kebingungan.     

Raffaelapun sempat ragu untuk menlanjutkan perkataanya. Namun, keraguan itu langsung Ia tepis begitu saja.     

"Ayolah, jangan jadi seorang pengecut yang hanya bisa lari dari tanggung jawab!" Batin Raffaela untuk memperkuat tekadnya guna menghampiri keluarga Refalda.     

"Begini, Suami Anda sekarang sudah tidak lagi memiliki kehidupan di dunia!" Ujar Raffaela dengan segera.     

"Maksud Anda?" Tanya Wanita itu kembali.     

"Suami Anda telah meninggal dunia! Beliau mendapatkan hukuman berupa eksekusi mati karena telah mengkhianati sebuah organisasi tempat beliau bekerja." Jelas Raffaela dengan tuntas.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.