DUPLICATE.

KEPEKAAN LEO



KEPEKAAN LEO

0"Lo kemana aja? Lama amat!" Tanya Leo kepada Raffarla yang baru saja datang menghampirinya bersama Farrel— Clone-1.     
0

"Ck, biasalah, banyak kejadian tadi!" Keluh Raffaela kepada kedua temanya yang berada di Cloning Deluxie.     

"Emangnya ada kejadian apaan? Lusuh amat muka lu!" Tanya Leo kepada Raffaela.     

"Iya, Raff! Muka kamu kelihatan pucat!" Lanjut Farrel menimpali ucapan Leo.     

Raffaela pun bingung menanggapi pertanyaan yang dilontarkam mereka berdua. Apakah Ia akan membicarakanya atau malah menutupinya? Tapi, mereka berdualah teman Raffarla di sana. Walaupun, tingkah Leo yang kadang membuktikan bahwa Leo tak terlalu peduli dengan dirinya. Raffaelapun menarik napasnya dengan berat! Kemudian menjawab hal umum yang akan Ia lontarkan.     

"Tadi, ada seorang wanita, kemungkinan seumuran gue! Namanya Kate! Dia bawa berkas yang di rampok sama orang. Saat dianya mau ngejar rampok itu, dianya gak lihat kalau ada sebuah truk yang hendak menabrak dia! Yaudah, gue nolongi dia tapi gak sengaja mengeluarkan kekuatan gue! Mau gimana lagi, yang penting dianya gak ketabrak sama Truk itu!" Jelas Raffaela kepada Leo dan Farrel.     

Mendengar perkataan Raffaela membuat Leo dan Farrel menganggukan kepala tanda paham dengan apa yang diucapkan oleh Raffaela. Tapi, Leo penasaran bagaimana reaksi orang yang sudah ditolong sama Raffaela.     

"Terus, reaksi orang yang lo tolong gimana?" Tanya Leo lagi.     

"Entahlah, tapi gue lihat cewe itu biasa saja. Walaupun awalnya wajahnya terlihat pucat karenanya." Jawab Raffaela singkat.     

"Pak, Saya pesan minuman yang ringan aja ya! Seperti es teh aja!" Pesan Raffaela kepada seorang yang melayani petugas yang hendak memesan sesuatu, untuk segera dobuatkan di dapur.     

"Baik, Tuan!" Ujar pria itu mengiyakan permintaan dari Raffaela.     

"Apakah banyak orang yang lihat kamu melakukan sesuatu yang diluar nalar manusia?" Tanya Farrel yang juga ikutan kepo mengenai tindakan Raffaela yang telah Ia katakan.     

"Untungnya gak banyak, karena yang melihat ini hanya cewe yang gue tolongi sama supir truk itu aja!" Jawab Raffaela lagi.     

"Tapi sayang, supir truk itu langsung pergi meninggalkan cewe itu tanpa rasa bersalah." Lanjut Raffaela yang memang menyayangkan hal itu. Iapun kemudian meminum minuman yang baru saja sampai, dan dikirimkan pria tadi.     

Sedangkan Leo dan Farrel sudah tak heran mengenai sifat manusia yang memang tak pernah bertanggung jawab. Mereka memang melakukan hal buruk dengan bersembunyi tangan. Biasalah! Walaupun masih ada segelintir orang yang memang sudah bertanggung jawab dengan apa yang mereka lakukan.     

"Udah biasa itu, Raff. Sudah banyak juga yang saya temui, baik dalam markas maupun di luaran sana!" Ujar Farrel keoada Raffaela.     

"Iya juga sih, gue juga udah tahu banyak tentang itu, cuma gak habis pikir aja! Dianya kan hampir membuat orang lain celaka! Kenapa gak mau bertanggung jawab! Setidaknya bilang maaf kek! Bikin kesel aja sama orang kek gitu, cowo pula!" Curah Raffarla yang sangat amat kesal dengan supir truk itu. Bahkan semua ucapan yang Raffaela lontarkan terdengar seperti seorang cewe yang sedang mengomel. Apalagi seperti dirinya sendiri yang telah mengalami hal tersebut.     

"Tenang, tenang. Hahaha, muke lu kek comot gitu! Bikin ngakak aja!" Ujar Leo yang sudah tertawa melihat tingkah Raffaela yang mengeluh.     

"Ih Leo jahat!" Keluh Raffaela dengan gaya dan suara cewe.     

"Jijik gue bangsat!" Umpat Leo melihat tingkah Raffaela. Namun, karena itu juga, Ia tertawa melihatnya.     

Karena umpatan Leo juga akhirnya Raffaela dan Farrel ikut tertawa. Bahkan, Raffaela sendiri merasa geli dengan aoa yang talh Ia lakukan.     

Setelah ebberapa menit tertawa bahak, Leo pun menghantikan tawanya dan segera menyeruput minumanya kembali, sebelum Ia melontarkan pertanyaan tambahan kepada Raffaela.     

"Ada lagi gak setelah itu?" Tanya Leo keoada Raffaela, membuat Raffaela terdiam dan Farrrl yang kebingungan.     

"Maksud lo?" Ujar Raffaela berusaha tak tahu maksud dari apa yang telah di lontarkan oleh Leo.     

"Cih, gue tahu pasti ada hal lain lagi yang terjadi, bukan? Karena gue tahu gambaran wajah lo yang terlihat tertekan, atau banyak pikiran." Jelas Leo yang mengerti perasaan Raffaela dari melihat ekspresi yang ditunjukan oleh Raffaela.     

"Memangnya, walaupun Leo cuek tapi dia yang levih peka ke gue, anjir. Gue harus hati-hati juga sih kalau Lei se-sensitif ini keoada orang lain. Atau hanya keoada orang terdekatnya aja ya? Weeeh, jadi paling penting gue!" Batin Raffaela mengenai tingkah dan kesensitifan dari Leo.     

"Weh, lu khawatir sama gue?" Goda Raffaela mengalihkan pembicaraan untuk membuat Leo kesal dan akhirnya pembicaraan pun berganti.     

"Bangke ya lu! Ditanya juga!" Umpat Leo benar-benar kesal.     

"Santai aja, Gue gak ada masalah yang lebih serius kok! Lo tenang aja!" Jawab Raffaela berusaha membuat Leo tenang.     

"Serah lu deh, yang jelas, Lo bisa mempercayakan masalah lo ke gue kalau gak Farrel. Yang jelas, jangan sampai lo curhat ke orang lain terutama irang di dalam markas, termasuk bos lu!" Pesan Leo.     

"Gue bukan bermaksdu apapun. Tapi, kalau lo curhat ke mereka, itu namanya lo cari mati! Apalagi curhat mengenai ingatan lo yang hilang itu!" Sambung Leo yang juga di dukung oleh Farrel.     

"Bener juga sih apa yang dikatakan sama Leo. Kamu harus bisa memilah kepada siapa kamu mau curhat. Soalnya, mereka semua gak sepenuhnya orang baik!" Sambung Farrel yang juga berpesan kepada Raffaela.     

"Hehehe, kalian tenang saja! Gue akan cerita ke kalian kalau gue ada masalah! Dan sebisa mungkin gue gak akan curhat ke mereka mengenai permasalahan ini." Jawab Raffaela.     

"Permasalahan ini. INI? gue tqhu sih lo punya masalah dengan 'permasalahan ini' yang lo katakan. Tapi, kalau lo sendiri gak mau cerita ke kita juga gue gak masalah sama keputusan lo!" Ucap Leo tang tanoa sengaja menyoroti perkataan Raffaela dengan sangat intens.     

'Wah, anjir, gue keceplosan. Bego banget sih lu Raff!" Umpat Raffaela keoada dirinya sendiri yang tak sengaja kelepasan dalam berucap.     

"Iya, gue ada masalah tapi gue memang gak bisa cerita ke kalian. Karena ini masalah gue, jjadisebisa mungkin gue bakalan coba menghadapi dan menyelesaikan masalah gue sendiri." Jelas Raffaela pada akhirnya.     

Leo dan Farrel pun tersenyum.     

"Gapapa kok Raff! Kamu cerita kalau kamu mau aja!" Ujar Farrel.     

"Bagus deh kalau itu keputusan yang lo ambil. Soalnya kita juga gak perlu memikirkan masalah yang akan lo sampaikan ke kita! " Sadeees, Beginilah Leo! Memaksa korban untuk mengaku mempunyai masalah, tapi juga membuat korban untuk merasa aneh dengan masalahnya.     

"Bangke ya lu! Udah gue kira lu bakalan pingin banget gue curhatin! Ternyata, kek gini!" Decak Raffaela. Untung saja Ia belum cerita mengenai permasalahanya.     

"Hehehe!" Kekeh Leo singkat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.