DUPLICATE.

PERTANYAAN RAFFAELA



PERTANYAAN RAFFAELA

0"Tuan?" Ujar Sheila yang tak menyerah untuk menyadarkan Raffaela yang masih setia dalam lamunanya menatap intens Alpha.     
0

"Halo, Tuan? Apakah anda baik-baik saja?" Tanya Alpha bergantian untuk menyadarkan Raffaela. Iapun dengan segera melambaikan tanganya di hadapah wajah Raffaela, dan sedikit menggoyangkan tubuh Raffaela.     

Akibat dari perlakuan yang Alpha berikan, Raffaela kini telah sadar sepenuhnya dan menatap Sheila serta Alpha secara bergantian.     

Pertanyaan yang Raffaela miliki masih sama, Siapakah orang yang sekarang memiliki wajah yang sama denganya? Lalu, bagaimana nama itu bisa hampir serupa dengan nama yang Raffaela dendangkan setiap hari? Bahkan nama tersebut mampu dengan sangat kuat memanggil bayangan mengerikan Raffaela selain bayanganya yang menatap masa depan.     

"Oh, maaf-maaf. Ada apa?" Tanya Raffaela dengan senyuman canggung yang Ia lontarkan. Raffaela seperti orang yang sangat sangat tidak mengerti apa-apa saat di berikan sebuah pertanyaan.     

"Tidak, Saya hanya memperkenalkan Anda kepada teman Saya, Alpha! Dan Alpha, dia adalah orang yang sudah nyelametin gue waktu gue hampir ketabrak truk!" Ulang Sheila menjelaskan hal yang tadi sempat tertunda.     

"Alpha," Ujar Alpha memperkenalkan dirinya dengan mengulurkan tangan untuk menjabat tangan milik Raffaela.     

"Raffaela," Balas Raffaela yang juga membalas uluran tangan Alpha. Merekapun tersenyum. Sempat, saat Raffaela dan Alpha saling berjabat tangan, sebuah sengatan yang sangat kecil dan saluran memori dirasakan oleh Raffaela. Iapun dengan segera melepas jabatan tangan Alpha.     

"Apa itu? Lagi?" Batin Raffaela yang melihat sekilas bayangan lagi. Namun, bayangan tersebut berhenti tatkala Raffaela melepaskan jabatan tangan Alpha.     

"Sepertinya kita seumuran, ya?" Ucap Raffaela berbasa-basi untuk lebih mengenal siapa mereka berdua sebenarnya!     

"Iya, kita memang seumuran," Cetus Alpha dengan cepat.     

Raffaela pun lagi lagi hanya terdiam.     

"Karena kita juga memiliki tinggi badan serta wajah yang serupa! Hahaha!" Humor Alpha berusaha memberikan jokes recehnya dan membuat Raffaela supaya tidak terlalu tertekan.     

Karena melihat Alpha yang tertawa, Raffaela pun menyambutnya dengan tawa juga.     

"Hahaha, iya. Saya kira cuma Saya yang menyadari hal ini!" Ujar Raffaela.     

"Wah, kebetulan sekali kalian berdua mirip! Apakah kalian memiliki sebuah hubungan?" Tanya Sheila dengan membuat oertanyaan ini seolah bercanda. Namun, walaupun disampaikan dengan candaan, perkataan yang dilontarkan Sheila mampu membuat Raffaela berpikir lagi, Apakah benar mereka memiliki hubungan?     

"Bisa saja! Hahaha!" Jawab Alpha dengan candaanya yang mengikuti alur yang telah dibuat oleh Sheila.     

Raffarla hanya tersenyum mendengar percakapaan mereka. Alhasil, Raffaela menanyakan sesuatu hal kepada Alpha.     

"Eh, tapi apakah Saya boleh bertanya tentang suatu hal?" Tanya Raffaela kepada Alpha dan Sheila yang masih berada dihadapan mereka.     

"Boleh, dong! Silahkan!" Ujar Alpha dengan gaya friendly nya.     

"Apakh sebelumnya kita benar-benar pernah bertemu? Atau kita ada sesuatu hubungan?" Tanya Raffaela to the point kepada Sheila dan Alpha.     

"Karena, Saya tidak mengingat jati diri Saya! Saya sama sekali melupakan hal yang telah Saya lakukan di masa lalu!" sambung Raffaela yang masih menggunakan bahasa formal.     

Tak ada jawaban yang keluar dari mulut Alpha dan Sheila. mereka terdiam dan saling menatap, kemudian tersenyum satu sama lainya.     

"Tuan, kita memang sebelumnya pernah bertemu kepada Anda. Namun, kami tidak bisa menjawab pertanyaan lebih yang akan anda lontarkan. Karena, Anda sendiri yang bisa merasakan apa yang Anda rasakan. Kami tidak bisa mrmaksa Anda untuk terus mengingat hal-hal masa lalu anda secara bersamaan. Karena kami sangat menyayangi Anda!" Ujar Sheila dengan jelas dan jujur.     

Raffaela berusaha mencerna apa maksud yang Kate—Sheila— katakan. Namun, pada akhirnya Sheila dan Alpha memilih untuk pergi. Meninggalkan Raffaela yang masih berusaha mencerna kata-kata Sheila.     

"Terima kasih, Tuan! Telah menyelamatkan Saya dari insiden yang bisa membuat Saya kehilangan nyawa Saya. Ayo Alpha, kita pergi!" Ujar Sheila berpamitan kepada Raffaela dan mengajak Alpha untuk segera meninggalkan Raffaela.     

Tugas yang mereka rencanakan sudah selesai, yaitu hanya untuk membuat Raffarla penasaran dan akhirnya mengejar Alpha dan Sheila untuk menjelaskan semuanya.     

"Baiklah, kami pergi dulu ya, Tuan Alfa!" Pamit Alpha yang memang senhgaja membuka nama asli dari Raffaela.     

Dilihatlah Raffaela yang sekarang memegangi kepalanya yang kembali terasa pusing. Apapun yang mereka katakan, apapun yang mereka bicarakan, mengenai jati dirinya di masa lalu Raffaela. Walaupun itu merupakan kenyataannya yang benar.     

Namun, bagi rafaela untuk menerima sosok Alfa yang ada di dalam dirinya merupakan hal yang sangat sulit. Apalagi ingatannya tentang Alfa amat sangat Terlupakan oleh dirinya. Entah aoa yang terjadi sebulum Raffaela kehilangan ingatanya pun bahkan Ia tidak mengingatnya. Lalu, apakah dirinya sekarang bersalah atas hilangnya ingatan yang telah ditakdirkan olehnya?     

Tak lama kemudian, Alpha dan Sheila pergi meninggalkan Raffaela sedirian, Ia juga meninggalkan nomor lain milik Sheila, untuk membuat Raffaela bertanya kepada Sheila lebih lanjut.     

Walaupun mereka pergi meninggalkan Raffaela sendirian. Namun, tak ada rasa tega yang ada di dalam hati Alpha dan Sheila. Namun, kembali lagi ke misi mereka. Mau tidak mau, mereka harus berani dan sedikit tega melihat Raffaela yang berproses untuk kembali mengingat ingatanya.     

Je yang melihat keadaan mereka sekarang juga meninggalkan Raffaela. Je tetap mengikuti kemana Sheila dan Alpha pergi. Je sudah tidak bisa mengikuti Raffaela jika Ia memasuki markas Cloning Deluxie. Kecuali, hanya ada suatu trik yang mereka rencanakan.     

***     

"Kami sudah selesai, Tuan Federick!" Lapor Alpha kepada Tuan Federick.     

"Kerja bagus, Alpha dan Sheila." Puji Ruan Federick mengenai kinerja Aloha dan Sheila.     

"Apakah kalian juga meninggalkan nomor kalian untuk Alfa? Supaya Alfa bisa menghubungi kalian." Sambung Tuan Federick bertanya untuk memastikan apakah mereka tidak melupakan rencana yang penting dari misi mereka.     

"Sudah, Tuan. Nomor tersebut merupakan nomor yang Tuan berikan. Sehingga nomor yersebut susah untuk dilacak jika ketahuan dengan Pimpinan Cloning Deluxie." Jawab Sheila tak mau kalah dengan penyampaian misinya.     

Tuan Federick hanya tertawa mendengar semua misi yang mereka lakukan berjalan dengan lancar. Dengan begini, sedikit demi sedikit rencana Tuan Federick sudah berjalan. Saatnya Raffaela lah yang dengan sendirinya untuk menemukan ingatan yang hipang seutuhnya.     

"Berjuanglah sekali lagi, Alfa. Saya masih akan tetap mendukung kamu apapun yang terjadi. Karena Saya sudah berjanji akan selalu melindungi kamu sebagai sarana untuk menebus segala dosa yang Saya perbuat terhadap ayah kandung mu!" Batin Tuan Federick dengan senyuman.     

Tuan Federick pun menyadari bahwa Sheila merupakan adik kandung Alfa. Dan Alpha yang merupakan ciptaan Alex. Dalam hal begini saja, sudah dapat dimengerti bahwa ciptaan tangan Alex mampu menciptakan sebuah kloningan yang serupa dengan Alfa. Yaitu, memiliki beberapa macam kekuatan. Bukan hanya satu saja!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.