DUPLICATE.

MELEPAS KELUH KESAH



MELEPAS KELUH KESAH

0BRUUM     
0

BRUUM     

BRUUM     

NGOOOOEEEEENG!     

Suara motor berjenis Cruiser berwarna hitam sangat menawan di bawah pancaran cahaya rembulan yang bersinar terang. motor tersebut membuat siapapun melongo jika mereka tahu berapa harga yang dibandrol hanya untuk membeli motor tersebut. Pasalnya harga motor tersebut sekitar ratusan juta rupiah untuk sekadar memiliki motor keren berjenis Crusier itu. Tak heran, siapapun yang melihat motor tersebut memiliki keinginan untuk memilikinya.     

Kini, jam menunjukan pukul 11.45 P. M. Cukup lelah bagi diri pemuda itu dengan segala aktivitasnya yang sangat padat hari ini. Belum lagi, dosa yang Ia perbuat semakin bertambah tiap harinya. Entahlah, hanya saja pemuda itu tidak menikmati pekerjaanya. Atau justru pemuda itu hanya terjebak di dalam kegelapan yang memaksanya masuk ke organisasi tersebut? Cih, tak ada satupun orang yang bersedia memberikanya pengetahuan mengenai masa lalunya!     

Sudahlah, biarkan dunia berjalan semestinya. Takdir yang Ia jalani juga tak selamanya berpihak pada dirinya. Toh, semua ini sudah terjadi apa adanya. Sekarang saatnya pemuda itu untuk sedikit melepas semua keluh kesah yang ada.     

Tak butuh waktu lama untuk pemuda itu sampai di tujuanya. Yaitu, sebuah club yang sering Ia kunjungi beberapa hari terkahir. Sampai-sampai Ia kenal dengan salah satu bar tender yang bekerja disana.     

Setelah memakirkan motor super keren miliknya, Iapun langsung bergegas untuk memapahkan kakinya memasuki bar tersebut.     

Jedug jedug jedug jedud jedug.     

Suara musik tang berdentum keras sudah Ia dengar saat pemuda itu memakirkan mobilnya. Namun, semakin pemuda itu melangkah masuk, suara itupun juga semakin keras memasuki gendang telinga miliknya.     

Disepanjang perjalanan, Ia selalu saja menangkap pasangan yang tengah asyik berjoget menggerakan tubuh mereka seirama dengan alunan musik khas yang selalu saja terdengar ketika kita memasuki sebuah club.     

Pemuda itu hanya menghiraukan pasangan yang tengah asyik berjoget itu. Ia tidak tertarik jika harus bergabung dengan mereka. Ia hanya butuh beberapa tegukan bir untuk sedikit mengurangi rasa hausnya dan melupakan sedikit permasalahanya.     

"Yoo, Raffaela!" Sapa salah satu bartender yang ada di dalam club tersebut. Pria itu mengenal Raffaela karena sikap Raffaela juga yang mudah bersosialisasi.     

"Yoo, Daren! Apa kabar bro?" Tanya Raffaela yang berbasa-basi dengan seorang pria lain yang bernama Daren tersebut.     

"Woilah, baru aja dua hari yang lalu kita ketemu! Baik dong, baik banget malah. Nah lu sendiri gimana? Udah mulai suka belum ama pekerjaan misterius lo itu?" Tanya Daren balik mengenai pekerjaan yang selalu di eluh-eluhkan Raffarla ketika datang ke bar tersebut.     

"Biasalah, masih gak ada semangat-semangatnya gue!" Keluh Raffaela lagi dengan jujur. Ia memang tidak sedang berbohong kok. Tapi, Ia tidak pernah berbicara keoada Daren, bahwa pekerjaanya adalah membunuh orang yang manjadi pengkhianat di Organisasi yang tengah Ia lakoni.     

"Dahlah, gue kesini bukan untuk ngebicarain kerjaan gue yang bosenin. Gue mau melepas penat gue dan melupakan masalah gue. So, beri gue minum lah! Haus ini!" Perintah Raffarla yang sudah tak sabar meneguk segelas bir yang akan di sediakan untuknya.     

"Weh, santai bos!" Ujar Daren kemudian menuangkan air ke dalam gelas Raffaela sepenuh 1/4 dari ukuran gelas itu. Ini adalah ukuran yang tepat yang selalu Raffaela inginkan. Karena, Raffaela sendiri sadar, jika Ia tidak sepantasnya mabuk sampai tak sadarkan diri karena pekerjaanyan. Terlalu berharga untuk dirinya itu. Tapi, entah mengaoa malam ini akan menjadi malam dimana Raffaela tidak bisa mengintrol dirinya sendiri.     

Setelah keinginanya itu terpenuhi, dengan segera Raffaela meneguk minuman itu dengan sekali tegukan. Saat meneguk minuman itu, wajahnya pun terlihat tertekuk beberapa detik kemudian kembali lagi ke wajah normalnya.     

"Lagi deh! Sepertinya gue lagi maniaknya malam ini!" Ujar Raffaela dengan sedikit lebih bersemangat daripada sebelumnya.     

Tak perlu waktu lama lagi untuk bartender itu menuangkan minuman ke arah Raffaela. Dengan segera Raffaela meneguknya kemudian.     

"Sepertiny kau memang kelelahan ya, Raffaela?" Tanya Daren kepada Raffaela.     

"Yoi, seperri biasanya." Jawab Raffaela,     

"Tapi seriusan deh, gue lihat-lihat pekerjaan lo oke-oke aja tuh, kenapa bisa lo gak suka sama ni pekerjaan?" Tanya lagi Daren basa-basi.     

Tapi Ia juga sangat penasaran dengan apa yang menjadi pekerjaan Raffaela, karena Daren melihat Raffaela adalah sesosok pemuda dengan uang yang berlimpah. Ia juga pernah melihat motor yang Raffaela gunakan. Belum lagi, Daren tahu motor jenis Cursier dengan merek apa yang sedang di gunakan oleh Raffaela itu.     

"Lo sebegitu pinginya tahu pekerjaan gue?" Tanya Raffala keoada Daren, dengan sigap Daren pun menganggukan kepalanya mengiyakan pertanyaan Raffaela.     

"Pekerjaan gue itu gak ada bagus-bagusnya! Yang ada, tekanan batin kalau lo ada di posisi gue! Mana lagi Bos gue itu beeeeeeh, cerewetnya minta ampun! Pelit lagi! Mana orangnya seumuran ma gue, makin jadi-jadi ntu Bos buat mempermainkan gue dan bikin gue gak betah ama pakerjaan ini. Untungnya gue sabar walaupun sering mengeluhkan! Ye kan? Jadinya, lo bisa bayangin kan apa yang gue kerjakan. Cuma kantoran biasa yang gak ada istimewanya." Ujar Raffaela dengan panjang lebar, tentunya dengan kebohongan yang Ia simpan baik-baik. Ia tak ingin jika Daren justru takut kepadanya, apalagi akalu sampai dia menjauhinya.     

Daren yang mendengar ucapan Raffaelapun hanya mengatur napasnya berat. Ternyata hanya pekerja kantoran saja! Tapi sampai-sampai Raffaela menutup pekerjaanya dari kemarin. Lagian juga, padahal Ia terlalu bersemangat dalam menjelaskan pekerjaanya ntu, walaupun dengan dumelan khas yang keluar dari mulutnya ntu!     

Darenpun akhirnya tersenyum lega begitu pertanyaanya selama ini terjawab oleh Raffaela.     

"Lagi dong, gue mau minum yang banyak malam ini!" Ujar Raffaela lagi untuk meminta Daren menuangkan minuman ke dalam gelasnya.     

Daren lagi lagi menuangkan minuman itu.     

Cliiing     

Pintu masuk club itu kembalu berbunyi, menandakan bahwa ada tamu yang baru datang dan memasuki club ini. Raffaelapun menghiraukanya, karean memang tidak penting baginya mengetahui siapa yang keluar masuk ke dalam club ini. Palingan juga Raffaela tidak mengenalnya.     

Setelah Daren menuangkan minuman yang diminta oleh Raffaela, Raffaelapun bergegas mengangkat gelas itu untuk di dekatkan dengan mulutnya. Namun, tiba-tiba ada seorang pria paruh baya yang tidak dikenal oleh Raffaela mencegah gelas yang hendak Raffaela minum.     

Hal ini membuat Raffaela kesal! Siapa orang yang berani-beraninya mengacaukan ketenangan Raffaela pada malam ini? Dia tidak tahu saja siapa Raffaela itu!     

"Siapa sih?!" Tanya Raffaela dengan nada ketusnya kemudian menghadap ke pria paruh baya yang baru saja datang dan menghampiri posisi Raffela.     

"Halo, nak? Apa kau tidak mengenaliku?" Tanya pria paruh baya itu dengan wajah yang tersenyum menghadap ke Raffaela.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.