DUPLICATE.

BUJUK AKU!



BUJUK AKU!

0Disepanjang perjalanan saat menuju ke kantin, banyak pasang bola mata warga sekolah yang melihat ke arah Alpha dan Bagas. Mau bagaimana juga, jangan lupakan bahwa mereka adalah most wanted di sekolah itu. Banyak pembahasan yang dibicarakan siswa maupun siswi yang menatap mereka. Tetapi, untuk saat ini pembahasan yang mereka bahas adalah mengenai Bagaskara yang menjadi pewaris PPO Grinonium. Beh, sangat idaman.     
0

Bagas dan Alpha acuh tak acuh dengan pandangan yang mengarah ke mereka. Bagas juga tak begitu mendengar ucapan ataupun pembicaraan mereka. Tujuan Bagas dan Alpha adalah untuk mengisi dan menenangkan cacing-cacing yang ada di perut mereka untuk segera jadi jinak.     

"Alfa?" Teriak Tata yang sudah berada di meja kantin bersama dengan Dika. Alpha pun menoleh dan menatap mereka dengan senyuman.     

Dika yang melihat ke arah Alpha dan Bagas juga tak sungkan untuk memanggil Bagaskara supaya dia bisa bergabung dengan mereka. Sikap Bagas sekarang juga lebih hangat dibandingkan sejak saat dirinya memasuki sekolah ini yang notabenenya berwajah datar nan dingin. Alpha dan Bagaspun menghampiri Tata dan Dika.     

"ABANG?" Teriak Sheila yang sedang mengantri di kantin setelah melihat Alpha yang menjadi sosok Alfa. Alphapun menoleh, segera Sheila berlari menuju Alpha untuk segera memeluknya.     

"ABANG?" Pekik Ratu dan genknya serempak, saat melihat Sheila memanggil Alfa dengan sebutan abang.     

"Sumpah gue udah bikin adek ipar gue ilfeel sama gue! Mampus gue! Semoga adek ipar gue masih mau restuin gue." Pekik Ratu dengan nada yang panik.     

"Mampus lo, Rat!" Ucap Putri yang untuk pertama kalinya paham dengan situasi.     

Sheila sekarang sudah berada dalam dekapan Alpha. Dirinya menitihkan air mata seraya memeluk erat tubuh Alfa. Mereka sekarang jadi pusat perhatian di kantin. Banyak para siswi yang iri dan berharap mereka akan menjadi adik Alfa.     

"Abang kemana aja sih lah! Gak tahu apa sheila sendirian di rumah? Sheila marah sama abang. Titik." Rajuk Sheila seraya memukul punggung belakang Alfa.     

"Maafin abang shel, Bukan maksud abang buat ngilang. Sudah lah, jangan nangis lagi! Abang gak akan pergi lagi." Ucap Alpha berusaha untuk menenangkan Sheila. Dirinya juga tak ada niatan untuk melepaskan pelukan Sheila walaupun banyak yang menatap mereka.     

Oh iya, tentu saja ucapan yang dilontarkan Alpah itu berkat latihan dari Bagaskara, kita tidak boleh melupakanya! Lihatlah, Bagaskara yang memandang mereka dan mendengar ucapan Alpha juga sedang tersenyum merasa bangga. Berasa bimbinganya tidak menjadi sia-sia.     

"Bujuk Sheila dong! biar Sheila mau maafin abang!" Pinta Sheila dengan suara yang masih sesegukan.     

"Hah? Bujuk? Emangnya Sheila mau apa?" Alpha berusaha untuk mengikuti alur yang dibicarakan Sheila.     

"Nanti pulang sekolah abang harus beliin apapun yang Sheila mau!" Ucap Sheila dan melepaskan pelukanya. Ia menatap Alpha dengan mata yang masih sembab.     

"Iya ntar pulang sekolah kita langsung. noh, wajah lo jadi jelek tahu gak? Dilihatin pula." Jawab Alpha dan menyadarkan Sheila bahwa mereka tengah menjadi pusat perhatian. Sheilapun malu dan menatap sekelilinya. Sejenak dengan segera para siswa mengalihkan pandanganya supaya tidak ditatap oleh Sheila.     

PLAK!     

"Lah kenapa gue di pukul?" Sheila tiba-tiba memukul Alpha. Sontak Alpha bertanya kepada Sheila.     

"Itu buat abang yang ngejek Sheila." jawab Sheila.     

Cup,     

"AAAAAAAAAA" Teriak para siswi yang melihat Sheila mencium pipi Alfa. Sheilapun kaget dan merasa bahwa tindakanya tadi bodoh tanpa melihat sekelilinya. Tapi, seketika itu pula Sheila bodo amat dengan para Siswi itu.     

"Itu buat ucapan terima kasih dan kangen Sheila. Udah ah, Sheila mau sama temen-temen Sheila lagi. Dadah, Abang." Sheilapun pergi meninggalkan Alpha yang tersenyum kepadanya. Alpha kemudian bergabung dengan Tata, Dika, dan juga Bagaskara.     

"Mau pesen apa lo?" Tanya Tata sinis setelah Alpha datang menghampiri.     

"Biar gue pesenin, Bagas juga mau pesen apa?" Lanjut Tata dengan sedikit ramah ke arah Bagaskara.     

"Weh, sama gue aja sinis!" Desis Alpha melihat Tata.     

"Siapa lo?" Tanya Tata karena mengingat kejadian tadi pagi.     

Alpha tak menjawab pertanyaan Tata. Dirinya menghampiri Tata dan menatapnya tepat di depan wajah Tata. Tata merasa malu, tapi perasaan itu di tutupinya, kemudian menatap Alpha dengan datar. Tak kalah cerdik, Alpha sedikit demi sedikit tersenyum guna menggoda Tata untuk ikut tertawa. Namun, naas. Tata justru berdiri dan menendang tulang kering Alpha sehingga membuat Alpha memekik kesakitan. Bagas dan Dika terkekeh karena melihat tingkah Alpha.     

"Gue pesenin kalian bakso sama es jeruk. Gak boleh nolak, dan harus dimakan! Suruh siapa kelamaan menjawab!" Gerutu Tata sekaligus pergi meninggalkan ketiga cowo itu.     

"PMS apa tu Tata?" Celetuk Bagas setelah kepergian Tata untuk mengantri.     

Sebenarnya Tata dan Dika sudah memesan sesuatu. Tetapi Tata juga harus menyiapkan mental untuk duduk dimeja yang sama dengan ketiga cowo yang jadi idaman sekolah. Walaupun Dika orangnya sangat konyol. Tapi setidaknya dia memiliki wajah yang berkharisma dimata sebagian cewe di sekolah itu.     

Tak butuh waktu lama, Tata kembali dengan membawa nampan berisi 2 bakso dan 2 es jeruk. Sebelumnya Tata melihat ketiga cowo itu sedang tertawa membahas sesuatu yang Tata tidak ketahui. Apapun itu, Tata juga tidak peduli.     

"Nih, makan!" Ucap Tata dengan mempertahankan wajah sinisnya.     

"Udah, Ta. Jangan kelamaan sinisnya atau lo marah?" Ucap Dika.     

"Senyum dong!" Lanjutnya dengan senyuman menatap Tata.     

Tata terdiam sejenak.     

"Siapa yang marah bhuahaha." Receh sebenarnya. tapi, Tata tertawa dengan mood baik yang bikin orang lain juga ikut tertawa. hahaha     

"Nah, gitu dong. Kuy nanti pulang sekolah kita pergi, mau gak? Sekalian gue ngajak Sheila karena tadi dia minta pergi." Tawar Alpha yang sudah berhasil menjadi Alfa.     

"Boleh, tu. Dari pada gue sendirian di rumah karena bonyok gue lagu pergi keluar kota." Jawab Tata     

"Sorry, Fa. Gue ada janji sama nyokap gue. Dari pada uang jajan gue dipotong." Balas Dika.     

"Yap, gue juga gak bisa ikut. Soalnya nanti ada urusan sama PPO Grinonium." Timpal Bagaskara.     

"Uhuk uhuk. Ja-jadi rumor itu bener?" Ucap Dika yang tersedak minumanya.     

"Rumor apaan?" Tanya Bagaskara dengan kebingungan.     

"Rumor, kalau lo sekarang jadi penerus di Pusat Pembuatan Obat Grinonium ntu?" Lanjut Dika masih tak percaya. Tata hanya mengangguk dan setuju pertanyaan yang dilontarkan Dika.     

"Ya, bisa dibilang juga begitu. Tapi, kakek gue juga yang ngurus itu semua kok, Karena kakek gue juga seorang profesor. Gue cuma bantu bagian bisnisnya aja." Jelas Bagaskara     

"Wuiiih, walaupun begitu tajir juga lo!" Ucap Dika. Bagas tak menjawab itu dirinya tetal melanjutkan aktivitas memakanya. Setelah menghabiskan makanan mereka. Merekapun memasuki kelas dan melanjutkan pelajaran setelah bel masuk berbunyi kembali.     

Disisi lain...     

Ceklek Ceklek, KLANG     

Suara pintu yang terbuat dari alumunium yang berdiameter 1 meter itu terbuka dan menunjukan sesosok pria paruh baya bersama dengan seorang wanita muda. Pria itu berusia sekitar 45 tahun dengan wajah yang berwibawa. Pria tersebut sekarang tengah menatap seorang pemuda yang juga menatapnya datar.     

"Alfaeyza Alexander!" Sapa Pria tersebut.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.