DUPLICATE.

KENANGAN YANG BURUK



KENANGAN YANG BURUK

0Tin tin tin.     
0

Suara mobil Alfa kini berada di depan rumah Tata. Seketika itu pula yang punya rumahpun datang bersama bunda Dinda, ibu dari Tata. Melihat adanya bunda Dinda membuat Alfa dan Sheila turun menghampiri mereka.     

"Eh nak Alfa sama Sheila. lama gak ketemu Bunda ya, Alfa." Sapa Dinda kepada Sheila dan Alfa. Tapi condong ke bertanya mengenai keadaan Alfa.     

"Iya Bunda. Seperti biasa saya orangnya sibuk hehehe." Ucap Alfa dengan songongnya.     

Kelakuanya dari dulu memang gak berubah di depan Dinda kalau gak selalu bilang dirinya sibuk. Alfa akan mengatakan "Maklum orang ganteng, Bunda."     

"Idiih, sikap kamu gak berubah ya Fa." Ucap Dinda sembari tersenyum kepada Alfa. kemudian beralih ke Sheila.     

"Hehehe iya, Bunda." Ucap Alfa kenyataan. Hanya orang lain yang bisa melihat perubahan dalam diri Alfa selebihnya Alfa sendiri yang tidak menyadarinya.     

"Kalau Sheilamah, Bunda kemarin lihat terus ya Sheil." Ucap Dinda basa-basi.     

"Iya, Bunda. Terima kasih ya, Bun. Udah ngebolehin Sheila untuk tinggal dirumah Bunda." Ucap Sheila berterima kasih dengan menunjukan wajah cantiknya ketika tersenyum.     

"Iya Sheil. Bunda justru seneng kalau Sheila lebih lama tinggal disini." Ucap Bunda.     

"Yaudah ya Mah. Ketemuanya sama ngobrol-ngobrolnya nanti lagi hehehe. Udah mepet jam ini, nanti telat masuk sekolah." Potong Tata menyudahi obrolan pagi mereka.     

"Hehehe, Bunda lupa. Yaudah sana buruan pergi ke sekolah." Ucap Bunda.     

"Kita pergi dulu ya, Bun." Pamit Alfa sembari mencium punggung tangan Dinda dan diikuti oleh Sheila dan Tata.     

Tatapun mengajak Sheila untuk jalan bersama serta meninggalkan Alfa di belakang mereka. Alfa tersenyum renyah melihat tingkah Tata yang ternyata benar-benar marah kepadanya. Merekapun memasuki mobil Alfa.     

"Dih, oppa-oppa korea kalau live ig sukanya pas gue lagi ke sekolah. Kalau gak mesti pas lagi jam belajar. Sebel!" Caci Sheila yang sekarang tengah menonton live ig dari salah satu bias yang disukai Sheila.     

Tata dan Alfa hanya terkekeh. Namun, melihat Alfa yang terkekeh membuat Tata langsung terdiam dan mengalihkan pandanganya untuk melihat pengendara lain ke luar jendela.     

"Ta?" Panggil Alfa di sela keheningan.     

"Woah, keren juga ya ternyata bias lo, Sheil." Ucap Tata mengalihkan dan berpura tidak mendengar panggilan dari Alfa. Tatapun melihat ke hp Sheila dari kursi tengah mobil tersebut.     

"Iya dong kak, ganteng lagi." Balas Sheila atas ucapan Tata.     

"Yoi... Ganteng banget!" Ucap Tata mengikuti suasana di Sheila.     

Alfa melihat Tata melalui kaca yang berada di tangah mobil depan. Tata yang merasa sedang dilihat Alfapun kembali mengarahkan pandanganya ke luar jendela.     

Sesampainya di sekolah Sheila duluan untuk pergi menuju kelas serta meninggalkan Tata dan Alfa di parkiran.     

"Weh, Ta. Kenapa sih? Ini gue, Alfa." Ucap Alfa kepada Tata yang sudah melangkah pergi.     

"Oh iya?" Jawaban Tata tak percaya dengan ucapan yang keluar dari mulut Alfa. Kemudian Tata berhenti sejenak dan berucap,     

"Bukanya lo cuma pingin 'menjadi' seperti Alfa?" Lanjut Tata kemudian melanjutkan untuk melangkahkan kakinya.     

"Lah gue harus gimana supaya lo ngerti kalau gue Alfa yang sesungguhnya?" Tanya Alfa yang masih herada di belakang Tata.     

"Alfa suka makan apa?" Tanya Tata Yang kini akhirnya berhenti dan menghadap ke Alfa.     

"Bakso." Jawab Alfa dengan cepat dan songong. Ia menaik turunkan Alisnya. Sedangkan Tata kekeuh dengan wajah datarnya.     

"Lagu favoritnya?" Lanjut Tata.     

"It's My Life - Bon Jovi." Jawab Alfa masih dengan senyuman.     

It's My Life merupakan lagu yang dulu namun lirik favorite Alfa adalah, Like Frankie said "I did it my way." (Seperti kata Frankie " aku lakukan dengan caraku).     

I just wanna live while i'm alive. (Aku hanya ingin hidup saat aku masih hidup).     

it's my life. (ini adalah hidupku).     

"Kebiasaan buruk Alfa?" Ucap Tata dengan menaikan satu alis kirinya. Kini mulai Tata sudah menahan tawanya supaya tidak lepas.     

"Anjir aib bener dah!" Kesal Alfa karena Tata menainya pertanyaan yang seperti itu.     

"Cepetan jawab!" Perintah Tata untuk menyuruh Alfa menjawabnya dengan cepat.     

"Ah lo tahu sendiri" Umpat Alfa yang masih kekeuh tidak menjawab.     

"Iya makanya kan gue ngetes lo. Lo beneran Alfa atau nggak." Jelas Tata     

"Anjir. Oke deh. Gue gak bisa nahan kentut dimanapun itu. Puas lo!"     

"Hahaha, sekali lagi. Pengalaman buruk Alfa yang gak bisa dilupain?"     

"Bangke ya lu jadi sahabat. Malah bikin gue inget, anjim." Umpat Alfa     

"Tinggal jawab aja susah, berarti fiks lo bukan Alfaeyza Alexander." Ucap Tata sepihak, Tata kemudian melanjutkan langkahnya.     

"Gue kentut di acara nikahanya saudara di keluarga gue sampe orang disebelah gue muntah saat makan. Puas puas puas gak lo, huh?"     

Ucapan Alfa benar-benar sangat membuat Tata tak bisa lagi menahan tawanya. Tata pada akhirnya tertawa terbahak-bahak sampai setiap orang yang berlalu lalang melihatnya dengan tatapan yang aneh. Namun, tak jarang juga ada seseorang yang justru ikut tertawa melihat kondisi Tata yang sudah bengek. Sedangkan Alfa, menyesali jawaban yang Ia berikan. Padahal sebenarnya Alfa sudah paham jika Tata hanya menjaili Alfa.     

Alfa dengan geramnya menyeret Tata hingga masuk ke kelas. Alfa berusaha menutup mulut Tata yang selalu tertawa untuk berhenti. Namun, justru perlakuan Alfa yang menutup mulutnya itu semakin menambah suara tawa Tata.     

Sesampainya di kelas mereka kembali menjadi tontonan. Dika yang melihat keberadaan mereka berdua sudah ikut tertawa bersama Tata. Dika paham, kalau Tata sudah tertawa seperti ini, berarti Tata telah berhasil menjahili Alfa hingga membuat Alfa malu.     

"Hahaha, OMG bikin malu saat di nikahan saudara Hahaha." Tata tertawa dengan tanpa henti mengucapkan kalimat itu.     

"Gila gue keinget ekspresi tamu undangan yang seketika melihat ke arah lo. Bhuahaha." Satu kalimat ini benar-benar bikin Alfa kembali mengingat kejadian yang membuatnya mati kutu. Dikapun lebih menambah tawanya karena paham maksud ucapan Tata.     

Awalnya Bagaskarapun yang melihat mereka ikut tersenyum kemudian dengan cepat Ia berpikir, akankah Alpha lebih sedekat itu sama Tata? Ataukah itu adalah Alfa yang asli.     

"Itu Alpha apa Alfa sih?" Batin Bagaskara.     

Segera Bagaskara mendekati Alfa yang sudab terduduk di bangkunya. Dan meminta Alfa untuk ikut dan bertemu denganya.     

"Fa, ikut gue dong sebentar! Gue ada urusan sama lo." Ucap Bagaskara kemudian pergi meninggalkan Alfa.     

Tata dan Dika yang melihat itu seketika menghantikan tawanya. Alfa yang sekarang jadi ketawa melihat ekspresi Tata dan Dika yang kebingungan.     

"Santai aja kali wajahnya!" Ucap Alfa santai kepada Tata dan Dika. Auto Tata dan Dika kembali tertawa.     

"Beh, masalah lagi pasti ni!" Batin Alfa.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.