DUPLICATE.

BAGAIMANA BISA?



BAGAIMANA BISA?

0"Alfaeyza Alexander! Eh, bukan. Duplikasi dari Alfaeyza Alexander. Benarkan?" Ucap seorang pria yang tidak terlihat oleh Alpha karena keadaanya sekarang.     
0

Keadaan Alpha masih cukup baik, kedua tanganya hanya terikat kebelakang dan matanya tertutup oleh penutup mata. Ia terduduk sudah dari tadi pagi, bisa dilihat ruangan itu berwarna putih dengan kaca dua sisi untuk memantau Alpha dari luar. Tapi, belum genap sehari berada di ruangan itu, mereka sudah menyadari bahwa yang mereka tangkap bukanlah Alfayza Alexander yang sebenarnya.     

"...." Alpha terdiam dan tak suka menanggapi omongan mereka. Terlebih Alpha juga belum yakin bahwa mereka menyadari Alpha bukanlah Alfa.     

"Masih setia untuk milih diam ya? Okay kalau itu maumu," Ucap orang tak dikenal itu. Dengan segera Ia melangkahkan kakinya mendekati Alpha.     

CTAZZ     

"Nggh," Desis Alpha menahan perihnya cambukan yang menyentuh kulitnya, padahal tulang Alpha terbuat dari besi alumunium, tetapi kulit seperti manusia yang berguna sebagai lapisanya membuatnya bersifat layaknya kulit manusia sungguhan. Sehingga apapun yang terjadi seperti cubitan, pukulan, siksaan yang mengenai kulitnya, akan terasa sakit, perih, dan menyakitkan.     

JEDAG Suara pintu ruangan itu terdengar dan diikuti dengan seseorang yang memasuki tuangan itu.     

"APA YANG KAU LAKUKAN!" Ucap seorang pria lain yang tiba-tiba datang memarahi pria yang mencambuk Alpha. Muka Mereka sama!     

"Saya lihat dari kaca itu kau menyambuknya! Apa kau melupakan perintah Tuan untuk tidak menyakitinya, huh? Kalau sampai Tuan tahu bahwa kau melanggar perintah Tuan, kau akan mati!" Ucap pria yang baru saja datang menghampiri mereka.     

"Shuuut, diamlah, kalau kau tidak memberitahu Tuan tentang ini, aku akan tetap aman. Dan kau duplikasi dari Alpha! Jangan sampai mulut kau ini membuatku dalam masalah besar! mengerti?" Ucap pria yang mencambuk Alpha dengan nada mengancam.     

"Apa ini Clone-3? Kau bahkan memberitahunya bahwa kita sudah tahu kalau dia bukan Alfaeyza Alexander!" Ucap pria yang baru datang dengan pria dihadapanya yang bernama Clone-3.     

"Untuk apa kita menyembunyikan identitasnya, Clone-6?" Ucap Clone-3.     

"Hah? Berarti mereka benar-benar sudah mengetahui kalau saya bukanlah Tuan Alfa? Tapi, bagaimana bisa?" Batin Alpha dalam diam. Ia begitu mendengarkan percakapan mereka dengan seksama.     

"Ini adalah sebuah perintah dari Tuan! Mengapa kau menjadi lebih tak terkendali sekarang?" Ucap Clone-6 dengan nada yang memendam emosi.     

"Kenapa kau ini jadi lebih mudah marah? Kau berniat menghajarku, huh?" Bagaimana bisa mereka mengerti raut wajah mereka satu sama lain? Percayalah, kedua wajah itu sangat terlihat datar! Bahkan, tak ada perbedaan antara mereka berbicara maupun tidak.     

"Untuk kali ini aku memaafkanmu, Clone-3. Kalau kau mengulangi kesalahan yang sama, aku sudah akan menghajarmu!" Ucap Clone-6 dengan sejujurnya.     

"Hei, aku yang lebih dulu diciptakan! Mengapa kau dengan aroganya berniat menghajarku? Sombong sekali, Engkau!" Ucap Clone-3.     

"Aku tahu bahwa kau lebih dulu diciptakan daripada diriku. Tapi, tekhnologi yang ada ditubuhku jauh lebih baik dan hampir sempurna daripada tekhnologi yang ada di tubuhmu itu!" Ucap Clone-6 dengan sombong.     

"Beraninya Kau mengejekku! Datanglah ke Ring CD, aku akan membuktikan kepadamu bahwa akulah yang jauh lebih baik daripada kamu!" (Ring CD /Ring Cloning Deluxie adalah sebuah area yang terdapat di tempat itu sebagai tempat untuk mencoba kekuatan dari setiap Cloningan yang diciptakan. Tentunya untuk mengukur kemampuan maksimal mereka) Ucap Clone-3 dengan tak kalah sombongnya.     

"Baiklah, aku terima tantanganmu!" Ucap Clone-6 tanpa rasa takut.     

"Oke, Ayo sekarang kita menuju kesana!" Ucap Clone-3. Merekapun dengan segera pergi menuju Ring CD dan meninggalkan Alpha seorang diri.     

"Apa-apaan mereka, huh? Mudah sekali mereka tersulut emosi tentang hal yang begitu kecil?" Batin Alpha.     

"Hah? Lupakan Alpha! Kau seharusnya berfokus untuk bisa melindungi Tuan Alfa supaya tidak sampai ditangkap oleh mereka!" Lanjut Alpha dalam batinnya.     

"Tapi... bagaimana caranya? Sedangkan diriku terikat seorang diri disini." Ucap Alpha bermonolog dengan lirih.     

***     

Pagipun tiba....     

Dering alarm mampu membangunkan seorang gadis manis bernama Sheila. Gadis itu terbangun dengan segera menatap pantulan dirinya di depan cermin.     

"Gila.... tambah cantik gue!" Pekiknya seorang diri begitu melihat kedua matanya yang bengkak dan sedikit hitam. Ia benar-benar menangis dan sedikit tertawa dalam diam.     

Sheila pun menghiraukan matanya yang masih sembab, Ia kemudian pergi menuju almari yang ada di dalam kamarnya, kemudian mengeluarkan seragam olahraga yang akan Ia kenakan untuk berangkat ke sekolah. Tak lupa Ia masuk kedalam toilet untuk membersihkan dirinya.     

Setelah selesai mandi, Sheila pun mengoles wajahnya dengan bedak dan pelembab bibir. Tak lupa lotion juga Ia gunakan untuk memberi makan kulitnya agar terawat dan terasa kenyal. Setelah selesai, Sheila hendak turun ke bawah untuk sarapan pagi bersama. Ia pun membuka pintu kamarnya.     

GUBRAK!     

Setelah membuka pintu kamarnya, Sheila terkejut melihat seorang pria yang jatuh terlentang di bawahnya. Yap, itulah Alfa yang sekarang merintih kesakitan.     

"Ternyata semaleman Abang tidur di depan kamar Sheila? Jadi kasihan!" Batin Sheila melihat kondisi Alfa.     

"Aduuuh, Hai Sheil." Sapa Alfa ditengah rintihanya begitu kedua manik matanya menangkap Sheila.     

"...." Sheila masih teringat kejadian semalam yang membuatnya sakit hati, jadi sebisa mungkin Ia akan pura-pura tetap marah.     

"Masih marah sama Abang, ya?" Ucap Alfa tenpa berdiri dan dengan posisi yang masih terlentang dibawah Sheila yang berdiri. Pandanganya tetap mengarak kewajah Sheila.     

"Hm," Dehem Sheila.     

"Sheila, ayolah bantu Abang! Kita baikan, ya? Kalau enggak Abang akan habis sama Mamah ntar." Mohon Alfa.     

"Hm," Sheila berusaha menahan tawanya katena muka Alfa yang sudah tak terbentuk wkwk. Dalam artian muka yang sangat memelas.     

"Sheila, serius ih! Abang juga minta maaf. Ini beneran Abang gak ada niatan untuk bentak kamu semalem. Seriusan, duarius malah." Mohon Alfa.     

"Ck, Iya iya. Sheila maafin, Sekarang Abang buruang mandi terus pakai seragamnya! Setelah itu, buruan sarapan ke bawah! Ntar keburu telat! Sheila gak mau kena hukuman gara-gara Abang! Paham?" Ucap Sheila panjang lebar.     

Mendengar itu Alfa tersenyum kearah Sheila. Sheila yang cerewet sudah kembali. Itu tandanya Sheila udah gak marah lagi sama Alfa.     

"Cielah, malah ketawa ni orang tua! Buruan, Abaaaaaaang!" Ucap Sheila kesal dengan membantu Alfa untuk bangung dan mendorongnya menuju kamar pribadi Alfa.     

"Iya-iya, Abang mandi dan segera bersiap. Terima kasih Tuan Putri yang udah memaafkan diriku yang bersalah." Ucapan Alfa kini mampu membuat Sheila melepas tawanya yang terpendam.     

"CEPETAN ABANG!" Usir Sheila dengan membebtak diiringi tawanya. Alfa pun tertawa dan menuju ke kamarnya.     

"Gila ya kek gini amat punya Abang ngeselin buaaaaaaanget! Pengen marah aja kagak bisa!" Ucap Sheila bermonolog. Segera Ia menghampiri Gabriella di dapur.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.