DUPLICATE.

HUKUMAN DARI KETOS



HUKUMAN DARI KETOS

0Syuuuuut     
0

Leo yang merasa bahwa ada ancaman yang mendekat kepadanya, dengan segera Ia menoleh dan mendapatkan Alfa hendak memberikan tinjuanya kepadanya.     

Melihat hal tersebut tentu saja Leo berhasil menghindar, Ia juga memiliki kekuatan seperti Alfa. Ia menghindar sehingga membuat Alfa berhenti tepat di depanya.     

Alfa juga tak kalah cerdik, dengan segera tangan kirinya Ia gunakan untuk membuat Leo terpepet di antara tangan kiri Alfa dan tembok dibelakang Leo. Alhasil tangan kiri Alfa sekarang berada di leher Leo. Alfa menekan tanganya membuat Leo tercekik dan sesak untuk bernapas. Kedua tangan Leo berusaha membuat tangan Alfa terlepas, namun hasilnya nihil.     

"Gue sudah tahu siapa lo sebenarnya! Gue peringatin ke lo untuk jangan pernah lagi menemui Sheila atau jika sampai lo membuat Sheila lecet sedikit pun. Gue pastikan saat itu juga lo mati ditangan gue! Ngerti?" Ancam Alfa masih dengan posisi yang sama. Mereka tak menggunakan kekuatan mereka, hanya saja kekuatan asli Leo satu level dibawah Alfa.     

"Nggh eeh," Suara Leo terdengar sesak napas, karena tekanan tangan Alfa semakin menekan. Wajah Leo pun sekarang terlihat sedikit memerah.     

"ABANG!" Suara perempuan terdengar tiba-tiba, membuat Alfa menoleh ke sumber suara.     

"Uhuk-uhuk" Leo pun terbatuk ketika cekikan tangan Alfa terlepas dari leher Leo secara langsung. Alfapun menghela napasnya berat ketika menemukan Sheila dan Nita yang memanggil namanya.     

"Ribet, Nih." Batin Alfa.     

"Apa yang abang lakuin? Kenapa Abang seperti ini?" Tanya Sheila kepada Alfa. Dilihatnya Sheila dan Nita yang mendekati mereka.     

Sheila pun menyusul Nita untuk kemudian mendekati Leo, Ia juga berusaha bertanya kepada Leo apakah Ia sudah merasa baikan dan tidak parah? Pertanyaan yang sangat dapat membuat orang lain terkekeh.     

"Abang, apa yang abang lakuin?" Tanya Sheila, kepada Alfa. Pandangan Sheila pun mengarah ke Alfa dengan tangan Sheila yang masih memegangi tangan Leo. Sedangkan Nita menganggukan kepala setuju dengan pertanyaan yang di lontarkan Sheila kepada Alfa.     

"Jawab!" Perintah Sheila.     

"Gak papa, Sheila. Tenang aja. Leo itu memang pantas mendapatkannya." Ucap Alfa dengan santainya.     

"Gak lucu, Abang! Memangnya apa yang Leo lakuin sampai Leo pantas mendapatkan perlakuan itu?" Tanya Sheila sangat kesal dengan perilaku dan ucapan Alfa.     

"Uhuk, udah Sheil, udah! Aku gapapa, kamu tenang aja." Ucap Leo berusaha berbicara setelah Ia berhasil mengendalikan napasnya.     

"Oke, kalau lu udah gapapa, gue sama Sheila pergi. Ayo,Sheil kita pergi!" Ucap Alfa memerintahkan Sheila. Nita pun membelalakan matanya mendengar ucapan Alfa yang tak merasa bersalah sedikit pun.     

"Abang, aku gak suka ya sama sikap Abang!" Ucap Sheila menahan emosi.     

Tanpa basa-basi Alfa menarik tangan Sheila dan membopongnya di pundak Alfa. Sheila yang kaget mendapat perlakuan seperti ini oleh abang kandungnya sendiri membuatnya terus memukul punggung Alfa bertubi-tubi. Alfa tetap setia berjalan menjauhi Leo dan tak menggubris pukulan yang di lontarkan Sheila. Nita yang melihat Sheila pergi dari ngan Abangnya pun kebingungan untuk menyusul Sheila atau membantu Leo. Tetapi, Leo dengan sangat peka menyuruh Nita untuk menyusul Sheila dengan segera.     

"Lo ikuti Sheila aja, gue udah gapapa." Ucap Leo dengan suara yang lirih.     

Mendengar hal tersebut membuat Nita menganggu dan sedikit senang. Karena jika Ia harus membantu Leo. Sudah dapat dipastikan bahwa mereka akan terdiam satu sama lain.     

"Hati-hati ya kak. Gue pergi dulu." Ucap Nita kemudian berlari mengejar Sheila yang dibawa Alfa.     

Bagaskara yang sedari tadi memperhatikan mereka dari roof top, tiba-tiba terkekeh kecil melihat tingkah Alfa yang masih saja kekanakan dan terlalu bertindak ceroboh.     

Alfapun membopong Sheila tak tentu arah, Ia kebingungan mau membawa Sheila kemana, yang penting tujuanya adalah menjauhkan Sheila untuk tidak berada di dekat Leo. Alfa pun berjalan melewati Aula dan bertepatan dengan mereka yang keluar dari aula untuk beristirahat sejenak.     

"Hei, kalian berhenti!" Suara seorang pemuda yang keluar dari Aula memanggil asal kearah mereka—Alfa, Sheila, dan Nita yang berada di belakang Alfa dan Sheila.     

"Lo manggil kita?" Tanya Alfa dengan menaikan satu alisnya.     

"Tuhkan gila, gue pengen banget jadi Sheila."     

"Aaaaaaaaah, gilaaaa gue iri sama adek ipar gue."     

"Aduh, calon gue sayang sama adnan knya, sampai-sampai di gendong kek gitu."     

Dan bla bla bla, banyak ocehan yang berasal dari penggemar Alfa. Mereka iri dan berniat di posisi Sheila sekarang juga.     

Eits, jangan lupakan pemuda yang memanggil Alfa, Sheila, dan Nita.     

"Iyalah, siapa lagi kalau bukan lo? Alfaeyza Alexander." Ucap Charlotte. Yap, ketua OSIS itu.     

"Abang, turunin gueee!" Ucap Sheila dengan mencubit punggung Alfa supaya Alfa segera menurunkanya.     

"Aw aw, sakit Sheil, iya, iya. Lepasin dulu cubitanya!" Rintih Alfa ketika Ia merasakan suhu panas di punggungnya. Sheila yang udah kesal pun tak melepaskan cubitan itu. Semakin Alfa berteriak, disitu Sheila juga mengencangkan cubitanya.     

"Ampun, Sheila Alexander! Lepasin dulu cepetan!" Ucap Alfa, Ia berusaha menarik Sheila untuk segera di turunkan. Tapi cubitan itu justru lebih terasa menyakitkan. Setelah beberapa detik, Sheila pun berhasil mendarat di tanah dengan sedikit sempoyongan karena Alfa menurunkan Sheila dengan paksa.     

Melihat Alfa yang memegangi punggungnya membuat Sheila tertawa puas.     

"Hahahaha, makan tuh cubitan! Suruh siapa main-main sama Sheila." Ejek Sheila kepada Alfa.     

"Gila kamu ya! Sakit bener ini, dek!" Umpat Alfa.     

Nita hanya menggelengkan kepala melihat tingkah mereka yang selalu saja kurang akur jika berada dihadapak Nita.     

"Woy, kalian ngabaiin gue?" Ucap Charlotte membuat Alfa, Sheila, dan Nita tersadar. Sebelumnya seluruh siswa yang berdiri di depan pintu aula sudah di suruh pergi oleh Charlotte.     

"Maaf, kak." Ucap Sheila spontan yang merasa bersalah kepada Charlotte.     

Charlotte pun berjalan mendekati mereka bertiga yang sudah baris sejajar.     

"Kalian tidak mengikuti acara debat ini?" Tanya Charlotte kepada mereka bertiga.     

"Ta-tadi saya ikut kak, hanya saja saya pergi ke toilet dengan teman saya Sheila." Jawab Nita jujur dengan sedikit ketakutan melihat wajah Charlotte yang datar.     

"Alasan ya kamu?" Ucap Charlotte singkat.     

"Ck, orang ngomong jujur juga gak dipercaya!" Ucap Alfa tiba-tiba.     

"Bukanya gak percaya, hanya saja memasng siswa seperti kalian terlalu sering mencari alasan." Ucap Charlotte.     

"Maksudnya siswa seperti kami apa?" Ucap Alfa datar dan menekan.     

"Abang! Udah!" Bisik Sheila kepada Alfa yang sedikit terbawa emosi.     

"Ck, kalian bertiga saya hukum!" Ucap Charlotte kepada mereka bertiga.     

"Yah, masa seorang ketua Osis yang dermawan dan menawan suka menghukum murid yang tidak bersalah? Cupu sekali ketua OSIS ku ini." Kalimat lemes Alfa pun keluar dengan mudah dari mulutnya. Alfa menunjukan senyuman renyah yang ditujukan kepada Charlotte.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.