DUPLICATE.

TATA TERMAKAN RAYUAN



TATA TERMAKAN RAYUAN

0"Kemarikan rekaman itu!" Perintah £D kepada dua orang dibelakangnya.     
0

Mereka pun memberikan £D sebuah ponsel berisi sebuah rekaman yang Ia tunjukan kepada Tata dan Dika.     

Tata dan Dika terkaget melihat video bom yang berada di tempat yang mereka kenali, yaitu rumah mereka masing-masing.     

"ANJING LO! BERANINYA MAIN DIBELAKANG! DASAR PENGECUT! BANGSAT!" Ucap Dika yang khawatir dengan keberadaan Ibunya semata di rumah. Ia tak keberatan jika harus mati disini, asalkan Ibunya dapat terbebas dari bom itu.     

"Hahaha," £D tertawa begitu melihat ekspresi dari Dika yang begitu khawatir dengan Ibunya.     

PSYCOPATH!     

"Cabut bom itu sekarang!" Ucap Dika.     

"Saya akan mencabutnya jika kalian mau menjadi anggota saya." Jawab £D.     

"Kami tidak akan sudi!" Ucap Tata dengan muka yang amarah.     

"Hahaha, lihatlah bok itu, kalian punya waktu kurang dari 24 jam untuk membuat keputusan itu. Kalau sampai kalian tidak menyetujui untuk jadi anggota saya. Siap-siap saja kalian kehilangan keluarga kalian." Jawab £D dengan entengnya.     

"Sebenarnya apa rencana lo?!" Tanya Tata yang buka suara dengan semua ini.     

"Seperti yang saya jelasin tadi." Jawabnya singkat.     

"Bagaimana bisa kita membawa Alfa kepada kalian?" Tanya Tata dengan menahan amarah.     

"Tenang saja kalau itu. Setelah belumnya perkenalkan kami bahwa kami bisa dengan medah membuat kalian mendapatkan kekuatan." Jelas £D.     

"Tata, jangan sampai kau membuat perjanjian denganya!" Ucap Dika berbisik kepada Tata.     

Tatapun menghiraukan ucapan Dika.     

"Bagaimana caranya?" Tanya Tata lagi.     

"Kau tak perlu tahu, yang terpenting mau atau tidak kau menjadi anggota saya?" Tanya £D kembali.     

Tata pun dilema, sedangkan Dika bersikeras untuk membuat Tata tersadar dan tidak memilih melukai sahabatnya sendiri.     

"Tata, sadarlah." Ucap Dika.     

"Gue gak ada pilihan, Dik. Gue gak mau Bunda gue kenapa-napa." Ucap Tata memberikan penjelasan.     

"Gue yakin mereka gak akan beneran membunuh keluarga kita, Ta." Ucapnya lagi.     

"Siapa bilang?" Tanya £D.     

"Kalau kalian menganggap ini hanyalah gertakan, lalu bagaimana dengan ini?" Ucap £D memberikan rekaman lagi.     

DUAAAAAAAAAR     

"ASTAGA!" Teriak Tata yang melihat bom lain yang tak jauh dari rumahnya.     

"BANGKE YA LU!" Teriak Dika yang juga melihat bom lain meledak di sekitar rumahnya.     

"Oke! Gue mau jadi anggota lu!" Jawab Tata spontan dan tak bisa berbuat banyak.     

"Tata!" Panggil Dika menyadarkan lagi apa yang telah di perbuat Tata.     

"Maafin gue, Dik. Gue gak rela Bunda gue mati! Gue gak ada pilohan lagi. Gue yakin Alfa bakalan maafin gue." Ucap Tata penuh harap dan keyakinan.     

Beginilah jika kita menjadi orang baik. Tak selamanya mendapatkan kebaikan dari orang lain. Hanya saja mereka bisa memanfaatkan kita sewaktu-waktu hanya karena kita terus berbuat baik kepadanya.     

"Baiklah, karena kamu udah mau jadi anghota saya, saya dengan sedikit nang hati akan memilihkan kekuatan apa yang akan kamu miliki." Ucap £D kepada Tata.     

"Besok pagi saya akan memberikan kamu kekuatan itu. So, Wait for tommorow." Ucap £D lagi dan lagi.     

Tata yang sudah mengeluarkan air matanya hanya pasrah. Ia benar-benar tak ingin kehilangan Bundanya. Namun, disisi lain Ia juga merasa bersalah kepada Alfa atas tindakanya.     

Mr £D pun akhirnya pergi meninggalkan Tata dan Dika yang masih terikat. Tata sedang dalam keadaan sedihnya dan Dika sedang dalam keadaan tak bisa berpikir apa-apa. Ia tak tahu apa yang harus atau akan Ia lakukan.     

***     

"Halo, Dek. Tata ada di rumah gak?" Tanya Alfa kepada Sheila.     

"Enggaklah, Bang. Emangnya Kak Tata mau ke rumah kita?" Tanya Sheila balik.     

"Enggak, katanya Bunda Dinda, Tata belum pulang. Tadi dia kan pulanya bareng sama Dika. Nah, pas Abang coba hubungi merwka berdua, nomor mereka kagak aktif." Jelas Alfa.     

"Lah, terus gimana ini, Bang?" Tanya Sheila lagi.     

"Ya, Abang harus nyari mereka berdua." Ucap Alfa.     

"Kamu di rumah aja ya, Sheil. Omongin Mamah juga kalau Abang pulang agak telat soalnya nyari Tata yang belum pulang ke rumah!" Pesan Alfa kepada Sheila.     

"Oke, Bang. Hati-hati ya. Gue tunggu kabar selanjutnya." Ucap Sheila.     

"Oke, Sheil. Thanks." Ucap Alfa.     

Tak lama kemudian Alfa memutuskan teleponya dan memulai untuk mencari kemana perginya Tata dan Dika.     

Sebelum benar-benar mencari keberadaan mereka. Alfa pergi dahulu ke rumah Bagaskara karena Alfa sempat menelpin Bagas untuk membantunya mencari Tata dan Dika.     

Tin tin     

Suara klakson mobil milik Alfa Ia bunyikan tepat di depan rumah mewah Bagaskara. Ia melakukan hal ini karena sudah tahu bahwa Bagaskara hanya hidup sendirian bersama pekerjanya. Alhasil, tanpa butuh waktu lama, Bagaskara keluar dengan kenggunakan pakaian yang casual.     

"Mau nyari kemana dulu, nih?" Tanya Bagaskara.     

"Terserah, kita puterin aja ni Kota. Eekitar sini dulu aja. Soalnya gue dari tadi nelpon mereka kagak diangkat. Belom lagi GPS mereka kagak aktif. .k. mungkinan besar ponsel mereka mati." Jelas Alfa.     

"Oke deh. Gue ikutin tujuan lo." Ucap Bagaskara.     

Merekapun melanjutkan pencarian mereka di malam hari dengan disoroti lampu di sepanjang jalanan Ibu Kota Jakarta.     

Mereka menggunakan segala bentuk pencarian dari foto, dan bertanya kepada setiap orang yang mereka temui di sepanjang jalan. Namun, kebaikan tak berpihak kepada Alfa dan Bagaskara, karena setiap orang yang mereka tanyai tak melihat keberadaan Tata dan Dika.     

Alfa dan Bagaskarapun melanjutkan pencarianya ke tempat yabg sering mereka kunjungi, Lagi dan lagi mereka juga tak menemukan keberadaan Tata dan Dika.     

"Kemana sih mereka berdua! Bisa-bisanya di culik! Mungkin!" Ucap Bagaskara.     

"Mulut lo tu ya, kali aja mereka nyasar wkwk." Ucap Alfa dengan candaanya.     

"Bangke! Yodah buruan jalan!" Perintah Bagaskara yang melihat mobil mereka belum jalan.     

"Oiya gue lupa, anjir. Malah ngobrol dalem mobil." Ucap Alfa yang tersadar dengan keadaan mobilnya.     

Yap, mereka melanjutkanya lagi, sayangnya apa yang mereka lakukan belum membuahkan hasil. Sejak dari tadi Alfa selalu saja ditelpon oleh Bunda Dinda dan Mamah dari Dika yang membicatakan topik yang sama. Dimana dan Bagaimana perkembangan info mengenai Tata dan Dika? Apakah mereka sudah ditemukan?. Alfa pun juga menjawab pertanyaan tersebut dengan, Maaf, Tante. Kami belum menemukan Tata/Dika.     

Keesokan harinya....     

Ceklek...     

Suara pintu yang terbuka mampu membuat Tata dan Dika tersadar dari tidur mereka. Datanglah dua orang kloningan yang berwajah sama dengan Leo bernama Clonning-5 dan Clonning-7.     

"Silahkan dimakan!" Perintah kloningan itu dengan membawakan makanan untuk Tata dan Dika.     

Tak ada sahutan dari mereka—Tata dan Dika. Mereka hanya terdiam satu fengan yang lainya. Tata memikirkan apa yang akan terjadi selanjutny, sedangkan Dika memikirkan madih ada berapa waktu lagi sebelum bom di rumahnya meledak sungguhan. Saat terjadi keheningan di dalam ruangan itu, masuklah lagi £D dengan memakai topeng dan jubah seperti biasanya.     

"Lepaskan mereka!" Ucap £D kepada kedua kloninganya.     

Tanpa bantahan dan tanpa memakan waktu yang lama, mereka pun menuruti perintah yang diucapkan £D kepada mereka. Alhasil Tata dan Dika sudah terbebas dari ikatan.     

"Setelah kalian berdua memakanya, silahkan pergi dari sini!" Ucapan £D langsung membuat Tata dan Dika kebingungan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.