DUPLICATE.

£D BERULAH LAGI



£D BERULAH LAGI

0"Dika?" Ucap Tata.     
0

"Tata?" Ucap Dika.     

"YES! INI CUMA MIMPI!" Ucap mereka berdua dengan menarik tangannya keatas kemudian ke bawah. Mereka sangat senang.     

That's shoul be me. That shoul be bdjsisjhdjsj drrt drrt     

"Cek cek cek,"     

Tiba tiba saja suara yang mereka kenal terdengar kembali, menggantikan lagu dari Justin Bieber yang sedang berputar.     

Mendengar suara tersebut membuat Tata dan Dika mematung saling memandang. Mereka kebingungan dengan keadaan yang mereka alami sekarang. Terutama Tata yang benar-benar kebingungan. Untung Ia punya teman—Dika—yang senasib denganya.     

"Halo, Tata, Dika. Saya beritahu bahwa saya bisa memantau pergerakan kalian! Saya berharap kalian tidak melupakan hal itu, hahaha." Ucapan £D yang kembali terdengar memasuki gendang telinga Tata dan Dika.     

"Saya akan memberitahu kepada kalian. Bahwa, sekarang kalian mendapatkan kekuatan yang telah saya beri. Dan untuk mu Dika, saya tahu bahwa sebenarnya kamu menolak untuk jadi anghota saya. Tetapi,saya tidak perlu meminta persetujuan dari kamu mengenai hal ini." Lanjut £D yang sudah karang membuat Dika geram.     

"Anjir, bangke, bangsat!" Semua umpatan keluar melalui batin Dika. Ia tak tahu harus bagaimana. Deru napasnya yang kasar Ia keluarkan untuk menahan amarah! Bisa-bisanya Ia di perbudak bahkan bukan atas keinginanya sendiri. Dika merasa telah dipermainkan. Namun, Dika pasrah. Toh semua udah terjadi adanya.     

"Selanjutnya tugas kalian hanya membawa Alfa kemari. Sebenarnya kalian tidak perlu bekerja dengan ekstra, karena 'duplikasi Alfa' sudah menjadi tahanan saya untuk memancing kedatangan Alfa." Ucap £D melanjutkan penjelasanya.     

Tata dan Dika hanya terdiam dengan pikiran dan lamunannya masing-masing. Tak ada bantahan dari mereka, mereka hanya bisa mendengarkan. Mungkin pikiran mereka sekarang hanya pasrah. Namun, keadaan yang sebenarnya adalah, mereka memang dibuat tak bisa untuk membantah perintah dari £D.     

"Dupkikasi Alfa merupakan seorang kloningan yang telah di buat oleh Alex dengan wajah menyerupai Alfa." Ucap £D.     

"Tugas kalian hanya perlu ikut dengan bergabung bersama kami untuk menumpaskan Alfa saat Ia datang bersama gerombolanya." Lanjut £D. Tata dan Dika benar-benar tidak bisa membuka suara.     

"Baiklah, sampai sini saja penjelasan saya. Yang perlu kalian ingat hanya satu. Saya dapat memantau kalian, mengerti gerak-gerik kalian dan yang terutama saya bisa mengetahui bahwa kalian masih hidup atau tidak. Semua hal tersebut mudah bagi saya untuk mendapatkan informasi kalian." Jelas £D kepada Tata dan Dika.     

"Itu semua adalah hal yang ingin saya sampaikan kepada kalian. Jika kalian tidak mengikuti perintah saya, kalian akan mendapatkan sanksi yang akan membuat kalian hilang dari muka bumi ini." Ucap £D sebelum meninggalkan mereka.     

Drrrt, Drrrrt     

That's should be me....     

Lagu yang sebelumnya berputar, kini berputar kembali sebagai tanda £D sudah tidak menyadap mereka lagi. Dengan segera mereka melepas napas mereka dengan berat sekaligus lega karena £D sudah pergi. Mereka yakin hidup mereka sudah tidak akan tenang lagi.     

"Dik, apa yang harus kita lakukan?" Tanya Tata kebingungan bagaimana Ia akan menjalani kehidupan selanjutnya.     

"Gue juga bingung, Tata. Entah apa yang akan gue omongin sama si Alfa. Hadeuh!" Pasrah Dika menikmati indahnya kehidupanya.     

Ini semua tarjadi begitu saja. Tanpa persiapan dan bahkan tanpa pengertian. Mereka datang secara tiba-tiba, mengikat Tata dan Dika, memberi makanan yang ternyata biusan, dan akhirnya Tata dan Dika terikat dengan keadaan.     

"Aelah... kenapa sih ni hidup bikin esmosi? Eh, tadi gue denger tadi si £D nyebut nama 'Duplikasi Alfa'? Siapa, tu? Alfa copy-an gitu? Kok gue jadi bingung?" Tanya Tata kepada Dika yang tak kalah terlihat kelelahan dari ekspresi wajahnya.     

"Entah, kembaranya si Alfa mungkin, gak tahu juga gue." Ucap Dika sembarangan.     

"Jangan-jangan...." Batin Tata     

"AAAAAAAAAAA," Teriak Tata ketika sebuah wajah muncul di kaca pintu mobil sebelahnya.     

"Dika, ada Alfa! Gimana ini?" Ucap Tata panik melihat wajah Alfa yang tiba-tiba muncul di kaca pintu mobilnya.     

"Anjir, ni kayak kita ketahuan selingkuh aja! Biasa ajalah. Anggal gak ada apa-apa." Ucap Dika berusaha membuat dirinya bersikap tenang.     

tok tok tok     

"Buka!" Ucap Bibir Alfa dari luar mobil yang sebenarnya tidak terdengar dari dalam namun memperintahkan Tata untuk keluar dari mobil.     

Mendengar ucapan Dika sebelumnya, mampu membuat Tata berusaha dengan susah payah untuk melupakan kejadianya bersama £D yang memperintahkan dirinya untuk menangkap Alfa.     

Tanpa pikir panjang lagi, Tata membuka pintunya diikuti oleh Dika yang keluar dari mobilnya.     

"Kalian dari mana aja sih? Semalaman gak pulang! Nyokap kalian khawatir, Bego!" Caci Alfa yang terlihat kesal dengan Tata dan Dika.     

"Jawab dong! Orang lagi di tanya juga!" Tambah Bagas yang ikutan kesal karena mereka hanya terdiam satu sama lain.     

"Weh, sabar, Fa, Gas. Untuk informasi awalan nih ya, gue sama Tata gak ngapa-nagapain, itu yang pertama. Terus kenapa semalem gak pulang? Kemarin kita nabrak orang," Jawab Dika ngarang.     

"Seriusan, Kak? Terus gimana? Kalian ada yang luka?" Tanya Sheila memotong ucapan Dika. Sedangkan Tata bernapas lega dengan alasan yang keluar dari mulut Dika.     

"Ya, Untungnya kita gak kenapa-napa. Tapi mobil kita penyok sedikit bagian depan mobil." Ucap Dika ngarang, terus Si Bagas ngelihat bagian depan mobil yang disebutkan oleh Dika.     

"Mampu, Bagas ngelihatin depan. Padahal jelas-jelas kemarin gak nabrak sama sekali." Batin Dika yang termakan omonganya sendiri.     

"Bener, Fa. Bagian depanya penyok," Ucap Bagaskara memberikan informasi kebenaran dari ucapan Dika.     

"Masa? Eh, maksud gue benerlah. Orang gue gak bohong!" Jawab Dika tak percaya bahwa mobil depanya penyok beneran.     

"Terus kenapa gak pulang?" Tanya Alfa lagi membuat Dika memikirkan alasan dengan cepat.     

"Kemarin gue langsung ke kantor polisi. Cuma ngasih penjelasan sebentar saja, tapi disananya hujan lebat dan kita harus nunggu.... kondisi seseorang yang kita tabrak itu. Udah lagi ponsel gue sama Tata mati dayanya. Alhasil gue ma Tata gak ngabarin orang rumah." Jelas Dika dengan begonya.     

"Percaya, Please. Percayalah sama omonganya Dika." Batin Tata dalam diam.     

"Percaya kek!" Batin Dika.     

"Emangnya bener, Ta? Apa yang diucapin sama Dika?" Tanya Alfa memastikan.     

"Bener kok."     

"Terus kondisi orang yang keserempet kakak bagaimana?" Tanya Sheila yang sangat penasaran dengan ucapan Dika. Dika pun merasa bersalah atas kepolosan dari Sheila.     

"Ya, kondisi orang itu baik-baik aja. Untungnya orang yang kami tabrak orang kaya. Jadi kita gak perlu ganyi rugi. Mereka juga nyadar kalau kereka yang salah. Terus setelah mendengar ucapan mereka barulah polisi ngebebasin kita setelah di tahan sebentar di kantor polisi." Jawab Dika lagi. Gila! Bahkan Dika yang mengerti apa yang telah Ia bicarakan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.