DUPLICATE.

GLADIS DIRUMAH BAGASKARA



GLADIS DIRUMAH BAGASKARA

Setelah puas bermain dengan Alfa hingga siang. Sheila dan Alfa hendak pulang ke rumah mengingat Gabriella yang verada di rumah sendirian. Tapi, sebelum itu, Sheila meminta izin ke toilet.     

Setelah Sheila pergi, waktu tersebut di gunakan Alfa untuk menelpon Tuan Federick dan juga mengirimkan pesan kepada Bagaskara.     

"Halo, Tuan Federick," Ucap Alfa mengawali.     

"Iya, Fa. Ada apa?" Jawab Tuan Federick di seberang telepon.     

"Begini, Tuan. Saya hanya menyampaikan bahwa saya tidak bisa datang ke laboratorium hari ini. Nanti kalau saya hendak kesana akan saya kabari lagi. Karena saya juga belum mengatakan mengenai formula itu Kepada Bagaskara." Ucap Alfa langsung.     

"Oh, iya, Fa. Tidak apa-apa. Kau datanglah saja semaumu, anggap laboratorium ini milikmu. Aku akan selalu mendukungmu dan melindungimu." Balas Tuan Federick.     

"Terima kasih, Tuan." Ucap terakhir Alfa dan dijawab Tuan Federick hingga akhirnya telepon itu terputus.     

"Giliran Bagaskara," Gumam Alfa.     

Alfa to Bagaskara : Gas, gue lupa ngasih tahu mengenai black formula itu. Lo kenal sama Tuan Federick kan ya? Besok senin lo ijut gue ke lab miliknya. Katanya Tuan Federick yang akan nyembuhin lo dengan formula itu.     

"Tinggal send, beres semua." Gumanmya lagi setelah mengetikan pesan tersebut.     

***     

Setelah acara rapat bersama perusaan yousiy, Bagaskara pun pergi menuju ke ruang kerjanya. Tapi, setelahnya Ia harus pergi langi untuk menjumpai Chandra di ruanganya.     

Musuh (as Alfa di kontak Bagas) : Gas, gue lupa ngasih tahu mengenai black formula itu. Lo kenal sama Tuan Federick kan ya? Besok senin lo ijut gue ke lab miliknya. Katanya Tuan Federick yang akan nyembuhin lo dengan formula itu.     

Bagaskara : Oke, Thanks.     

Bagaskara pun mematikan ponselnya dan dengan segeta melangkahkan kakinya menuju ruangan Chandra.     

Tok tok tok     

Sebelum memasuki ruangan kakeknya Bagaskara wajib hukumnya untuk mengetuk pintu, karena itu adalah ajaran dari orang tua angkat Bagaskara.     

"Masuk!" Perintah Candra.     

Tanpa berpikir lagi Alfa segera masuk dan mendapati Gladis bersama ayahnya yang merupakan pimpinan perusahaan Yousiy.     

"Silahkan duduk, Bagaskara!" Perintah Chandra.     

Bagaskara pun duduk yang berposisi berhadapan dengan Chandra.     

"Kenaoa kakek memanggilku?" Tanya Bagaskara begitu Ia telah terduduk nyaman di sofa.     

"Ada yang mau Tuan Yosi bicarakan kepada kamu." Ucap Chandra to the point mengenai pembahasan ini.     

"Begini, nak Bagas. Saya berharap nak Bagas mau membantu saya untuk ikut melindungi Gladis tinggal disini,"     

"Karena besok saya harus kembali lagi ke Jerman untuk masalah bisnis. Sedangkan Gladis memilih untuk tetap tinggal di Jakarta. Sehingga Gladis akan bersekolah di tempat yang sama seperti mu." Jelas Tuan Yosi kepada Bagaskara.     

Sontak mendengar hal tersebut membuat Bagaskara tak ada pilihan lain. Memang pada dasarnya Bagaskara mengenal dengan betul siapa Tuan Yosi dan Gladis itu. Namun, akibat dari sikap Gladis yang selalu mengejar Bagaskara, membuatnya merasa risih akan kehadiran Gladis. Sedangkan Gladis justru senang ketika melihat Bagaskara merasa tidak nyaman.     

"Bauk, Tuan Yosi. Saya akan menjaga Gladis saat dia tinggal di Jakarta." Ucap Bagaskara pada akhirnya.     

"Satu lagi, Gas!" Ucap Chandra secara tiba-tiba mampu membuat Bagaskara kaget.     

"Astaga, bikin kaget aja ni kakek!" Batinya.     

"Mulai hari ini Gladis akan tinggal dirumah kamu!" Perintah Chandra memberikan informasi kepada Bagaskara.     

"Hah? Kenapa? Nanti bagaimana kata orang sekita? Kita hidup di Indonesia, kakek! Bukan di eropa!" Bantah Bagaskara yang sebenarnya tidak menginginkan kejadian ini.     

"Semuanya udah kakek urus, mulai dari perizinan sampai membuat cerita bahwa Gladis adalah saudara jauh kamu yang berasal dari Jerman." Jelas Chandra yang berarti semua kejadian ini sudah direncanakan sejak hari kemarin.     

"Tetap saja kakek gak gampang kalau begini ceritanya!" Bantah Bagaskara untuk yang kedua kalinya. Sedangkan Gladis hanya bisa terdiam melihat dirinya menjadi perdebatan antara Kakek dan Cucu angkatnya ini.     

"Kalau Bagaskara keberatan, tidak papa Gladis akan menginap di apartement dekat rumah Bagas saja, Kek." Ucap Gladis dengan sungkan.     

"Tidak, tidak! Kalian ini sudah sejak kecil jidup bersama. Mengapa kalian merasa sungkan satu sama lain? Tanya Chandra.     

"Dan kamu Bagaskara, Tak sepantasnya kamu menolak perintah Kakek! Mengerti?" Ucap Chandra kepada Bagaskara.     

"Biasalah, gue cuma bisa pasrah bangke!" Batin Bagaskara.     

"Mungkin karena kita sudah jarang bertemu, Kek. Sehingga saya dengan Bagaskara menjadi sungkan satu sama lain." Jawab Gladis.     

"Bukan masalah itu, gue cuma gak mau aja deket sama kamu!" Batin Bagaskara lagi.     

"Ya karena kalian sungkan, maka dari itu kakek yang akan membuat kalian akrab lagi sati sama lain. Paham?" Ucap Chandra ngoto untuk membuat Gladis tinggal bersama Bagaskara.     

"Kek!" Ucap Bagaskara.     

"Bagas! Kenapa, hah? Semua fasilitas yang kamu miliki sekarang adalah punya anak saya, Gipson. Jadi mau tidak mau kamu harus ikuti perintah saya dan jangan sampai kamu ngebantah perintah saya!" Yap, key word yang membuat Bagaskara tak bersaya sudah dikeluarkan Chandra sebagai kekuatan utamanya.     

"Baiklah! Gladis boleh tinggal bersama saya." Ucap Bagaskara pada akhirnya.     

"Terima kasih, Nak Bagas! Saya jamin, Gladis tidak akan membuatmu kerepotan. Benarkan, Galdis? " Ucap Tuan Yosi kepada Gladis.     

"Benar kok, Pah. Aku tidak akan membuat Bagaskara kerepotan dan mengganggunya." Jawab Gladis dengan senyuman yang mengembang di wajah cantiknya.     

"Firasat gue kagak enak, nih." Batin Bagaskara.     

"Baiklah kalau begini, Saya izin pamit untuk langsung pergi ke bandara, karena pesawat berangkat pukul 2 siang. Masih terdapat satu jam lagi untuk saya sampai ke Bandara." Pamit Tuan Yosi.     

"Baiklah, Tuan. Terima kasih atas kerja sama yang telah Tuan tawarkan kepada perusahaan Grinonium ini." Ucap Chandra berbasa -basi.     

"Tidak-tidak justru saya yang berterima kasih karena di sambut dengan baik, lagi pula saya jiga merepotkan nak Bagas untuk menjaga Gladis. Saya sangat berterima kasih untuk itu semua." Ucap Tuan Yosi.     

"Tidak apa-apa, Tuan." Ucap Bagaskara. Saat berada di luar rapat dan tidak acara formal. Bagaskra terbiasa memanggil Yosi dengan sebutan Tuan. Namun, saat berada di forum rapat Ia akan memanggil Yosi dengan sebutan Pak.     

"Baiklah, saya pergi dulu. Kamu jaga diri ya, Sayang!" Ucap Yosi kepada Gladis.     

"Siap, Pah. Papah juga ya, hati-hati disana. Jaga kesehatan sama titipin salam Gladis ke Mamah untuk jaga kesehatan juga." Balas Gladis.     

"Iya, Sayang, Yaudah Papah pergi dulu."     

"Terima kasih Tuan Chandra, terima kasih juga nak Bagas. Saya permisi!" Lanjut Yosi dan kemudian pergi kemluar untuk menuju ke bandara.     

"Baiklah kek, Bagas keluar dulu. Permisi." Ucap Bagaskara kemudian ikut keluar setelah Tuan Yosi meninggalkan ruangan Chandra.     

Setelah beberapa langkah dari ruangan Yosi, Gladis memanggil Bagas dan bersender di lenganya lagi.     

"Aku akan selalu ada di sisimu!"     

"Mampus, hidup gue gak bakalan tenang!" Batin Bagaskara.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.