DUPLICATE.

MOMENT DIRUMAH ALFA



MOMENT DIRUMAH ALFA

0"Berapa bang?"     
0

"Dua ratus lima puluh ribu rupiah, neng!" Ucap Babang Les't food tersebut.     

"Ni ya, Bang," Ucap Tata dengan menyodorkan dua uanga bewarna merah pink, dan selembar uang berwana biru kepada Babang Les't food.     

Setelah membayar makanan tersebut Tata pun segera masuk kembali kedalam kamar Alfa.     

"Nih, pesanan lo semuanyaaaaah!" Ucap Tata dengan sangat bergembira.     

"Aduh temen gue banget sih! Sini gue bantuin." Ucap Dika dengan segera menghampiri Tata di ambang pintu kamar Alfa.     

"Nah gitu dong, peka!" Ucap Tata keoada Dika yang berniat membantunya.     

"Ngokay!" Jawab Dika.     

"YES GUE MENAG LAGI!" Teriak Bagaskara dengan senangnya karena untuk yang kedua kalinya Ia memenangkan pertandingan PS-nya.     

"Mampus lo push up 50 kali!" Ejek Dika kepada Alfa.     

"Berisik lu! Lu aja tadi kalah!" Balas Alfa.     

"Gapapa kan push upnya cuma 10 kali, wlee." Ucap Dika kayak anak kecil.     

"Seratus kalipun kalau gue mah gampang!" Ucap Alfa dengan sombongnya.     

"Haih, ya monggo laksanakan hukumanya dulu baru boleh join makan. Ayo yang lainya kita santap makananya." Ajak Dika.     

"Bangke ya kaliam semua! Teman macam aoa kalian!" Ucap Alfa.     

"Semangat, Bang Alfa, se-ma-ngaaaaat," Ucap Sheila memberikan semangat yang sebenarnya berniat sebagai ejekan.     

"Gak usah disemangatin!" Ucap Alfa.     

Disaat semuanya gembira memakan makanan pesanan mereka dari Les't food, dengan sangat bersedih hati Alfa harus menyelesaikan hukumanya terlebih dahulu, berupa push up 50 kali yang merupakan tentangan dari Dika.     

"Satu!" Ucap Alfa memulai menghitung push upnya.     

Sruuup sruuup     

Suara itu ditimbulkan dari Dika yang tengah menyeruput minuman favoritnya berupa soda merk ternama di Indonesia. Dika dengan sangat sengaja membunyikan minumanya untuk menggoda Alfa yang tengah menjalankan hukumanya.     

"Aaaaah, segernya," Ucap Dika.     

Sruuup sruuup,     

"Aaaaah, Nikmatnya," Ucap Dika kembali menghoda Alfa.     

"Sepuluh!" Ucap Alfa yang berusaha untuk tetap fokus kepada hukumanya.     

"Enak ya, Dik?" Tanya Tata ikut mengompori.     

"Beeeh, enaknya gak bisa dijelasin pakai kata-kata." Jawab Dika.     

Sedangkan Bagaskara, Sheila, dan Gladis tertawa melihat tingkah konyol Dika.     

"Dua puluh!" Hitung Alfa yang sengaja di sebutkan dengan sedikit keras.     

Hingga akhirnya hukuman yang Alfa jalankan sudah sampai pada hitinganya yaitu lima puluh kali push up. Setelah selesai Alfa langsung membaringkan tubuhnya tengkurap untuk melemaskan otot di bagian tanganya. Setelah dirasa lumayan lemas. Alfa dengan segera join bersama yang lainya untuk menyantap makana yang pesan.     

"Weh weh weh, jangan lupakan dong sponsor dari makanan ini... Kita sambiiiit BAGASKARA!! Huwowowwuwuao" Ucap Tata dengan sangat heboh membuat yang lainya juga ikut tertawa. Sedangkan Bagaskara merasa malu diperlakukan sedemikian rupa.     

"Weh, mantap kali! Terima kasih, Bro. Gue doain lo tambah pinter, ganteng, dan... gak hedon kalau jadi sultan," Ucap Dika seperti biasanya.     

"Kagak lu doain juga gue udah ganteng sama pinter!" Ucap Bagaskara.     

"Yee ngelunjak!" Ucap Dika.     

***     

"Alpha," Panggil Clone-1 kepada Al pi ha yang sudah dekat dengan dirinya.     

"Oh, Clone-1. Ada apa?" Tanya Alpha yang masih dengan posisi terikatnya.     

"Tidak apa-apa. Saya hanya bosan melihatmu dari balik kaca dua arah itu. Berhubung Saya sendirian yang menjagamu, saya berniat untuk menghampirimu saja." Jawab Clone-1.     

"Oh, begitu." Ucap Alpha.     

Sebenarnya Alpha hendak menanyakan bagaimana rencana mereka tentang penangkapan Alfa yang kemarin terdemgar sedikit mengenai rencana itu. Tapi, Alpha tidak ingin membuat Clone-1 dalam masalah yang besar, walau bagaimana pun, Clone-1 adalah anak buah dari orang yang telah membawanya kemari.     

"Alpha, bolehkah saya bertanya mengenai sesuatu?" Ucap Clone-1 membuka topik pembicaraan.     

"Apa kau bahagia tercipta sebagai kloningan?" Tanya Clone-1 secara terus terang.     

Alpha yang mendengar hal tersebut bungkam seketika, memikirkan perkataan apa yang akan Ia keluarkan untuk menjawab pertanyaan dari Clone-1.     

"Kalau ditanya apakah saya bahagia? Saya menjawab Iya. Dan kalau boleh memilih, saya menginginkan untuk terlahir menjadi saudara kembar dari Tuan saya. Hehe." Ucap Alpha dengan terkekeh di akhir kalimatnya. Menurutnya ini adalah jawaban termustahil jika Ia terlahir sebagai kembaran dari Alfa.     

"Pasti Tuan yang menciptakan kamu adalah sesosok manusia yang berhati mulia, Benarkan?" Ucap Clone-1.     

"Iya," Ucap Alpha dengan semangat dan cepat.     

"Tuan saya adalah orang yang baik, Beliau menciptakan Saya karena Beliau sayang sekali dengan anaknya, yaitu Tuan saya yang sekarang. Maka dari itu, Saya berniat untuk selalu melindungi Tuan, apapun taruhannya. Saya juga rela bila nyawa Saya sebagai taruhanya jika Tuan saya menghadapi musuh-musuhnya." Jawab Alpha dengan sangat lancar.     

"Enak sekali kamu. Saya tidak pernah menyukai jika Saya tercilta sebagai sesosok kloningan. Sama seperti mu, dulu Tuan pencipta saya merupakan orang yang sangat dermawan. Tetapi, setelah anaknya yang menjadi penerus Clonning Deluxie ini, Saya rasa mati lebih baik dari pada harus menyakiti orang lain." Jawab Clone-1 dengan sangat jujur.     

Sayang sekali Alpha tidak bisa melihat ekspresi yang dikeluarkan Clone-1 karena matanya yang tertutup. Namun, Alpha bisa merasakan bagaimana perasaan Clone-1 dari nada bicara yang dikeluarkan olehnya.     

"Tenang, lah, semuanya akan berakhir jika kebusukan di Clonning Deluxie terungkap." Jawab Alpha.     

Tanpa mereka sadari, ada seorang kloningan yang memperhatikan mereka di depan kaca duara arah dan orang itu mendengar apa yang sedang mereka bicarakan. Terutama semua ucapan yang keluar dari mulut Clone-1.     

***     

"Wah, gila kenyang banget gue!" Ucap Alfa yang sudah selesai dengan memakan menu yang Tata, Sheila, dan Gladis pesan hari ini.     

"Bener banget. Enak-enak pula makananya, hehehe." Sambung Sheila.     

"Woiya jelas dong wkwk." Ucap Tata.     

"Besok pan kapan peegi lagi kuy, tapi kita keluar aja!" Ucap Dika.     

"Setuju gue." Jawab Alfa.     

"Bener-bener, gue juga setuju." Jawab Bagaskara.     

"Boleh, tuh!" Jawab Tata.     

"Mo ikut," Ucap Sheila dengan cengiranya yang mengingat Ia adalah adek kelas Alfa dan teman-temanya.     

"Anak kecil gak boleh ikut!" Ucap Alfa.     

"Bang," Rengek Sheila. Alfa hanya menjawabnya dengan cibiran tak bersuara.     

Mendengar hal tersebut sebenarnya membuat Gladis untuk angkat bicara. Namun, Ia tahu diri Ia bukan siapa-siapa mereka. Gladis hanya orang pendatang yang hari ini ikut makan-makan karena Ia menerobos mobil milik Bagaskara.     

"Lo gak boleh ikut!" Ucap Bagaskara langsung kepada Gladis sebelum Gladis membuka suara, pikir Bagas.     

Mendengar perkataan Bagaskara membuat Gladis mengerucutkan bibirnya.     

"Gak! Gue gak setuju, Gladis boleh ikut kok!" Ucap Dika.     

"Yoi, kalau Bagaskara gak mau ngajak. Biar gue aja yang ngajak Glasia untuk ikut. Gampang kan?" Sambung Tata yang membuat Gladis tersenyum senang. Setidaknya masih ada orang yang peka dan membaca pikiranya.     

"Serah kalian, deh!" Ucap Bagaskara.     

"Masalahnya kapan kita akan pergi? Sedangkan akhir-akhir ini kita ada banyak ujian dan persiapan untuk masuk ke perguruan tinggi." Jelas Alfa yang mengingat bahwa mereka sudah menginjak kelas XII.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.