DUPLICATE.

CLONE-1 KETAHUAN



CLONE-1 KETAHUAN

0Mendengar perkataan Bagaskara membuat Gladis mengerucutkan bibirnya.     
0

"Gak! Gue gak setuju, Gladis boleh ikut kok!" Ucap Dika menolak perkataan Bagaskara dengan mentah-mentah.     

"Yoi, kalau Bagaskara gak mau ngajak. Biar gue aja yang ngajak Gladis untuk ikut. Gampang kan?" Sambung Tata yang membuat Gladis tersenyum senang. Setidaknya masih ada orang yang peka dan membaca pikiranya.     

"Beneran?" Tanya Gladis dengan senyuman yang sudah tidak dapat Ia tahan.     

"Beneran dong, lo sekarang kan sudah jadi temen kita!" Jawab Tata dengan sangat humble.     

"Serah kalian, deh!" Ucap Bagaskara pasrah, Gladis yang mendengar ucapan Bagaskara hanya menatapnya dan menjulurkan lidah untuk mengejek Bagaskara.     

"Masalahnya kapan kita akan pergi? Sedangkan akhir-akhir ini kita ada banyak ujian dan persiapan untuk masuk ke perguruan tinggi." Jelas Alfa yang mengingat bahwa mereka sudah menginjak kelas XII.     

"Oiya," Ucap Tata kemudian ikut mengerucutkan bibirnya.     

"Terus gimana dong?" Tanya Sheila yang juga paham dengan kondisi kelas XII ini.     

"Yah rencana jadi wacana dong," Ucap Dika yang sebenarnya udah tahu, kalau semuanya di rencanakan tanpa mendadak, itu semua akan menjadi wacana biasa.     

"Kita perginya setelah ujian masuk perguruan tinggi aja! Gampang kan," Ucap Bagaskara memberikan saran, tanpa membuat rencana itu jadi wacana.     

"Oke setuju, sekalian ngerayain keberhasilan kita masuk ke perguruan tinggi." Ucap Alfa dengan sangat positif thinking, ya semua karena Ia pintar.     

"Tandanya Gue setuju, yang lain?" Lanjutnya bertanya kepada yang lainya.     

"Oke, sih." Jawab mereka berbarengan.     

***     

"Tenang, lah, semuanya akan berakhir jika kebusukan di Clonning Deluxie terungkap." Jawab Alpha dengan santai kepada Clone-1 yang sedang bercurhat kepadanya.     

Tanpa mereka sadari, ada seorang kloningan yang memperhatikan mereka di depan kaca duara arah dan orang itu mendengar apa yang sedang mereka bicarakan. Terutama semua ucapan yang keluar dari mulut Clone-1.     

Tiba-tiba seseorang yang tengah mengamati mereka menguarkan suara melalui mikropon dihadapanya yang terdengar juga ke dalam.     

"Clone-1 apa yang sudah kamu bicarakan?" Tanya seseorang yang sedari tadi mengamati perbincangan diantara mereka.     

Clone-1 langsung terkaget begitu mendengar ucapan tersebut, begitupun dengan Alpha yang ikut terkaget.     

"Kemarilah!" Perintah orang itu membuat Clone-1 bergegas keluar dari ruangan Alpha.     

Sketika itu pula Alpha dibuat khawatir dengan apa yang akan terjadi kepada Clone-1. Apakah Ia akan dihukum? Bagaiamana jika itu adalah anak dari Tuanya yang telah menciptakanya? Apa yang harus Alpha perbuat?     

Setelah keluar dari ruangan Alpha, Teenyata Clone-1 bertemu dengan Clone-7 alias Leo. Alhasil itu cukup membuat Clone-1 bernapas lega. Tetapi dengan cepat Ia tersadar kembali bahwasanya Leo merupakan tangan kanan atau kepercayaan dari £D.     

"Bagaima ini? Apakah Clone-7 akan mengungkapkan perkataanku kepada Tuan? Sedangkan Clone-7 sendiri adalah kepercayaan dari Tuan." Batin Clone-1.     

"Apa yang telah kau bicarakan kepada duplikasi Alfa itu?" Tanya Leo kepada Clone-1.     

"Apa kau tidak memikirkan apa akibat yang akan kau terima jika pembicaraan ini terdengar oleh Tuan?" Tanya Leo lagi.     

"Maafkan saya, Clone-7. Saya sangat menyesal telah berkata sedemikian rupa." Jawab Clone-1 meminta maaf.     

"Saya tidak menyuruhmu untuk menyukai Tuan. Tetapi, aku menyuruhmu untuk tidak berkata sembarangan seperti tadi saat ruangan yang kau tempati memiliki oenyadap suara, mengerti!" Ucap Leo.     

"Mengerti, maafkan saya, Clone-7." Jawab Clone-1 yang kehabisan dengan kata-kata. Ia hanya bisa meminta maaf dan membuat Leo untuk tidak membicarakan masalah inikepada £D. Atau bisa-bisa Clone-1 sudah akan segera lenyap dari muka bumi.     

"Tenang saja, saya tidak akan membicarakan masalah ini kepada Tuan. Asalkan kau sendiri mampu mengendalikam ucapanmu itu!" Pesan Leo kepada Clone-1.     

"Terima kasih, Clone-7. Terima kasih," Ucap Clone-1.     

"Saya harap kau lebih bisa berhati-hati lagi. Kalau begitu saya masih ada urusan dengan Tuan. Saya minta tolong kepada kamu untuk tetap mengawasi Alpha. Dan jangan ulangi kesalahanmu lagi!" Ucap Leo panjang lebar,     

"Baik, Clone-7." Jawab Clone-1.     

Setelah mendengar jawaban dari Clone-1. Dengan segera Leo melangkahkan kakinya untuk pergi meninggalkan mereka berdua. Leo adalah kloningan yang paling sibuk diantara kloningan yang telah diciptakan 'Tuan' sesungguhnya.     

Setelah melihat Leo pergi, Clone-1 kembali menghampiri Alpha.     

Cekleeek.     

Alpha terdiam dahulu, menunggu siapa orang yang masuk untuk menemuinya, dengan cara membiarkan orang itu berkata terlebih dahulu.     

"Alpha," Ucap Clone-1 yang akhirnya membuat Alpha benapas lega.     

"Wah, Clone-1. Syukurlah! Kau tidak apa-apa. Aku sempat mengkhawatirkanmu," Ucap Alpha kepadanya.     

"Hah, begitulah. Aku juga tadi sempat takut, aku kira Tuan yang memanggilku. Ternyata Clone-7." Ucap Alpha.     

"Clone-7 itu... Bukanya Leo?" Tanya Alpha.     

"Benar, Clone-7 adalah Leo." Jawab Clone -1 itu.     

"Clone-1 maukah kamu aku beri nama?" Tanya Leo.     

"Nama bagaimana?" Tanya Clone-1.     

"Ehm, ya nama untuk memudahkanku memanggilmu. Kamu akan mempunyai nama seperti Leo dan aku. Sehingga aku akan memberikan nama khusus untuk memanggilmu." Jelas Alpha.     

"Baiklah, memangnya apa yang cocok untuk menjadi namaku?" Tanya Clone-1.     

"Sebentar, aku pikir dulu ya." Ucap Alpha.     

"Baiklah!" Jawab Clone-1     

***     

"Bang, bantuin dong! Malah enak-enakan aja!" Ucap Sheila kepada Alfa yang tengah memberingkan tubuhnya di atas sofa yang berada di dalam kamar Alfa.     

"Iya-iya, bentar lagi, 5 menit lagi," Ucap Alfa dengan nada yang lemas.     

"Aelah, cuma bawain ke dapur aja! Nanti Sheila yang cuci wes! Buruan!" Ucap Sheila kepada Alfa.     

"Seriusan?" Tanya Alfa.     

"Tapi, traktir eskrim lima!" Ucap Sheila dengan semangat.     

"Idih," Judes Alfa.     

"Gapapalah Bang, biar Sheila semanagat nyucinya." Ucap Sheila.     

"Iya-iya. Tapi beneran ya cuciin semua ini. Aku capek!" Ucap Alfa.     

"Capek apaan, orang dari tadi main game mulu sama ngemil." Gerutu Sheila.     

Alfa menghitaukan gerutuan yang keluar dari muli Sheila. Ia pun dengan segera beranjak dari sofa dan memberesi gelas dan piring setelah digunakan oleh teman-temanya saat bermain di kamar Alfa.     

Alfa kemudian membawakan gelas dan piring kotor tersebut menuju ke dapur untuk di cuci oleh Sheila.     

"Sheil, sekalian beresin kamar gue ya! Gue mau tidur biar nanti malem bisa ngejarin lo belajar!" Ucap Alfa.     

"Aelah! alasan terus! Tapi, oke deh. Terus jangan lupa pesenin dulu. Kalau gak ntar aku ngambil dompet kakak buat belanja sendiri aja!" Ucap Sheila.     

"Yaudah belanja es krim sendiri aja ya! Lagian, Indomirit deket juga." Ucap Alfa.     

"Oke, deal. Kalau nanti gue beli macem-macem berarti gak masalah kan?" Tanya Sheila.     

"Iya-iya. udah ya! Gue ngantuk jan ganggu gue kalau lagi tidur!" Ucap Alfa dengan muka yang memang terlihat sangat mengantuk.     

Sheila dengan segera mencuci semua piring dan gelas kotornya. Dengan segera Ia bereskan dan beralih menuju kamar Alfa yang masih berantakan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.