DUPLICATE.

BETRAYAL



BETRAYAL

0Dengan kecepatan tinggi Alfa membelah jalanan Ibu Kota walaupun jalanan tersebut cukup ramai. Baginya tak ada hal yang penting sekaligus nyawanya sendiri selain untuk menyelamatkan Sheila.     
0

Nguuuueng.     

Hingga pada Akhirnya Alfa melintasi jalanan yang sudah lumayan sepi. Tiba-tiba saja Alfa bertemu dengan segerombolan orang yang menggunakan mobil dan motor yang masih meyalakan lampu dan berjejer dengan arah berlawanan dari Alfa. Hal tersebut membuat Alfa menghentikan motornya dengan cepat sehingga membuatnya terjatuh ke aspal.     

CIIIIIIIT BRUUUUUK.     

Terlihatlah bekas gesekan antara roda dengan aspal yang membekas.     

"Ngggh," Rintih Alfa ketika berusaha bangkit dari jatuhnya. Ia dengan segera menyeimbangkan tubuhnya dan melihat ke arah depan. Terlihatlah gerombolan orang dengan wajah yang serupa.     

"Leo," Pekik Alfa ketika melihat wajah mereka persis dengan Leo.     

Ia akhirnya teringat dengan kejadian tadi pagi. Beberapa orang yang tiba-tiba menyerang Alfa saat dirinya bersama dengan Tata.     

"Mana adik gue? Bangsat!" Tanya Alfa yang mengerri bahwa jalanan ini adalah tempat yang tadi dikirimkan oleh seseorang yang tak Ia kenal.     

"Abang, tolongin Sheila. Abaaaang, Sheila takuuut! Cepetan! Abang datang ke sini! Sheila sangat takuuuuut, hiks hiks hiks. Abaaaaang." Tersengarlah suara yang sama persis dengan pesan suara yabg sebelumbya telah di terima oleh Alfa.     

Alfa kemudian melihat seseorang dengan wajah yang serupa membelah barisan paling depan dengan membawa sebuah perekam suara di tanganya.     

"Sial! Gue di jebak!" Ucap Alfa.     

Tiba-tiba saja dari arah Belakang Alfa menyalakan lampu terang yang berasal dari barisan mobil dan motor.     

"Darimana mereka datang? Bukanya tadi situ kosong?" Batin Alfa bertanya kepada dirinya sendiri.     

"Mampus gue gak bisa lari. Mau gak mau gue harus ngalahin mereka." Batin Alfa lagi.     

Gerombolan itu merupakan gerombolan yang dikirim £D untuk membuat Alfa menderita. Tak hanya gerombolan itu saja yang akan membuatnya sengsara, nanti akan ada sebuah kejutan yang £D berikan untuk membuat Alfa lebih bahagia.     

Gerombolan itu yang menghadap ke arah Alfa semakin mendekati Alfa. Sehingga daerah Alfa yang tafinya luas kini semakin menyimpit sejalan dengan gerombolan itu yang melangkah mendekati Alfa. Namun, gerombolan itu seketika berhenti setelah melangkah beberapa langkah.     

"Ngapain mereka berhenti? Pahadal gue udah jaga-jaga!" Batin Alfa dengan menunjukan wajah khas datar nya yang selalu Ia tampilkan di depan orang asing.     

Alfa kemudian menangkap dua orang yang berjalan memelah gerombolan yang berada di depanya. Matanya Ia ngernyitkan untuk lebih mempertajam penglihatanya di bawah lampu yang remang-remang. Hingga kedua orang itu berdiri di barisan paling depan.     

"Anjir! Tata? Dika?" Ucap Alfa ketika melihat kedua sahabatnya datang tanpa adanya pikiran di Alfa.     

Memang pada dasarnya Alfa sanggup melihat kejadian yang akan terjadi. Namun, kekuatan itu hanya bisa di gunakan atas kehendak Alfa atas keinginanya sendiri untuk menggunakanya. Bukan tanpa alasan kekuatan itu datang untuk mengendalikan tubuh Alfa.     

"Gak-gak. Pasti mereka di culik sama kloning sialan itu!" Batin Alfa dengan sangat kuat.     

Splash     

Dika melangkah maju untuk memukul Alfa.     

Splash     

Tatapun tak tinggal diam, Ia juga melakukan hal yang sama untuk memukul Alfa.     

Splash     

Tata dan Dika membantu kloningan itu dan berpihak kepada mereka.     

Splash     

"Ugh," Rintih Alfa ketika sakit kepala menyerang.     

"Anjing, kalian mereka berpihak kepada kloningan itu!" Umpat Alfa dengan tak bisa menahan omonganya lagi.     

Mendengar hal tersebut membuat Dika melangkahkan kakinya mendekati Alfa, lebih tepatnya 'dituntut' untuk memberikan pukulan pertama kepada Alfa. Setelah mendekati Alfa, Diak dengan segera melayangkan tinjuanya yang ternyata gerakanya sesuai dengan prediksi masa depan Alfa.     

Tap!     

Tangan Dikapun dapat ditangkap dengan mudah oleh Alfa.     

"Apa yang lo lakuin? Lo mau nangkep gue? Gue temen lo, Anjing!" Ucap Alfa dengan penuh amarah! Ia merasa telah di khianati. Ia tak habis pikir mengapa Tata dan Dika sada di pihak musuh Alfa.     

"...." Dika tak mengatakan satu patah katapun untuk membela diri. Ia tahu bahwa ini bukanlah keinginan pribadinya. Tapi mau bagaimanapun jika di lihat dari pandangan Alfa, Dika merupakan sahabat yang sudah mengkhianati temanya sendiri.     

"Kenapa lo diem aja, Bangsat?!" Tanya Alfa kembali kepada Dika yang tak berkutik apapun.     

Melihat hal tersebut membuat Tata dengan segera melangkahkan kakinya dan melakukan hal yang sama seperti Dika. Bedanya Tata berhasil memukul pipi kiri Alfa. Alfa tak jatuh, Ia hanya memalingkan wajahnya ke kanan akibat dari pukulan Tata.     

Alfapun tersenyum melihat kelakuan kedua temanya ini.     

"Pengkhianat!" Batin Alfa.     

Senyuman kini terukir di wajah Alfa, karena situasi yang sejnak hening membuat Leo memerintahkan kloningan yang lain untuk segera memberikan pukulan terbaik mereka kepada Alfa.     

Alfa kini dengan senang hati melayani mereka semua. Satu demi satu kloningan yang mendekati Alfa terjatuh. Tata dan Dika sudah sempat menjauh dari posisi Algfa yang kini menjadi target.     

Tata dan Dika melihat dengan sendu ke arah Alfa yang sedang berjuang untuk menyelamatkan dirinya sendiri dari pukulan kloningan itu. Kloningan itu juga akhirnya mengeluarkan kecepatan tingginya. Tak hanya mereka, Alfa juga tak segan-segan untuk mengeluarkan setengah kemampuanya.     

Hal yang dilihat Tata tadi siang saat bersama Alfa kini terlihat lagi. Kilatan yang tercipta dari kekuatan mereka masing-masing mampu menyinari jalanan yang terlihat remang. Bedanya, kali ini cahaya kilat itu memberikan warna yang labih banyak daripada tadi siang. Tapi, Tata tak bisa membohongi dirinya sendiri. Warna milik Alfa yang jauh terlihat indah dan tampak lebih bercahaya.     

Alfa beberapa kali terkena pukulan karena jumlah Kloningan yang dikirmkan £D jauh lebih banyak. Wajah Alfa, sudut bibir, dan bahkan perutnya mulai terasa nyeri. Entah apa yang dipikirkan oleh Alfa. Ia tidak memakai kekuatan 'penyembuh' untuk menyembuhkan luka dan lebam yang dirasakan tubuhnya.     

Alfa terlihat pasrah. Ia mulai tak bersemangat, Ia memikirkan hal yang seharusnya Ia tidak pikirkan saat sedang melawan para musuhnya. Sesekali Alfa melihat ke arah Tata dan Dika untuk memastikan, apakah yang Ai lihat nyata adanya. Dan sialnya itu nyata!     

"Gue kek orang bego! Anjir!" Umpat Alfa dalam batinya.     

Karena terus memikirkan Tata dan Dika, Alfa kini mendapatkan pukulan dari arah belakang. Kekuatannya juga ternyata pas untuk memukul Alfa, dengan kekuatan super berupa pukulan super. Tubuh Alfa kini menyosor jalanan dengan keadaan tengkurap. Saat Alfa hendak segera bangkit bangkit dari pukulan itu. Seorang kloningan yang lain berhasil dengan cepat menginjak tubuh Alfa yang membuatnya kembali terkapar di jalanan.     

Dengan kondisi Alfa yang seperti ini, seluruh kloningan itu membuat Alfa lebih babak belur lagi Mereka dengan rasa tak sabaran memukuli Alfa layaknya seorang jalanan. Tak ada belas kasihan. Sehingga membuat Alfa harus melindungi kepalanya dan mengelurkan kekuatanya untuk penyembuhan.     

Melihat hal tersebut membuat Tata tak bisa menahan amarahnya.     

"Waktu, berhentilah untukku!" Ucap Tata.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.