DUPLICATE.

SHEILA TAHU KENYATAANYA



SHEILA TAHU KENYATAANYA

0"Oke, Gas. Gue sangat berterima kasih sama lo! Lo udah mau repot-repot bantuin gue untuk menyelesaikan masalah gue!" Ujar Alfa memberikan ucapan terima kasihnya.     
0

"Santai aja, Fa! Tugas yang gue lakuin belum sebanding sama saat lo nyelametin gue! Anggep aja kita impas!" Jawab Bagaskara dengan jujur.     

"Udah buruan, persiapin data dan semua berkas, alat, atau apapun sebagai pendukung lo menyampaikan Rencana lo!" Sambut Bagaskara mengingatkan Alfa kembali.     

Alfapun mengangguk kemudian mempersiapkan file yang telah Ia buat.     

"Ngomong-ngomong kita meetingnya dimana?" Tanya Alfa kepada Bagaskara.     

"Di ruangan yang deket sama ruanganya Tuan Federick. Disana udah tersusun rapi." Jawab Bagaskara dengan tenang sembari melihat apa yang dilakukan oleh Alfa.     

Dirumah Alfa,     

"Gue harus cari bukti selain di almari ini!" Ujar Sheila kemudian mendekati dan membuka laci-laci di kamar Alfa.     

Dalam laci, Sheila tidak menemukan bukti apapun. Tulisan nama Alpha dalam almari Sheilapun belum bisa membuktikan rasa penasaranya. Alhasil Sheila terus mencari sampai Ia berhenti di meja belajar milik Alfa.     

Terdapat sebuah buku berwarna coklat, buku tebal seperti buku khusus untuk mencatat, atau hiasanya kita kenal dengan buku diary. Hanya saja, buku tersebut lebih ke buku catatan.     

"Buku apaan nih?" Ucap Sheila kemudian membuka buku tersebut.     

Pada lembar halaman pertama, Sheila hanya menemukan sebuah coretan tentang plan kegiatan keseharian Alfa dan keinginan Alfa. Mulai menengah, Sheila mulai menyadari dan menemukan tulisan "Grinonium". Sebuah laboratorium terkenal milik Tuan Gipson dan sekarang sudah jadi milik Bagaskara.     

"Kenapa tulisan Grinonium ada di buku Abang?" Tanya Sheila kepada dirinya sendiri.     

Sheila yang makin penasaran pada akhirnya. Ia pun dengan segera membaca seluruh tulisan Alfa mengenai Grinonium.     

Di tulisan itu disebutkan bahwa semua belumnya Alfa berniat memasuki laboratorium tersembunyi yang berada di rumah Alfa.     

"Tersembunyi? Maksudnya?" Tanya Sheila. Semua yang Ia baca sunggu Membuat Sheioa bertanya-tanya.     

Selanjutnya, Alfapun menuliskan tentang dirinya yang bertemu dengan Alpha dan membandingkan antara kekuatan yang dimiliki Alfa dengan kekuatan yang dimiliki oleh Alpha. Sekarang Sheila sadar albahwa Alpha dengan Alfa adalah dua orang yang berbeda.     

"Tuhkan, ada rahasia yang Abang sembunyikan dari Sheila." Ujar Sheila mutlak.     

Ia lebih bersemangat lagi untuk membongkar semua rahasia yang Alfa sembunyikan. Jika semuanya Sheila menemukan satu rahasia lagi, Sheila tak segan untuk menanyakanya langsung kepada Alfa.     

Dilaboratorium,     

"Baiklah, disini saya meminta dukunganya dari seluruh pihak, pada awalnya rencana kita akan di tangani dari tim Bagaskara yang menyusun jalan masuk menuju ke pusat Cloning Deluxie." Jelas Alfa dengan sangat bersemangat, Ia sangat merindukan keberadaan Alpha yang selalu memanggilnya Tuan.     

Mau bagaimanapun juga Alpha merupakan 'Peninggalan' yang Ayah Alfa tinggalkan dan diperuntukan kepada Alfa. Maka dari itu, Alfa harus bisa mengambil Alpha kembali dan berada di tanganya.     

"Selanjutnya, kita masuk ke tim dari laboratorium Tuan Federick....." Lanjut Alfa mejelaskan setiap kejadian yang akan mereka lakukan, mulai dari plan A, plan B, bahkan sampai plan C. Alfa juga menjelaskan apa tujuan dibalik penyekapan Alpha.     

"Penyekapan Alpha merupakan gertakan untuk saya menyerahkan diri saya sendiri. Tujuan dari mereka untuk menangkap saya ternyata ingin membuat Saya berada di pihak mereka. Dengan begitu, mereka akan memanfaatkan Saya dengan mencuci otak saya supaya Saya bisa berada di bawah perintah dari pimpinan Cloning Deluxie." Tutur Alfa dengan sangat rapi dan cekatan.     

Para audience termasuk Tuan Federick, Bagaskara, dan Grace mendengarkan penuturan Alfa dengan seksama. Tim dibagi menjadi dua,     

"Tim akan kita bagi menjadi dua, yaitu tim yang berada di balik layar, dan tim yang akan kita pakai untuk penyerangan. Disini, saya mengajukan permohonan, bahwa tim yang akan melaksanakan penyerangan haruslah berupa robot atau hal yang tidak kembahayakan orang lain. Saluruhnya akan saya lakukan sendiri dibantu kalian yang berada di belakang layar. Saya tidak ingin banyak pertumpahan darah yang bercucur hanya karena melindungi saya." Ujar Alfa menyampaikan permohonan.     

"Instrupsi, gue gak setuju sama permohonan Lo!" Sosor Bagas di tengah penjelasan Alfa.     

"Gue pribadi sudah bertekad ingin membantu lo, mau bagaimanapun keadaan di lapanagan, seberat, dan semenakutkan pun, gue bakalan tetep maju buat nyelametin Alpha. Jangan lupakan bahwa Alpha juga sudah termasuk ke dalam temen gue saat lo belum kembali!" Papar Bagaskara mengenai instrupsi yang dilakukan.     

"Benar, nak Alfa. Kami disini juga sudah bertekad membantu kamu, sehingga sudah menjadi konsekuensi dari kami jika terjadi apa-apa!" Ungkap Tuan Federick kepada Alfa.     

"Baiklah jika memang kalian bertekad membantu saya. Saya sampaikan terima kasih banyak untuk kebesaran hati kalian. Tapi, saya tidak memaksa kalian untuk bekerja di lapangan." Tegas Alfa lagi.     

"Kamu tenang saja, nak. Kami sudah menyiapkan siapa saja yang akan bekerja di dunia pan dan dibalik layar sesuai dengan kemampuan yang kami miliki." Pungkas Tuan Federick.     

"Terima kasih banyak, Tuan. Terima kasih banyak juga saya sampaikan untuk kalian yang telah rela membantu saya." Jawab Alfa dengan membungkukan kepala dalam hitungan puluhan detik.     

Seluruh audien tersenyum dan bertepuk tangan. Bahkan, profesor yang sudah memiliki anak, hampir terharu begitu melihat kekokohan yang ada di dalam diri Alfa. Mau bagaimanapun, Alfa adalah seorang anak remaja yang seharusnya menikmati masa remajanya, bukan malah berkecimpung di dunia penelitian hanya untuk menyelamatkan dirinya sendiri.     

***     

"Cloning Deluxie, Siapa mereka?" Tanya Shrila kepada dirinya sendiri.     

Sebagian rasa penasaran yang di pikirkan oleh Sheila sedikit demi sedikit terbongkar. Hanya saja, Sheila hanya mengerti bagian akhirnya, Sheila belum mengerti apa yang terjadi sampai-sampai Alfa mempunyai kekuatan di luar kemampuan manusia. Hal inilah yang akan Sheila tanyakan jika Alfa sudah kembali kerumah.     

"Penggerakan untuk membebaskan Alpha dari Cloning Deluxie. Tujuan Cloning Deluxie sudah disampaikan oleh Bagaskara, you know it!" Tulis Alfa dalam buku tersebut. Alfa tidak menjelaskan apa tujuan Cloning Deluxie di buku itu. Hal tersebut kembali membuat Sheila penasaran.     

"Penyerangan dan tim pengintai, akan menjadi satu kolaborasi yang digunakan untuk menyelamatkan Alpha. Gue gak ingin ada banyak korban dalam misi ini, tapi, gue juga sebenarnya gak tahu harus berbuat apa?" Ujar Alfa yang sudah dituliskan.     

"Sumpah? Gue gak salah baca kan? Korban? Maksunya dari korban? Apakah hal yang dilakukan Bang Alfa selama ini mempertaruhkan nyawanya? Berarti dimulai dari Bang Alfa nyelametin kak Bagas, dong?" Ujar Sheila begitu membaca sebuah kalimat di buku tersebut.     

Kini, Sheila menitihkan air matanya begitu menyadari setiap rahasia yang disimpan baik-baik oleh Alfa. Sheila gak kuat dan tidak bisa membayangkan bagaimana jika Alfa pergi meninggalkan Sheila untuk selama-lamanya saat Alfa melakukan tindakanya sesuai dengan apa yang menurutnya perlu ditindak.     

"Gue gak mau Abang gue pergi dari sisi gue!" Ucap Sheila lirih bersamaan dengan air mata yang mulai membasahi pipi mungilnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.