DUPLICATE.

BLACK FORMULA



BLACK FORMULA

0Alpha : Tuan Bagas, bolehkah saya meminta bantuan?     
0

Itulah pesan singkat yang dikirim Alpha untuk Bagas. Alpha, Tata, dan Sheila sudah kembali ke rumah masing-masing. Jam sudah menunjukan pukul lima sore. Tanpa menunggu waktu lama, Bagaspun merespon pesan itu.     

Bagaskara : Bantuan paan?     

Alpha : Saya minta tolong untuk mengajari saya bagaimana cara menyetir mobil, Tuan. Karena saya belum bisa.     

Bagaskara : Hahahahanjir, gue lupa. Terus gimana tu tadi saat lo pergi?     

Alpha : Saya ngasih syarat ke Sheila, Tuan     

Bagaskara : Yaudah gih, gue ngajarin lo malem ini jam 7 ya.     

Alpha : Terima kasih, Tuan. Kalau boleh minta tolong lagi, Tuan nanti jemput saya ya. Saya gak bisa keluar sendiri untuk naik motor maupun mobil.     

Bagaskara : Bangke! Yaudah deh, ntar gue kerumah lo. Gara-gara keinget lo udah nolongin gue, anjir.     

Alpha : Terima kasih, Tuan ^^     

"Apa-apaan dua tanda terakhir itu!" Batin Bagaskara.     

Bagaskara kini sedang berada di dalam ruangan yang sering digunakan Gipson untuk proses penelitianya. Beberapa kali Bagas menemukan tumpukan jurnal berisi campuran formula dan kegunaan masing-masing formula. Dalam jurnal tersebut, formula yang ditemukan hanya memiliki kemampuan yang terbatas seperti mempunyai satu atau dua kekuatan saja tergantung dengan tingkat bahaya dari efek samping formula.     

Bagaskara hanya memiliki kekuatan dengan kecepatan penuh dan kekuatan yang over power saat dirinya meninju maupun menendang. Dalam formula yang diberikan untuk Bagas, Ia mendapatkan pikiran yang lebih fresh, sehingga Ia mampu menerima semua hal baru dengan begitu cepat.     

Masalahnya, bagaimana cara Alex menemukan formula yang tidak memiliki efek samping, tapi formula tersebut dapat memberikan kekuatan yang lebih banyak dari formula lainya? Pantas saja Gipson menginginkan formula itu!     

Sesaat setelah membaca campuran formula, Bagaskara tertarik dengan sebuah foto formula bewarna hitam pekat. Diambilnya foto tersebut. Ternyata di belakang foto itu terdapat tulisan,     

"Formula X, dapat berfungsi sebagai obat dan berguna meredakan efek samping dari kefatalan yang sesuai dengan formula yang diberikan kepada Bagaskara." Bagaskarapun membacakan tulisan yang terdapat di belakang foto. Formula X, karena warnanya yang hitam pekat, kita sebut saja itu Black Formula.     

"Mampus, jangan-jangan...." Ucap Bagaskara dengan pikiranya.     

Bagaskarapun lebih semangat untuk mencari catatan pribadi milik Gipson. Ia dengan sembarangan membuang catatan yang tidak Ia butuhkan. Dengan seketika ruangan itu yang tadinya bersih langsung menjadi berantakan akibat kertas-kertas yang berceceran. Saat Bagaskara membuka sebuah laci meja yang ada di ruangan tersebut. Ia menemukan buku catatan Gipson berwarna hitam. Bagas dengan kasarnya membolak-balikan kertas itu. Hingga pada akhirnya bagas menemukanya.     

"Besok pada hari Kamis, tanggal 6 Januari 20XX akan diadakan pertemuan dalam PPO Grinonium yang bertujuan meneliti luka di perut Bagas guna meneliti lebih jauh tentang sisa dari kekuatan Alfaeyza Alexander. Sekaligus memberikan Black Formula kepada Bagaskara dengan tujuan menghilangkan efek samping yang berbahaya di tubuhnya." Pesan singkat dalam catatan terakhir yang Gipson tulis.     

"Bangsat! Jadi maksud dari `memperbaiki` itu... Ayah ingin menghilangkan efek samping ini? kenapa gue dengan begonya percaya sama tipu muslihat Alfa?" Umpat Bagaskara yang mulai mencurigai pertolongan Alfa.     

"Lalu bagaimana sekarang? Gue gak pernah lihat adanya black formula itu. Gue harus ke Grinonium sekarang." Bagaskara kemuadian menyambar jaket kulitnya di sofa dan segera bergegas meninggalkan rumah dan menuju ke Grinonium.     

Tak butuh waktu lama untuk Bagas sampai di Grinonium karena Bagaskara mengemudi dengan kecepatan penuh melintasi sepinya jalanan Ibu kota pada sore hari. Seketika itu, Bagas memasuki Grinonium dan menghiraukan tulisan berbahaya karena di Gedung itu masih dalam tahap renovasi.     

Dengan melalui feeling yang ada dalam pikiran Bagaskara, Ia memasuki sebuah ruangan yang sebelumnya telah di masuki Alfa untuk yang terakhir kalinya. Bagas memeriksa dan mencari di semua tempat. Namun, apa yang dicarinya tidak ditemukan.     

"Sial, kemana gue harus mencarinya?" Ucap Bagas kepada dirinya sendiri. Ia tak menyerah, dirinya menggunakan kekuatan kecepatanya untuk menelurusi seluruh sudu di gedung Grinonium itu. Setelah memakan waktu, tetap saja black formula itu tidak ditemukanya.     

Bagas sekarang seperti orang kesetanan, Ia tetap saja memutari gedung itu, padahl Ia sudah berulang kali memutarinya dan tetap saja Black formula itu tidak ditemukanya.     

"SIALAN KAU ALFAA!" Umpat Bagaskara yang sudah berpikir bahwa Alfa tidak menolongnya. Tapi Alfa bertujuan untuk membuat Bagaskara lebih parah dari yang sebelumnya.     

Tiba-tiba saja dalam keheningan, ponsel milik Bagas berbunyi dan memunculkan tulisan Alpha di notifikasinya. Seketika itu, dalam emosi yang masih membara, Bagas mengangkat telpon itu.     

"Halo, Tuan? Tuan ada dimana? aku sudah menunggumu." Ucap Alpha di seberang telepon.     

"Gue segera ke rumah lo." Jawab Bagaskara singkat kemudian menutup teleponya secara sepihak.     

"Anjir, apa Alpha juga ikut rencana Alfa?" Ucap Bagaskara kemudian pergi meninggalkan Grinonium.     

Didalam pikiran Bagas banyak yang dipertimbangkan. perlukah Ia menyeret keberadaan Alpha? ataukah ini hanya urusanya dengan Alfa. Tapi yang jelas, sekarang tujuan Bagaskara mengajari Alpha untuk mengemudikan mobil seperti janjinya.     

Terkadang, lelaki memang seperti itu, walaupun merasa kesal. Tapi Ia akan tetap memenuhi janjinya. Karena beberapa laki-laki berpokir bahwa, Janji merupakan harga diri.     

***     

"Bang Alfa mau kemana?" Tanya Sheila begitu melihat Alpha menggunakan jaket dan celana jeans lengkap dengan sepatu putih milik Alfa yang terpasang di kedua kakinya.     

"Abang mau pergi sama Bagas, ada janji soalnya." Ucap Alpha     

"Janji?" Ulang Sheila. Alpha langsung menganggukan kepalanya.     

"Lo dirumah aja jangan kemana-mana!" Ucap Alpha kepada Sheila. Padahal saat itu juga Sheila hendak ikut. Namun, mendengar ucapan Alpha sebelum Sheila berucap, membuatnya mengerucutkn bibirnya.     

"Yaudah gih. Sono pergi. Gak usah balik lagi!" ucap Sheila kesal.     

"Yakin? kalau beneran, dengan senang hati Abang pergi."Goda Alpha yang sudah mengerti sikap Sheila selama sehari ini.     

"Dasar gak peka! maksudnya itu jangan lama-lama. Semua cowo sama aja! Gak ada yang peka." Nyinyir Sheila kepada Alpha.     

"iya-iya, nanti Abang usahain buat pulang cepet."     

"Dan bawa makanan yang banyak." lanjut Sheila sekaligus memotong ucapan Alpha.     

Alpha hanya tersenyum dan mengangguk, kemudian tedengarlah suara mobil dan ketukan pintu yang berasal dari Bagaskara. Seketika itu pula Alpha pamit dan bergegas pergi dengan Bagaskara.     

Didalam mobil hanya ada keheningan. Alpha tak cukup masalah dengan itu, karena Ia melihat keluar jendela dan menikmatinya. Sedangkan Bagaskara masih saja memikirkan hal yang Ia pikirkan mengenai tujuan Alfa dan Alpha saat di Grinonium itu.     

"Pha?" panggil Bagaskara yang pandanganya masih mengarah ke depan. Alphapun kemudian mengalihkan pandanganya dan menatap Bagas.     

"Iya, Tuan?"     

"Gue mau tanya, sebenarnya apa tujuan lo sama Alfa saat nyelameti gue? Apa bener cuma itu?"     

"Setahu saya tdak, Tuan. Tuan Alfa memiliki tujuan yang lain lagi." Mendengar jawaban dari Alpha membuat Bagas terdiam seketika.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.