DUPLICATE.

REVEAL THE TRUTH



REVEAL THE TRUTH

0Tok tok tok.     
0

Suara pintu dikamar Alfa berbunyi. Sekarang menunjukan pukul 11 P. M. Alfa kemudian menyuruh Alpha untuk tetap berada di balkon. Kemudian, Alfa menutup pintu balkon tersebut supaya Alpha tidak ketahuan. Dengan segera Alfa berjalan ke arah pintu.     

"Siapa?" Tanya Alfa dari dalam. Sebelum Ia membukakan pintunya.     

"Mamah, Alfa. Kamu masih bangun atau sudah tidur?" Pertanyaan Gabriella membuat Alfa terkekeh. Bukankah jika sudah tertidur Alfa tidak akan menjawab pertanyaan Gabriella.     

"Alfa udah tidur, Mah." Ucap Alfa terkekeh dengan membuka pintu kamarnya dan melihat Gabriella sedang berdiri di hadapanya.     

"Kalau Alfa gak menjawab pertanyaan Mamah." Lanjut Alfa yang masih terkekeh.     

"Oh iya, hehehe." Ucap Gabriella juga ikut tertawa setelah mendengar kebenaran dari ucapan Alfa.     

"Mamah mau masuk ya, Fa. Ada yang ingin Mamah tanyakan sama kamu. Sekalian Mamah ingin tahu apa aja yang kamu lakuin kemarin." Ucap Gabriella menyampaikan maksudnya.     

Ini juga akan menjadi waktu untuk Alfa bercerita dengan Gabriella karena Sheila yang sudah tertidur dari tadi. Gabriella merupakan sesosok ibu yang dapat mengerti keadaan anaknya, terutama Alfa. Gabriella juga mendidik anaknya supaya dapat menganggap Gabriella seperti temanya sendiri.     

"Oke, Mah. Masuk dulu aja. Nanti Alfa akan cerita sama Mamah." Ucap Alfa mempersilahkan Gabriella untuk masuk. Gabriella kemudian duduk di sofa kecil di ruangan itu. Sesaat setelah Gabriella duduk, Ia malah terheran kenapa Alfa masih saja berdiri.     

"Bentar ya, Mah. Alfa kebelet pipis hehehe. Alfa ke kamar mandi dulu ya." Izin Alfa kepada Gabriella yang menatapnya dengan senyuman lembut.     

"Oh, pantes aja kamu masih berdiri terus disitu. Yaudah gih, sana pergi ke kamar mandi, buruan ya." Ucap Gabriella memaklumi tingkah Alfa.     

Alfa kemudian dengan segera melenggang menuju kamar mandi dan menunaikan keinginanya. Gabriellapun terduduk sembari melihat sekeliling kamar Alfa yang tak berbeda jauh dari sebelumnya. Kamar yang selalu bersih tapi cukup berantakan di bagian meja tersebut.     

Sesaat setelah Gabriella mengedarkan pandanganya ke seluruh ruangan. Dirinya dikejutkan dengan sesosok bayangan yang berukuran setengah dari manusia. Bayangan tersebut hanya menunjukan bagian dari kepala hingga bagian punggungnya.     

Sontak, saat melihat bayangan tersebut yang secara perlahan kepala bayangan menengok ke arah Gabriella, membuatnya kemudian berteriak ketakutan.     

"AAAAAAAA," Teriak Gabriella membuat Alfa secara cepat menyelesaikan kegiatanya. Buru-buru Ia keluar dari kamar mandi dengan sedikit berlari.     

"Ada apa, Mah?"     

"Ada apa, Tuan?"     

Ucapan Alfa dan Alpha berbarengan. Karena mendengar Gabriella yang berteriak, sontak hal itu pula yang membuat Alpha langsung lari ke dalam karena pintu balkon tidak dikunci. Dan... ternyata bayangan yang dilihat Gabriella merupakan bayangan Alpha yang tengah terduduk di bangku balkon itu. Sinar lampu dari luar membuat bayangan Alpha tercetak di jendela kaca balkon kamar Alfa.     

Alfa sekarang juga ikut terkaget karena melihat Alpha masuk ke kamarnya. Sedangkan Gabriella justru lebih takut karena melihat ada dua Alfa dihadapanya.     

"Alpha, kenapa lo masuk ke kamar?" Tanya Alfa yang kemudian membuat Alpha tersadar dengan tindakan yang dilakukanya.     

"Ma-maaf, Tuan. Saya refleks berlari ke dalam selepas mendengar ada yang teriak di dalam kamar. Saya kira akan terjadi apa-apa." Jelas Alpha dengan meminta maaf. Alfa kemudian menarik napasnya berat karena Ia paham akan cerita kepada Gabriella.     

"Si-siapa kamu? Lalu Alfa yang asli yang mana? Kenapa a-ada du-dua Alfa disini?" Ucap Gabriella yang masih sangat ketakutan. Sontak melihat Mamahnya yang ketakutan, dengan segera Alfa menghampiri mamahnya dan memeluknya. Alfa mengelus kepala Gabriella yang membuat Gabriella sedikit tenang.     

"Tenang, Mah. Ini Alfa yang asli. Alfa anak Mamah." Ucap Alfa.     

"Lalu, itu siapa?" Tanya Gabriella dengan cepat. Sebenarnya Gabriella masih takut jika didekati Alfa, walaupun itu memang Alfa yang sebenarnya.     

"Itu Alpha, Mah. Alfa akan cerita sama Mamah. Yang penting sekarang Mamah tenang dulu." Ucap Alfa yang dapat menenangkan Gabriella. Hingga akhirnya Gabriella memejamkan matanya dan mereda ketakutanya.     

Setelah sedikit tenang, Alfapun mulai menceritakan keberadaan Alpha kepada Gabriella.     

"Jadi gini, Mah. Alfa saat hendak pergi nolongin Bagas waktu itu, Alfa keinget sama hadiah dari Papah yang memberikan Alfa sebuah gelang dengan bandul kunci. Mamah ingetkan? Gelang pemberian Papah saat kita ada di dalam mobil bersama Papah untuk yang terakhir kalinya." Ucap Alfa memulai menceritakan kebenaranya pada Gabriella.     

Mengingat hal tersebut, Gabriellapun mengerti dan ingat dari kejadian yang maksud Alfa.     

"Iya, Mamah inget waktu papah ngasi hadiah gelang ke kamu." Jawab Gabriella dengan benar.     

"Nah, Alfa juga waktu itu baru inget. Terus Alfa coba tu untuk nyari gelang itu dan pergi ke laboratorium papah yang ada di seberang sana. Terus Alfa coba cari-cari dari petunjuk yang Alfa temuin di lab itu. Sampai akhirnya Alfa nemu box gede yang kuncinya itu ada di gelang Alfa. Tapi kunci yang asli tersembunyi di gelang Alfa, kunci yang sebenarnya itu seperti jarum. Terus Alfa buka deh yang ternyata isinya robot manusia yang mirip dengan Alfa." Lanjut Alfa kembali bercerita.     

"Awalnya juga Alfa ragu, tapi melihat surat yang ada di box itu. Ternyata tujuan papah buat Alpha adalah untuk membantu Alfa dari serangan musuh-musuh papah yang berkeinginan menangkap Alfa guna mengetahui formula apa yang disuntikan kepada Alfa." Jelas Alfa yang membuat Gabriella paham dengan keberadaan Alpha.     

"Baiklah, sekarang Mamah paham." Ucap Gabriella yang sekarang sudah tenang total.     

"Tapi, sekarang keinginanmu mau Bagaimana, Fa? mengenai keberadaanya Alpha." Tanya Gabriella mengenai keinginan Alfa.     

"Nah, Alfa juga masih bingung, Mah. Kalau Alfa cerita ke Mamahkan wajar, soalnya Mamah udah tahu. Tapi kalau Alfa cerita ke Sheila ataupun Tata. Mereka bukanya percaya malah muncul masalah baru yang tambah jadi rumit." Ucap Alfa dengan sejujurnya.     

Alpha hanya terdiam mendengarkan percakapan antara ibu dan anak yang sedang membicarakan dirinya.     

"Lalu kalau Alpha sendiri pinginya bagaimana?" Tanya Gabriella kepada Alpha yang berdiri dibelakang Gabriella. Sehingga posisi Gabriella sekarang mengahadap Alpha.     

"Kalau saya terserah dengan keputusan Tuan Alfa, Mamah." Ucap Alpha. Gabriellapun terharu mendengar kata mamah keluar dari mulut Alpha.     

"Tapi Alfa inginya Alpha tetap diluar dan menikmati kota, Mah. Bukanya malah terkurung di box itu dengan kebosanan yang hakiki." Pinta Alfa.     

"Ya, begini saja. Alpha tetap kita amankan di rumah ini. Jangan sampai orang lain tahu mengenai masalah ini. Terutama Sheila. Biar Alpha dirumah sama Mamah. Lagian juga Bibi akan mamah izinkan untuk mengundurkan diri." Ucap Gabriella.     

"Hah? Kenapa bibi mengundurkan diri? Emangnya kenapa?" Tanya Alfa.     

"Karena Bibi pingin pulang kampung dan tinggal bersama keluarganya. Anaknya juga meminta bibi untuk berhenti bekerja. Gantian anaknya yang akan bekerja keras untuk mencari uang." Ucap Gabriella.     

"Baiklah, Mah. Alfa setuju kalau begitu. Biar Alpha dirumah saja sama Mamah. Sekalian jagain Mamah." ucap Alfa pada akhirnya.     

"Nah, nanti Mamah juga akan mengajak Alpha keluar. Tapi tenang aja Alpha akan aman kalau pergi sama Mamah." Ucap Gabriella.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.