DUPLICATE.

ALFA UNTUK RATU



ALFA UNTUK RATU

0SYUUUUT!     
0

Baru saja Alfa sampai dan menginjakan kakinya di roof top, tanpa banyak basa-basi Bagaskara langsung melayangkan tendanganya kearah kepala Alfa. Dengan reflek yang sangat cekatan, Alfa dapat menghindari tendangan itu dan merasa kebingungan. Sebenarnya Ia sudah menebak akan ada hal yang membuat Bagaskara marah. Tapi, masalah apa yang sebenarnya belum Ia selesaikan?     

"Wush, selow bro. Baru aja sehari gue berangkat udah banyak masalah aja!" Ucap Alfa setelah berhasil menghindar dari tendangan Bagaskara.     

Kini Alfa berjalan menyusul Bagaskara yang melangkahkan kakinya ke tengah roof top. Bagaspun kemudian menatap Alfa dengan tajam sedangkan Alfa menunjukan sikap santainya bahkan dengan senyuman.     

"Bener batin gue, dia Alfa bukan Alpha." Batin Bagaskara yang sudah tahu tentang cara Alfa bersikap.     

"Gak usah banyak bacot dan gak usah pura-pura lo, Bangke! Gue tahu rencana lo saat kembali ke Grinonium apaan. Lo ngambil black formula itukan? sialan!" Tanya Bagaskara yang memang ternyata benar adanya.     

"Emang, gue kemarin kembali ke Grinonium buat ngambil black formula itu." Mendengar ucapan Alfa yang tidak mengelak membuat Bagaskara kembali tersulut oleh emosi. Bisa-bisanya Alfa masih saja bersikap tenang saat melihat raut wajah Bagaskara yang ingin menerkamnya hidup-hidup.     

Bagas kemudian mendekati Alfa dan menarik serta mencekram kerah baju Alfa dengan kuat. Alfa hanya menahan emosinya diperlakukan seperti ini oleh Bagaskara. Mungkin sudah terbiasa. Dan jika saja amarah Alfa sudah meluap, Ia justru akan menambah masalah yang sebenarnya dapat dengan cepat terselesaikan.     

"Dimana formula itu sekarang?" Tanya Bagaskara dengan penuh penekanan. Ia memberikan jarak sepuluh centi didepan wajah Alfa.     

"Gak ada di gue sekarang." Balas Alfa dengan mempertahankan sikap santainya.     

Bagaskara kemudian meninju pipi Alfa dan menciptakan luka sobek di ujung bibir Alfa, lagi. Hal ini mengingatkan Alfa saat dirinya pertama kali diculik oleh Bagaskara. Alfa kemudian menghapus luka itu dengan tangan kananya.     

Beruntung Bagas tidak menggunakan kekuatanya, begitu pula dengan Alfa.     

"Jawab yang bener, bangsat!" Ucap Bagaskara yang sekarang udah terlalu emosi.     

"Black formula itu sekarang dipegang sama Tuan Federick," Jawab Alfa jujur dan sebenarnya.     

"Gue kemarin kena biusan listrik saat mau ngambil tu formula. Terus formula itu dibawa sama dia sekarang. Lo tenang aja, gue bakalan ngambil black formula itu kembali dan memang tujuan aeal gue ngambil tu formula buat lo kok." Lanjut Alfa seraya mengungkapkan kebenaranya.     

Setelah mendengar ucapan itu tetap saja amarah Bagaskara tak kunjung reda. Kemudian cengkraman tangan Bagas di leher Alfa dilepaskan seiringi dengan Bagas menendang perut Alfa. Alfapun terjatuh kebelakang.     

"Aaaaaaa." Suara itu kemudian mengalihkan pandangan Alfa dan Bagas. Mereka kemudian melihat ke arah sumber suara. Ternyata Ratu yang berteriak menghadap ke mereka. Ratu berteriak karena melihat Alfa, cowok yang Ia taksir ditendang.     

Bagas yang melihat Ratu disana segera berjalan mendekatinya. Wajah Bagaskara sungguh bikin Ratu ketakutan. Senyuman sinis mengembang di wajah Bagaskara, ganteng sih. Hanya saja ini bukan moment yang tepat untuk memuji ketampananya.     

Ratupun terus melangkah kebelakang. Sampai akhirnya dia terjatuh karena tidak melihat adanya batu tanam di roof top itu.     

"Aduuuuuh," Pekik Ratu yang sekarang terduduk di tanah. Bagaspun mulai mendekat.     

"Apa lo?" Ucap Ratu memberanikan diri untuk membuat Bagas segera melenggang pergi. Tapi nyatanya tidak sesuai espektasi Ratu. Bagaspun mendekat dan sekarang berlutut dengan satu lutut di hadapan Ratu. Wajahnya semakin mendekat ke arah Ratu daaaan,     

"Wleee." Ejek Bagas dengan mengeluarkan lidahnya dan menjulingkan matanya.     

"Apa-apaan kelakuan itu!" Ucap Ratu dengan keras supaya Bagaspun mendengarnya.     

Bagas kemudian membalikan tubuhnya menatap Alfa.     

"Gue seneng, Fa lo gak mati saat kembali ke Grinonium. Tapi inget ya, Lo bakalan mati ditangan gue. Oke?" Teriak Bagaskara dan dengan Ia kemudian pergi meninggalkan Ratu dan Alfa disana. Ratupun takut dengan perkataan itu, entah beneran atau hanya sebuah candaan.     

"Oke, Bagas. Gue setia menunggu kok," Jawab Alfa dengan santainya. Alfa hanya tersenyum melihat kelakuan Bagaskara. Ternyata Bagaskara berbakat dalam mengganti raut wajahnya, lihatlah dengan cepat Ia mampu merubah emosi yang dirasakanya.     

Alfa kemudian bangkit dari duduknya dan berjalan pergi menuju ke kelas lagi. Tetapi, Ratu kemudian berteriak kesakitan.     

"Aduuuuuh aduh, Kaki gue keseleo, bakalan kagak bisa jalan gue. Huhuhu." Teriak Ratu kemudian melirik ke arah Alfa. Alfapun tak menghiraukannya dan tetap menuruni anak tangga.     

Ratu sebenarnya datang ke roof top karena melihat Alfa saat diajak oleh Bagaskara. Ratu mengamati wajah Bagaskara yang kesal berjalan mendahuli Alfa dan diikuti oleh Alfa. Hingga akhirnya Ratupun bersembunyi di tempat itu saat Alfa sudah di tendang oleh Bagas.     

"Cih, sebel deh!" Umpat Ratu yang cemberut karena merasa dirinya tidak dihiraukan oleh Alfa. Ratupun berjalan dengan tertatih setelah Ia bangkit. Ternyata kakinya benar-benar keseleo, bukan berteriak hanya untuk mendapatkan perhatian dari Alfa, walaupun itu termasuk juga sih.     

"Cepet naik!" Perintah Alfa yang kini sudah merendahkan tubuhnya dihadapan Ratu. Ratupun menatap punggung Alfa dengan kegirangan. Sedangkan Alfa menunggu Ratu untuk naik ke punggungnya.     

Alfa benar-benar tipe orang yang kadang sulit ditebak. Selalu baik ke semua orang, selalu mengalah, bahkan bukan untuk kesalahanya.     

Melihat kesempatan yang sangat indah ini. Sontak Ratu langsung berada di gendongan Alfa tanpa berpikir panjang. Ratupun menahan dirinya untuk tidak terlalu kegirangan, karena Alfa sedang menuruni anak Tangga.     

Alfa berjalan melewati koridor menuju ke UKS. Hanya ada beberapa siswi yang melihat ke arah mereka. Ratu kemudian tersenyum dan menenggelamkan kepalanya di bahu Alfa, hingga Ratu dapat mencium aroma wangi yang melekat di tubuh Alfa.     

"Gue suka sama lo, Fa. Peka dong! dan balas perasaan gue. Hiks." Batin Ratu yang berada di belakang Alfa. Kemudian Ia tersenyum,     

"Alfa untuk Ratu." Halu Ratu. Setelah mengingat judul sebuah novel yang ada dipasaran.     

"Apa? Lo bicara apa sama gue? Gue gak denger." Ucap Alfa tentu saja dengan berpura-pura. Ia hanya berniat untuk membuka pembicaraan, karena hal ini benar-benar absurd baginya.     

Ratupun malu tapi Ia mengulangi perkataanya tadi. Kesempatan gak akan dayang dua kali bukan?     

"Alfa untuk Ratu." Ulang Ratu. Seketika membuat Alfa bergidik ngeri, Ia kira Ratu tak akan mengulang perkataanya, eh ternyata....     

"Hoek!" Balas Alfa berpura memuntahkan sesuatu.     

***     

Bel masuk sekolah baru saja berbunyi. Tapi Tata gak melihat kedatangan Bagas dan Alfa. Kemudian Bagas datang,     

"Alfa kemana Gas?" Tanya Tata kepada Bagas yang memasuki kelas mereka tanpa adanya Alfa.     

"Bolos paling. Biasalah!" Jawab Bagaskara dengan nada suara yang dingin namun Ia tersenyum. Hayo lo gimana coba?     

"Oke deh, Thanks."Ucap Tata kepada Bagas dan dijawab anggukan oleh Bagaskara.     

"Ni anak, bolos mulu!" Batin Tata.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.