DUPLICATE.

TERNYATA BUKAN KEBEBASAN



TERNYATA BUKAN KEBEBASAN

0"Lepaskan mereka!" Ucap £D kepada kedua kloninganya.     
0

Tanpa bantahan dan tanpa memakan waktu yang lama, mereka pun menuruti perintah yang diucapkan £D kepada mereka. Alhasil Tata dan Dika sudah terbebas dari ikatan.     

"Setelah kalian berdua memakanya, silahkan pergi dari sini!" Ucapan £D langsung membuat Tata dan Dika kebingungan.     

"Be-benarkah?" Tanya Tata dengan keraguan, tapi Ia tak bisa menyembunyikan hatinya yang senang.     

"Hm, makanlah dulu, nanti saya jelaskan." Ucapnya dengan santai.     

Tata pun senang dengan kabar ini. Tetapi, Dika merasa ada kejanggalan disini.     

"Mengapa dengan mudahnya mereka membebasin Gue sama Tata? Sedangkan semalam, mereka mati-matian buat gue sama Tata jadi anggota dari mereka? Sampai-sampai meneror bom di dekat rumah kami. Pasti ada yang gak beres, Nih. Gue yakin!" Batin Dika yang tetap terdiam.     

Tata dan Dika menikmati hidangan yang mereka berikan kepadanya. Hidangan tersebut bisa dikatakan hidangan yang cukup mewah. Hidangan dengan daging yang di bikin oleh seorang chef sungguhan.     

"Oishi." Batin Tata.     

"Anjir, enak banget. Gile ya ngasih makanan buat seorang tahanan." Batin Dika.     

Mereka pun menyantapnya dengan lahao dan tanpa menyisahkan sebutir nasi di piring. Tahu, sih. Walaupun Dika curiga dengan mereka. Tetapi, jika soal makanan, Dika tak bisa menolaknya! apalagi makanan seenak ini! Siapa yang mau nolak, gila?     

Disisi lain...     

Sheila pergi ke kamar Alfa untuk membangunkan Alfa.     

"Apasih, Sheil? Masih pagi ini, inikan juga hari libur!" Ucap Alfa yang tengah menikmati mimpinya di pagi hari.     

"Abang lupa ya? Kak Tata sama Kak Dika belum pulang ke rumah! Dan sekarang Kak Bagas ada di bawah nyariin Abang!" Ucap Sheila menyadarkan Alfa untuk membuatnya melanjutkan pencarian.     

Mendengar hal tersebut membuat Alfa membuka matanya dan berjalan menuju kamar mandi.     

"Gue mandi dulu." Ucap Alfa.     

"Gue ikut ya, Bang!" Pinta Sheila kepada Alfa.     

"Hm...." Jawab Alfa singkat kemudian memasuki kamar mandinya.     

Tak butuh waktu lama akhirnya Alfa menuruni anak tangga untuk menemui Bagas dan Sheila serta Gabriella yang tengah menikmati sarapanya.     

"Makan, dulu. Bang!" Ucap Gabriella begitu melihat Alfa menghampiri mereka.     

"Oke,Mah." Jawab Alfa singkat.     

"Kenapa banyak banget orang ilang sih? Kemarin si Al—" Ucap Gabriella terpotong karena Alfa.     

"Mamah!" Panggil Alfa memotong ucapan Gabriella.     

"Ish! Abang sih, orang lagi dengerin ucapan Mamah malah dipitong! Emangnya kemarin yang ilang siapa, Mah?" Tanya Sheila yang penasaran. Sedangkan Bagas melirik Alfa karena Ia tahu Alpha juga di culik kemarin.     

"Oh itu, berita di tv-tv. Mamah berharap kalian gak ikut ilang juga, terutama kamu, Sheila." Ucap Gabriella.     

"Kalau yang ilang aku berarti boleh dong, Mah." Ucap Alfa.     

"Hush, ngomong kayak gitu lagi Mamah getok kepala kamu pakai sendok." Ucap Gabriella menganvam supaya Alfa tidak berbicara hal-hal yang aneh.     

Alfa pun tersenyum melihat reaksi dari Gabriella. Ia yakin bahwa Gabriella gak akan pernah rela salah satu diantara Alfa dan Sheila menghilang seketika dihadapanya.     

"Kamu benar anaknya Gipson kan, Bagaskara?" Tanya Gabriella kepada Bagaskara.     

"Benar, Tante." Jawabnya singkat.     

"Lah, kemarin Tante lihat berita mengenai Grinonium. Bagaimana kondisi di Grinonium sekarang?" Tanya Gabriella lagi.     

"Aman kok, Tan. Kurang perbaikan sedikit lagi sudah selesai. Kemungkinan kurang seminggu lagi akan di buka ulang, Tan." Jelas Bagaskara.     

"Oalah, kamu boleh lo, Gas. Sering-sering main sama Alfa di rumah ini. Kamu juga boleh panggil Tante dan anggap Tante sebagai Mamah kamu sendiri. Kalau kamu butuh makanan apa-apa tinggal bilang ke Alfa. Nanti Tante masakin yang enak buat kamu." Tawar Gabriella kepada Bagaskara.     

"Iya, Tante. Terima kasih. Bagas akan sering-sering dateng kesini." Ucap Bagaskara.     

"Benar, Ya?" Tanya Gabriella memastikan ucapan Bagaskara.     

"Iya, Tante." Ucaoan Bagaskara dengan kikuk, karena sudah lama tak datang ke rumah Gabriella setelah lebih dari 2 tahun.     

Yap, Gabriella lagi-lagi memiliki hati yang lembut untuk membuat Bagaskara tidak merasa kesepian. Ia yakin dengan betul bahwa Bagaskara adalah anak angkat Gipson dan Istrinya. Sejak kecil, Bagaskara sering datang menemui Alfa. Tetapi sejak Alfa memasuki sekolah SMP. Ia sudah jarang melihat Bagaskara datang menemui Alfa untuk bermain bersama lagi.     

Gabriella juga tidak membalas dendam dengan keluarga Gipson atas kematian Alexander yang di sebabkan Gipson dan Federick.     

Setelah semua selesai sarapan, Mereka pun bergegas pergi dan melanjutkan untuk mencari Tata dan Dika.     

"Mah, Sheila ikut pergi sama Bang Alfa ya, Mah." Pamit Sheila kepada Gabriella.     

"Iya, Sayang. Hati-hati." Jawab Gabriella.     

Saat semua memasuki mobilnya mereka pun berpamitan kepada Gabriella.     

***     

Setelah menikmati makan pagi yang begitu mewah. Tata dan Dika kini terlihat tertidur dengan nyenyak di ruangan itu. Kini, saatnya Tuan £D melancarkan aksinya dan memanggil Leo untuk membantunya.     

"Leo, aku perintahkan kamu untuk memasukan formula itu kepada mereka berdua. Ini kau berikan kepada Dika. Kemudian untuk yang ini kau berikan kepada Tata." Jelas £D kepada Leo sembari memberikan dua suntikan formula berwarna coklat dan hijau neon.     

"Baik, Tuan. Akan saya laksanakan semua perintah, Tuan." Ucap Leo dengan senang hati.     

Leo pun menghampiri Tata dan Dika untuj memberikanya suntikan itu. Seperti biasanya, suntikan itu berekasi dengan sangat cepat. Lihatlah sekarang! Tata dan Dika menggerakan seluruh tubuh mereka dengan menahan rasa sakit yang berlebihan. Padahal,mereka sudah memakan biusan obat bersama dengan makanan mewah tadi.     

"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA," Suara teriakan menggema di ruangan itu yang merupakan perpaduan dari suara Tata dan Dika.     

Alhasil Tata dan Dika terbangung dengan membulatkan mata mereka. Terlihatlah warna bola mata Tata yang berwarna Coklat merah. Sedangkan bola mata Dika berwarna hijau neon.     

Setelah menatap dengan mata bulat, tubuh mereka seketika ambruk karena lemas. Efek suntikan itu masih saja menjalar di tubuh mereka.     

"Bagus, Leo. Kau bekerja sesuai dengan keinginan saya. Sekarang, vawa mereka seperti yang telah aku katakan sebelumnya." Ucap £D kepada Leo.     

"Siap, Tuan." Jawab Leo.     

***     

That should be me, holdin your hand.     

(Seharusnya aku, yang menggenggam tanganmu.)     

That should be me, makin you laugh.     

(Seharusnya aku, yang membuatmu tertawa.)     

That should be me, this is so sad.     

(Seharusnya aku, ini sungguh menyedihkan.)     

That should be me, that should be me.     

(Seharusnya aku, seharusnya aku.)     

Lagu yang sebelumnya hendak di ganti oleh Tata kini, berkumandang. Suara itu berasal dari dalam mobil Dika dan mampu membuat Tata dan Dika terbangun. Ketika mereka terbangun, Tata dan Dika saling menatap satu sama lain.     

"Dika?" Ucap Tata.     

"Tata?" Ucap Dika.     

"YES! INI MIMPI!" Ucap mereka berdua dengan menarik tangannya keatas kemudian ke bawah. Mereka sangat senang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.