DUPLICATE.

SEORANG GADIS



SEORANG GADIS

0Cekleeeeek     
0

Terlihatlah seorang kakek yang sedang duduk di meja milik Bagaskara dengan posisi duduk membelakangi Bagaskara. Kemudia kakek yang cukup terlihat sedikit muda itu membalikan badanya setelah mendengar adanya seseorang yang masuk di dalam ruangan itu.     

"Kakek Chandra?" Sapa Bagaskara membuka obrolan.     

"Mengapa kau lama sekali untuk datang kemari?" Tanya Chandra dengan memulai mencari topik untuk di perdebatkan. Sekiranya itulah yang ada di dalam pikiran Bagaskara.     

"Maaf kakek, Saya baru mengetahui kalau hari ini ada rapat bersama Perusahaan Yosaiy." Jawab Bagaskara dengan jujur.     

"Semoga saja gak nyari topik perdebatan ni kakek!" Batin Bagaskara yang sudah mengerti sifat Chandra.     

"Kenapa sampai kamu tidak mengetahuinya? Kamu adalah pewaris PPO Grinonium ini! Jangan sampai kamu menganggap remeh atau menyepelekan semua aktivitas di PPO Grinonium ini, mengerti!" Ucap Chandra kepada Bagaskara.     

"Baru juga di batin, masih pagi nyari aja keributan," Batin Bagaskara.     

"Iya, kakek. Bagaskara minta maaf, Bagaskara juga baru di kasih tahu sama manajer Bagaskara bahwa akan ada rapat dadakan bersama Perusahaan Yosaiy. Jadinya Bagaskara langsung datang kesini saat di beri tahu sama Manajer Bagas, Kek." Jelas Bagaskara kepada Chandra.     

"Seharusnya kamu lebih tahu dong! Kamu lebih aktif, dan kalau bisa PPO ini kamu jadiin prioritas! Jangan diabaikan!" Oceh Chandra lagi kepada Bagaskara.     

"Iya, Kek. Nanti Bagaskara akan mencobanya. Dan lebih peka lagi terhadap PPO Grinonium ini." Ucap Bagaskara.     

"Ya harus!" Ucap Chandra.     

"Iya kakek. Bagas paham. Kek Bagas minta izin buat ganti baju dulu ya kek. Kurang 10 menit lagi." Ucap Bagaskara.     

"Hm, silahkan. Cepetan ganti bajunya, jangan kelamaan!" Ucap Chandra kepada Bagaskara.     

"Siap kek." Bagaskara pun berjalan menuju toilet di ruanganya dan membawa baju yang ada di atas meja kerjanya. Sebelumnya Bagaskara sudah meminta pekerjanya untuk mengirimkan kemeja lengkap untuk di bawakan di PPO Grinonium.     

Setelah memasuki toilet, Bagaskara kemudian membuka bajunya dan terpampanglah tubuhnya yang sixpack. Ia kemudian memakai kemejanya dan jas hitam untuk luaranya. Ia juga sedikit membenarkan rambutnya dan mencuci mukanya agar terlihat fresh. Setelah semuanya selesai. Bagaskara keluar dari toiletnya.     

Setelah keluar Bagaskara melihat seorang gadis yang berada di ruangan Bagaskara. Tubuh Bagaskara mematung begitu gadis itu berjalan mendekati Bagaskara. Gadis itu tersenyum sangat manis ke arah Bagaskara.     

"Halo, Bagaskara. Masih kenalkan sama gue?" Tanya Gadis itu dan menunjukan wajahnya mulai mendekati Bagaskara.     

Grep     

Kedua tangan gadis itu melingkar di leher Bagaskara dan mulai menekan dan menekik leher Bagaskara.     

"Jawab dong Bagas! Aku kan sedang bertanya kepada kamu." Ucap gadis itu lagi.     

"Ma-mau aa-pa kamu?" Ucap Bagaskara yang tertekan karena cekikan itu.     

"Mau berjumpa dengan pujaan hatiku dong! Mau apa lagi? Kamu kan ada di dunia ini untuk ditakdirkan bersama ku." Ucap Gadis itu dengan halunya.     

"Jangan harap!" Ucap Bagaskara.     

Tok tok tok     

"Permisi. Pak Bagas saya izin masuk ya." Ucap Pak Fikri yang hendak memberikan makanan kepada Bagaskara.     

***     

"Halo, Dik!" Sapa Tata kepada Dika yang sedang menelponya.     

"Lagi apa lo?" Tanya Dika.     

"Lagi istirahat di kamar, kenapa?" Tanya Tata kembali.     

"Gapapa sih, cuma gue lagi bingung aja. Kenapa mobil gue beneran penyok waktu tadi pagi. Padahal kelas banget kemarin kita gak nabrak sama sekali." Ucap Dika.     

"Eh, iya-ya. Tapi, Dik. Gue keinget sama omonganya £D yang katanya kita punya kekuatan kan. Mungkin itu kekuatan lo kali." Jawab Tata sekenanya.     

"Iya kah? Emangnya kekuatan gue apa?" Tanya Dika lagi.     

"Coba lo pikir-pikir lagi deh. Mobil lo penyok gara-gara lo habis ngelakuin apa?" Tanya Tata balik.     

"Gak ngelakuin apa-apa sih. Gue cuma ngasih alasan aja ke Alfa, Bagas, sama Si Sheila." Jawabnya.     

"Nah, mungkin gegara omongan lo kali. Bisa di coba tuh!" Ucap Tata kembali.     

"Iya kah? Gue coba dulu deh." Ucap Dika.     

"Apel yang ada di tangan gue jadi bekas gigitan di arah berbeda." Ucapan Dika kepada dirinya sendiri yang di dengar oleh Tata.     

"Weh bener, Ta! Beneran jadi." Ucap Dika dengan kegirangan yang nyatanya ucapanya berhasil.     

"Wah mantab tuh. Coab lagi aja coba!" Perintah Tata untuk memastikan kekuatan Dika.     

"Oke oke."     

"Oiya, mobil bagian depan gue udah kagak penyok lagi. Dan terlihat kinclong seperti baru di cuci." Ucap Dika lagi dengan dirinya sendiri.     

"Nah, coba gih tengok!" Ucap Tata.     

Dengan segera Dika keluar dari dalam rumahnya. Dan melihat mobil depanya yang benar-benar sudah tidak penyok lagi.     

"Weh, beneran. Ta. Gilak beneran juga ucapanya Si £D itu. Ternyata kita beneran punya kekuatan." Ucap Dika.     

"Yoi" Ucap Tata sekenanya.     

"Btw kekuatan lo, paan?" Tanya Dika.     

"Entahlah gue juga belum tahu. Ntarlah gue pikirin dulu. Gue sekarang mo istirahat dulu aja. Capek gue gegara jantungan terus dari kemarin gara-gara Si £D itu." Ucap Tata.     

"Oh, begituh. Oke. Kalau lu udah tahu kekuatan lo, beri tahu gue yak!" Ucap Dika.     

"Yoi, ntar gue kasih tahu lo kalau udah ketemu tu kekuatan."     

"Yaudah, Ta. Gue tutup teleponya ya. Eh besok kita kerumahnya Si Alfa kuy." Jak Dika.     

"Ya, lu ngomong dulu sama Si Alfa."     

"Oke, yaudah. Gue tutup teleponya."     

"Oke," Jawab tata singkat.     

***     

Mendengar hal tersebut membuat Gadis itu melepaskan cengkramanya.     

"Kita akan berjumpa lagi, Bagaskara. Kali ini aku pastiin kamu akan jadi miliku!" Ucapnya kepada Bagaskara.     

Ceklek...     

Pak Fikripun masuk dan melihat ke arah Bagaskara dan Gadis itu. Sang gadis kini berpura-pura membersihkan debu yang menempel di bahu Bagaskara.     

"Eh, ada Nona Gladis!" Sapa Pak Fikri yang melihat Gladis berdiri di hadapan Bagaskara.     

"Halo, Pak Fikri. Pak Fikri masih kenal dengan saya ya? Masa Bagaskara sudah melupakan saya." Ucap Gladis dengan di buat-buat. Ekspresinyapun terlihat sedih.     

"Masa sih Pak Bagas lupa. Bukanya kalian sering sekali main bersama waktu kecil dulu ya." Ucap Pak Fikri yang sudah mengenal Bagaskara sejak dulu saat Bagas sering bolak-balik ke Grinonium bersama Gipson.     

"Nah, Pak Fikri juga tahu betul itu. Padahal dulu saya sama Bagas sering ke sini bermain bersama ya kan Pak?" Tanya Gladis.     

"Iya hehehe." Jawab Pak Fikri.     

"Saya masih kenal kok, Pak. Biarkan Dia ngelantur aja terserah dia. Jangan di tanggepin, Pak. Ngomong-ngomong terima kasih makananya ya, Pak." Ucap Bagaskara membuka omonganya.     

"Siap, Pak Bagas. Kalau begitu Pak Fikri pergi dulu, Ya." Pamit Pak Fikri kepada Gladis dan Bagaskara.     

"Siap, Pak." Jawab Bagas.     

"Oke, Pak," Ucap Gladis.     

Pak Fikri pun keluar dari ruang kerja Bagaskara.     

"Gue mau pergi dulu, sebentar lagi rapatnya dimulai." Ucap Bagaskara dingin kepada Gladis.     

"Oke Bagas."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.