DUPLICATE.

RENCANA £D



RENCANA £D

0"Begitu ya, berarti besok lo jadi anak baru disekolah gue?" Tanya Tata lagi.     
0

"Iya, tapi gue gak sekelas sama kalian." Jawab Gladis yang sudah mengerti dimana kelas yang akan Ia gunakan untuk setengah tahun berada di jenjang SMA.     

"Heem, oke oke." Ucap Tata.     

***     

Disisi lain...     

Disebuah ruangan terlihatlah Leo yang tengah mengawasi Alpha. Keadaan Alpha masih terbilang baik, hanya saja dengan posisi yang sama. Sekiranya ini sudah tiga hari Ia harus berada di ruangan tersebut.     

"Leo, lo di panggil sama Tuan!" Ucap Clone-6 yang terlihat pada tulisan di pergelangan tanganya.     

"Oke," Jawab Leo kemudian pergi meninggalkan tugasnya yaitu mengawasi Alpha.     

Leopun berjalan menuju ruangan yang cukup besar yang terletak di ujung lorong Clonning Deluxie. Sebuah ruangan dengan dua pintu yang besar nan tinggi. Ruangan seperti pemisah antara dimensi lain. Saat memasuki ruangan tersebut, semuanya tampak terlihat lebih ke campuran warna larutan di laboratorium. Ruangan tersebut berwarna perpaduan biru dan tosca.     

Setelah mendekati ruangan £D, Leo pun menggunakan alat pendeteksi wajah yang terdapat di samping pintu tersebut guna meminta izin memasuki ruangan pribadi milik £D.     

Criing criiing. Kliiing     

Terdengar suara pendeteksi dan tergambar di layar monitor besar yang terdapat di ruangan milik £D. Monitor itu adalah sejenis cctv yang mampu mendeteksi siapa saja yang hendak memasuki ruang £D guna bertemu dengannya. Ruang milik £D adalah ruangan satu-satunya yang memiliki keamanan tertinggi di Cloning Deluxie.     

"Clonning-7 as Leo want to entry the room," Ucap alat pendeteksi itu.     

"Buka pintu!" Perintah £D dengan memencet tombol pendeteksi suara di atas meja kerjanya. Pintu tersebut bekerja tanpa perintah jika mendeteksi wajah asli dari £D. Namun, £D saat berada di perusahaanya, Ia selalu kengenakan topeng. Leo adalah satu-sarunya kloningan ciptaanya yang melihat wajah asli dari £D.     

Setelah pintu itu terbuka lebar, terlihatlah Leo yang berdiri dari dalam ruangan. Leo pun dengan segera memasuki ruangan itu, begitupun dengan pintu yang tertutup kembali dengan sendirirnya. Kali ini £D tetap menggunakan topeng miliknya.     

"Ada apa Tuan memanggil saya?" Tanya Leo begitu berdiri tak jauh dari hadapan £D.     

"Saya ingin bermain-main terlebih dahulu dengan Alfa. Sepertinya akan menyenagkan bila kita mempermainkanya terlebih dahulu." Ucap £D dengan senyuman yang terukir di balik topingnya.     

"Bagaimana caranya, Tuan?" Tanya Leo yang sekaligus menjadi tangan kanan £D.     

"Leo, besok kita harus bertemu dengan Alfa saat malam hari. Pastikan kamu bisa membawanya untuk melewati jalanan yang sebelumnya telah kita rencanakan!" Perintah £D Kepada Leo.     

"Baik, Tuan. Saya akan mencoba memancing Alfa untuk melewati jalanan tersebut!" Jawab Leo dwngan sedikit menundukan kepala.     

"Pastikan juga untuk Tata dan Dika ikut dalam pihak kita! Saya berniat menunjukan kepada Alfa bahwa Tata dan Dika ada di pihak kita. Biarkan Alfa bergerak bebas dahulu sebelum kita melihat kehancuran Alfa yang sebenarnya dalam sekejap." Lanjut £D memberikan perintah.     

"Baik, Tuan." Jawab Leo dengan wajah khas miliknya.     

***     

"Hahahaha, Ayo, Dik! Push up 10 Kali!" Ucap Bagaskara dengan penuh kemenangan dan ejekan.     

"Halah, 10 kali doang mah gampang!" Ucap Dika dengan sombongnya. Padahal, Ia kalah telak dalam permainan melawan Bagaskara.     

"Hitung ya!" Perintah Bagaskara kepada Dika untuk menghitung hukumanya.     

"Iya, iya. Berisik lu kek cewe!" Ucap Dika.     

"Hey!" Ucap serentak Tata, Sheila, dan Gladis tak terima membuat ketiga cowo itu terkaget.     

"Nah, kan. Baru diucap udah berisik aja!" Ucap Dika yang membuat ke tiga cewe itu membiarkan semaunya Dika. Anggap saja biar Dika puas!     

"Satu!" Ucap Dika memulai hitunganya sekaligus hukumanya.     

"Buruan, Gas. Pilih pemain!" Perintah Alfa yang sudah duduk di samping Bagaskara untuk mengajaknya beradu bermain sepak bola dalam playstation milik Alfa.     

Mereka semua sebenarnya tidak memiliki kegiatan khusus di rumah Alfa. Mereka hanya menghabiskan waktu bersama untuk sekadar menghilangkan kejenuhan maupun rasa bosan yang melanda.     

"Tiga!" Lanjut Dika.     

"Eh, kita pesen Let's Food ya?" Saran Tata keoada yang lainya.     

"Gue setuju aja," Jawab Alfa.     

"Sama!" Ucap Bagaskara     

"Setuju bangeeeeet kalau gue mah!" Jawab Dika.     

"Woy, push up dulu!" Ucap Bagaskara mengingatkan Dika.     

"Iya-iya. Ini juga lagi dikerjain!" Ucap Dika.     

"Enam!"     

"Gapapa kak." Jawab Sheila. Gladis hanya mengangguk dengan tersenyum.     

Dengan segera Tata dibantu Sheila dan Gladis memesan pesanan dari mereka dan beberapa camilan karrna Tata tidak sempat membeli camilan dari rumah.     

"Ada yang pesan lagi?" Ucap Tata menawarkan pesanan tambahan.     

"Gue cukup!" Ucap Bagaskara menjawab pertanyaan Tata.     

"Iya sama!" Dika dan Alfapun menyetujui ucapan Bagaskara.     

"Sepuluh, Selesai!" Ucap Dika memberikan pernyataan.     

"Pokoknya yang kalah diantara kalian harus push up 50 kali!" Ucap Dika tanpa ampun.     

"Beranilah!" Ucap Alfa dan Bagaskara dengan spontan menerima tantangan Dika.     

"Dan harus gendong gue!" Lanjut Dika memberikan tantangan, ralat sepertinya Dika hanya ingin balas dendam supaya yang kena hukuman bukan hanya dirinya seorang.     

"Idih, itumah kegoblokan lu aja!" Ucap Alfa kasar.     

"Canda elah, hehehe." Jawab Dika.     

Alfa dan Bagas memainkan permainan ps-nya dengan penuh perlawanan yang sengit. Point dari mereka tak terpaut jauh, bahkan terkadang saling menyalio point satu sama lain.     

Dika yang sedari tadi menonton pertandingan mereka ikut menguras emosi jika salah satu permainan mereka melakukan kesalahan yang fatal. Sedangakj ketiga cewe di belakang ketiga cowo itu sesekali mengobrol, bermain handphone, dan ikut memeriahkan pertandingan antara Alfa dengan Bagaskara.     

"Sheil, Mamah pergi ya?" Tanya Tata yang sudah mengenal Gabriella dengan sangat akrab.     

"Iya kaka, tadi pagi karena ada urusan bisnis di daerah Jakarta." Jawab Sheila dengan segera.     

"Oalah pantes saja dari tadi gue gak lihat Mamah di rumah. Ternyata sedang keluar toh!" Ucap Sheila.     

Tanpa menunggu waktu yang lama, tiba-tiba saja pintu rumah Alfa berbunyi tanda seseorang memencet bel rumah milik Alfa.     

"Udah dateng makananya tu diluar." Ucao Dika yang sebenarnya sudah tidak tahan untuk segera mengenyangkan cacing-cacing yang berada di dalam perut miliknya.     

"iya-iya bawel!" Judes Tata mengembalikan ucapan Dika yang bilang bahwa cewe itu cerewet.     

"Buruan wkwk!" Ucap Dika justru di sengaja tambah ngeselin.     

Tatapun menghiraukan ucapan Dika kemudian turun untuk mengambil pesanan di depan pintu rumah Alfa. Tata membayar pesanan tersebut menggunakan uang dari Bagaskara. Sudah tidak perku diragukan lagi seberapa sultanya Bagaskara sekarang!     

Tanpa butuh waktu lama Tata sekarang berdiri di depang Abang Les't food.     

"Berapa bang?"     

"Dua ratus lima puluh ribu rupiah, neng!" Ucap Babang Les't food tersebut.     

"Ni ya, Bang," Ucap Tata dengan menyodorkan dua uanga bewarna merah pink, dan selembar uang berwana biru kepada Babang Les't food.     

Setelah membayar makanan tersebut Tata pun segera masuk kembali kedalam kamar Alfa.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.