DUPLICATE.

NAME FOR CLONE-1



NAME FOR CLONE-1

0Sheila berjalan kembali menuju kamar Alfa dan ketika membuka pintu, pandangan Sheila benar-benar berakomodasi maksimum ketika melihat kakar tersebut sangat berantakan. Ia juga melihat Alfa yang sudah tertidur pulas di atas ranjang miliknya.     
0

"Aelah, enak banget tidurnya!" Pekik Sheila begitu melihat Alfa yang tertidur.     

"Oke dari sana dulu dah bersihinya." Ucap Sheila bermonolog.     

Dengan segera Sheila membersihkan kamar Alfa satu per satu. Mulai dari mengembalikan barang ketempat semula, menyapu dan mengekrak sampah atau bungkus makanan yang masih disana. Sheila juga melakukan itu denyan secepatnya. Supaya cepat selesai, cepat beristirahat, dan yentunya cepat berbelanja membeli semua keinginannya.     

"Hahaha," kekeh Sheila begitu membayangkan beberapa macam jajanan yang akan Ia beli menggunakan uang abangnya ini.     

Ia kemudian melanjutkan acara bersih-bersihnya. Setelah selelai Sheila mengistirahatkan tubuhny di sofa kamar Alfa yaitu dengan berbaring. Setelah beberpa menit dan dirasa udah menghilangkan rasa capeknya, sekarang giliran Sheila menikmati eskrim dan memanjakan dirinya dengan berbelanja di Indomirit.     

Sheila mengambil dompet milik Alfa dan dengan segera pergi ke bawah untuk pergi menuju Indomirit.     

"Mamah kenapa belum pulang ya? Apakah pekerjaanya gak bisa di selesaikan secara cepat?" Tanya Sheila kepada dirinya sendiri karena tidak menemukan keberadaan Gabriella di dalam rumahnya.     

"Mamah, Abang, Sheila pergi dulu!" Ucap Sheila berteriak seakan Gabriella dan Alfa mendengar ucapan pamitnya.     

"Beh, panas banget! Untung pake jaketnya Bang Alfa jadinya lumayanlah!" Ucap Sheila lagi. Ia berjalan dengan cepat untuk segera masuk ke dalam Indomirit yang ber-ac.     

Setelah sampai, Sheila menuju ke tempat rak yang memuat berbagai jenia makanan ringan serta Ia membeli minuman yang segar. Dan terakhir Ia membeli eskrim sebanyak 5 buah. Gila bukan? Mana yang dipakai Sheila untuk membayar adalah uang milik Alfa.     

Setelah mengambil semua makanan yang hendak dibeli Sheila, Iapun pergi ke kasir untuk membayarnya.     

"Totalnya 49.000 rupiah!" Ucap kasir itu.     

"Ini kak," Ucap Sheila dengan memberikan uang 50.000 rupiah.     

"Kakak ingin membeli roti ini kak? Mumpung ada promo!" Ucap Kasir itu menawarkan sebuah roti yang berada di atas meja kasir.     

"Tidak, kak." Jawab Sheila.     

"Ini kembalianya ya kak, terima kasih, selamat datang kembali." Ucap Kasie itu, dengan segera Sheila mengambil uang kembalianya dan berjalan keluar Indomirit.     

Setelah beberapa langkah, Sheila tiba-tiba ada yang menyeretnya menuju sebuah jalanan sempit yang terhimpit beberapa rumah.     

"Aaaaakmmph" Teriak Sheila dengan kaget dan mulutnya pun di tutupi oleh tangan seseorang yang menariknya.     

"Sttts, Sheil. Ini aku!" Ucap Seorang pria di hadapanya ini. Sheila yang awalnya memejamkan nata karena ketakuatan. Alhasil Ia membuka matanya, dan terkejut. Lelaki yang ada di hadapanya adalah Leo.     

"Ngapain kakak disini?" Tanya Sheila kepada Leo.     

"Hehehe, aku cuma kebetulan lewat aja. Terus ada kamu yaudah aku bawa kesini, maaf kalau bikin kaget. Soalnya aku kira kamu perginya sama Abang kamu." Jelas Leo.     

"Oalah, terus kakak mau kemana?" Tanya Sheila.     

"Mau pulang, tadi habis dari rumah temen." Ucap Leo dengan berbohong.     

"Kalau lamu?" Tanya Leo balik.     

"Aku juga mau pulang." Ucap Sheila.     

"Yaudah, Kak, Sheila pamit pulang dulu ya." Pamit Sheila dengan segera karena takut jika ketahuan Alfa. Memang sih Alfa sedang tertidur. Tapi kadang-kadang Alfa lunya indra ke tujuh sampai bisa tahu keberadaannya Sheila.     

"Eh, tunggu-tunggu." Ucap Leo.     

"Kenapa kak?" Tanya Sheila.     

"Bentar ya, tunggu sebentar aja." Ucap Leo kemudian pergi meninggalkan Sheila untuk memasuki Indomirit.     

Setelah menunggu beberapa menit, Leo akhirnya datang kembali menemui Sheila untuk memberikanya sebuah Coklat yang baru saja Ia beli.     

"Nih, buat kamu!" Ucap Leo dengan memberikan coklat itu kepada Sheila.     

"Wah, terima kasih ya kak. Sheila suka banget lo sama coklat." Jawab Sheila.     

"Begitulah, sama-sama." Jawab Leo lagi.     

"Yaudah ya kak, Sheila duluan. Takut nanti ketahuan sama Bang Alfa." Pamit Sheila lagi.     

"Okelah, hati hati ya, Sheil." Balas Leo kepada Sheila.     

***     

"Clone-1 maukah kamu aku beri nama?" Tanya Leo.     

"Nama bagaimana?" Tanya Clone-1.     

"Ehm, ya nama untuk memudahkanku memanggilmu. Kamu akan mempunyai nama seperti Leo dan aku. Sehingga aku akan memberikan nama khusus untuk memanggilmu." Jelas Alpha.     

"Baiklah, memangnya apa yang cocok untuk menjadi namaku?" Tanya Clone-1.     

"Sebentar, aku pikir dulu ya." Ucap Alpha.     

"Baiklah!" Jawab Clone-1     

"Aha, saya punya nama yang pas dengan kamu. Saya pernah membacanya, sebuah nama yang memiliki arti manusia pemberani, yaitu Farrel." Ucap Alpha dengan diikuti senyuman yang mengembang di bibirnya.     

"Saya suka dengan nama dan artinya. Tetapi sayakan kloningan, bukan manusia sungguhan." Sanggah Clone-1.     

"Karena kamu tadi menyebutkan bahwa sebenarnya kamu tidak ingin menjadi seorang kloningan. Sehingga Saya memberi kamu sebuah nama yang memiliki arti manusia di dalamnya." Jelas Alpha.     

"Baiklah aku terima nama pemberian dari mu, Alpha." Jawab Clone-1.     

"Semoga kau suka, Farrel." Ucap Alpha dengan menyebutkan nama Clone-1 menjadi nama yang telah Ia berikan kepadanya, Ferrel.     

"Hahaha, Saya malah ketawa sekaligus senang dengan pemberian nama ini. Terima kasih, Alpha." Ucap Farrel dengan tertawa namun seperti biasanya wajahnya tak seelastis manusia asli.     

"Sama-sama, Farrel." Jawab Alpha.     

"Tapi Farrel. Saya boleh berpesan satu hal?" Tanya Alpha.     

"Tentu saja, apa itu?" Jawab Farrel.     

"Saya berpesan kepadamu untuk tidak memberitahukan nama asli Saya, karena inilah cara yang tepat untuk Saya mengenalimu, karena kemarin saat Saya melihat wajahmu yang sama dengan Leo, barulah Saya menyadari bahwa kloningan disini memiliki wajah yang serupa," Pesan Alpha kepada Farrel.     

"Untuk yang kedua, jangan pula kau memberitahukan namamu kepada kloningan yang lainya. Hanya Saya saja yang boleh mengetahui namamu, karena Saya yang memberitahukan namanmu. Selain itu, juga anggap saja ini menjadi rahasia diantara kita berdua." Lanjut Alpha dengan tersenyum.     

"Baiklah, Alpha. Saya akan berusaha untuk tidak memberitahukan namamu dan namaku. Dan semoga saja, kamu dapat segera dibebaskan dari sini." Pinta Farrel.     

"Sebenarnya saya tidak masalah berada disini. Karena dengan begini Tuan Saya tidak akan datang kesini untuk menyelamatkan Saya." Jawab Alpha.     

"Walaupun kau sebuah kloningan yang mirip dengan Tuanmu, tapi kamu juga masih memiliki perasaan yang mulia." Ucap Farrel membuat Alpha terdiam mendengar kata "perasaan" yang terucap oleh Farrel. Membuatnya teringat dengan percakapan Alpha waktu itu.     

FLASHBACK     

"Iya, Tuan. Sebenarnya saya juga iri terhadap orang-orang murni. Mereka dengan mudahnya mengekspresikan emosinya kepada yang lain. Sedangkan saya hanya bisa menahanya." Jelas Alpha.     

"Lo tahu gak kalau lo barusan menyatakan emosi yang lo rasa?" Tanya Alfa.     

"Benarkah, Tuan?" Ucap Alpha.     

"Yoi, karena lo punya rasa iri, punya rasa bersalah. Maka dari itu, itu semua yang lo rasa adalah sebuah emosi." Jelas Alfa kepada Alpha.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.