DUPLICATE.

RENCANA ALFA UNTUK TATA



RENCANA ALFA UNTUK TATA

0"Sejauh yang gue tahu, makna di balik kata 'Gapapa' yang keluar dari mulut cewe dengan tingkah yang aneh merupakan tanda bahwa mereka sebenarnya tidak merasa baik-baik saja. Masa gue harus keluarin jusrus gue?" Batin Alfa.     
0

Seketika Alfa memiliki sebuah ide yang terlintas di dalam benaknya. Ia segera menatap Tata dengan sebuah senyuman misterius. Tata yang merasa di tatap oleh Alfa dnegan segera menatapnya pula. Dan benar saja, Alfa tak mengalihkan pandanganya kepada Tata, membuat Tata merasakan bahwa akan ada sebuah ancaman yang datang.     

"Gawat nih, pasti." Gumam Tata begitu melihat Alfa berdiri dan menghampiri dirinya.     

Setelah mendekati Tata, Alfa dengan segera menarik pergelangan tangan Tata untuk ikut kemana Alfa hendak pergi.     

"Ikut, gue!" Perintah Alfa begitu memegang pergelangan tangan Tata.     

"Gak mau! Gue masih banyak urusan buat ni PEMILOS!" Ucap Tata menahan ajakan Alfa.     

"Hei, Ren. Gue minta tolong handle pekerjaanya Tata dulu, ya. Gue ada urusan sebentar sama Tata." Ucap Alfa sepihak kepada Reni yang berdiri tak jauh dari mereka.     

Tanpa menunggu persetujuan dari Reni mau atau tidak menerima perintah Alfa. Alfa langsung saja menarik pergelangan tangan Tata, untuk diajaknya menjauhi ruang Aula yang sangat crowded oleh para siswa untuk memilih ketua OSIS periode selanjutnya.     

Tata pada akhirnya hanya mengikuti kemana jejak Alfa, tanpa suara dan tanpa penolakan. Hingga akhirnya Alfa membawa Tata ke tempat parkiran. Seperti mengetahui tujuan Alfa, Tata dengan segera menghentikan langkahnya.     

"Jangan bilang lo mau cabut?" Tanya Tata yang sudah mengehantikan langkahnya.     

Bukanya menjawab pertanyaan Tata, Alfa justru menunjukan cengiranya. Terlihatlah gigi nan rapi milik Alfa.     

Melihat respon Alfa yang seperti itu membuat Tata langsung mengembalikan badanya. Namun, dengan sigap Alfa dapat merangkul Tata untuk tidak meninggalkanya.     

"Ayolah, Ta. Sekali ini aja! Anggep aja ini waktu bersenang-senang kita!" Ucap Alfa seraya memohon kepada Tata.     

"Haduuuh, Fa. Please deh, jangan nyeret gue untuk kena hukuman kayak lo." Ucap Tata.     

"Gue yang nanggung deh! Ini kan juga untuk menghibur diri lo, Ta. Percaya lah!" Ucap Alfa kembali menyatakan tujuanya mengajak Tata untuk cabut dari sekolah.     

"Lagian juga ini bukan jam pelajaran, Ayolah. Kali ini aja." Ucap Alfa lagi seraya memohon.     

Mendengar perkataan Alfa membuat Tata sedikit tersentuh, bukan karena Alfa yang mengajaknya, tetapi karena niat Alfa yang ternyata ingin membuatnya tertawa.     

"Ck, yaudeh iya. Buruan tapi ya! jangan kelamaan!" Ucap Tata yang akhirnya menyetujui ajakan Alfa.     

"Oke." Ucap Tata.     

Kini Alfa kembali menarik pergelangan tangan Tata. Tata yang sempat melihat tangan mereka membuatnya merasakan detak jantung yang aneh ketika melihatnya. Tubuhnya terasa kaku dan memanas, menahan setiap perasaan aneh yang kadang muncul secara tiba-tiba. Tata hanya diam dan tak berkutik atau bahkan berniat untuk menolak gandengan tersebut.     

"Inget, Ta. Temen gadis lo udah suka sama ni anak! Masa lo juga suka? Lagian diantara kalian itu hanya ada hubungan persahabatan. Just it! Gak lebih!" Batin Tata yang menyadarkan dimana posisi sebenarnya mengenai hubungan diantara mereka.     

"Kok di sini?" Ucap Tata yang begitu sadar mereka telah berdiri di dekat tembok belakang sekolah.     

"Hooh, soalnya tadi kalau kita pake mobil di parkiran. Ternyata satpam masih njaga di pos. Jadi kita harus lewat sini!" Jelas Alfa.     

"Manjat, gitu?"     

"Iyalah!"     

"Gue kagak bisa kalau pakai rok."     

"Tenang aja, gue bakalan hadap belakang."     

"Tetep aja gue gak bisa."     

"Masa?" Tanya Alfa dengan sedikit curiga.     

Mendengar pertanyaan atau keraguan yang muncul dari ucapan Alfa, dengan seketika Tata mengangguka kepala tanda apa yang diucapkanya adalah kebenaran.     

Tanpa basa -basi, Alfa segera berjongkok menghadap tembok untuk menjadikan dirinya sebagai tumpuan, supaya Tata dapat beranjak untuk melewati tembok yang lumayan tinggi itu.     

"Naik!" Perintah Alfa.     

"Ntar kotor baju, lo!"     

"Gapapa, gak masalah!"     

"Serius ya?" Tanya Tata lagi mencoba mengetes kesabaran yang di miliki sahabatnya ini. Untung saja, Alfa mengerti keadaan Tata. Dengan sabar Ia kemudian menganggukan kepala untuk pertanyaan terakhir Tata.     

Tata pun tersenyum dan dengan segera berjalan mendekati punggung Alfa yang masih berjongkok.     

"Jangan natep atas! Kepala lo harus dibawah! Awas sampe lo mendongak!" Ucap Tata memberikan peringatan yang tak main-main kepada Alfa.     

"Iya-iya, bawel banget sih. Juga juga tahu! Atau lo jangan-jangan pingin lagi gue mendongak!" Ucap Alfa.     

Tata tak menanggapi ucapan Alfa tersebut. Sedetik setelah Alfa mengucapkan kalimat itu, Tata dengan segera memanjatkan kaki kananya ke pundak Alfa, membuat Alfa awalnya hendak terjatuh. Namun, refleks dari Alfa mampu membuatnya untuk menyeimbangkan tubuhnya kembali.     

***     

"Sewa sepatunya dua ya, Bang!" Ucap Alfa kepada penyewa sepatu roda yang ada di dalam sana.     

Tata dan Alfa kini telah sampai di tujuan mereka. Tata senang bisa diajak kesini bersama Alfa. Dengan jujur, Tata baru pertama kali mendatangi yempat ini walaupun Tata sudah lama tinggal di Jakarta. Tempat ini bernama Moja Museum Jakarta.     

"Nih, pake!" Ucap Alfa menyodorkan sepasang sepatu roda yang telah Ia sewa.     

"Apaan? Gue kagak bisa main!" Jawab Tata dengan jujur.     

"Tenang aja! Gue bisa jadi guru terlatih lo. Gratis pokok ya!" Ucap Alfa menawarkan bimbingan gratis seperti yang ada di iklan-iklan.     

"Idiiiih," Ejek Tata.     

"Buruan pake!" Perintah Alfa yang sebelumnya telah memakai sepatu roda itu. Dengan sepasang roda di samping kanan dan kiri untuk setiap sepatu.     

Tatapun akhirnya memakai sepatu itu. Setelahnya Ia takut untuk berdiri dan takut terjatuh. Namun, dengan sigapnya Alfa menarik kembali tangan Tata untuk dibimbing berjalan menggunakan sepatu roda.     

"Ayo," Ajak Alfa dengan sangat bersemangat.     

Alhasil mereka bermain bersama menggunakan sepatu roda. Tak lupa, mereka mengambil beberapa foto sebagai kenangan dan sekaligus menikmati ornamen indah didalamnya.     

"Lo sering datang kesini?" Tanya Tata dengan sedikit berteriak karena tepat saat itu terdengar alunan musik yang menggema sebagai hiburan.     

"Apa?" Tanya Alfa yang tidak mendengar ucapan Tata. Tata dengan segeta sedikit mendekat ke arah Alfa.     

"Lo udah sering datang kesini?" Tanya Tata lagi tanpa menurunkan volume suaranya.     

"Kagak, ini pertama kalinya gue datang kesini." Jujur Alfa.     

"Ealah, ternyata sama!" Jawab Tata dengan terkekeh.     

"Yaudah silahkan meluncur," Ucap Alfa bebarengan dengan Ia menarik tangan Tata dan kemudian melepaskan genggamanya yang sedari tadi Ia genggam, membuat Tata meluncur tanpa dipegangi lagi oleh Alfa.     

"Aaaaaaaa," Teriak Tata dengan berusaha menyeimbangkan tubuhnya supaya tidak jatuh.     

Beruntung di depan ada sebuah besi berlapis cat di ujung arena. Dengan sigap Tata meraihnya sebelum Ia kejedot atau bahkan jatuh di sana. Sedangkan Alfa menatap Tata dengan tertawa.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.