DUPLICATE.

BASE ON MARS



BASE ON MARS

0"What about our project on mars? Has all the research and development been going on there?" (Bagaimana tentang projek kita di Mars? Apakah semua penelitiN dan pengembangan telah dilakukan?) Tanya £D kepada seseorang yang juga bergelut di bidang penelitian. Khususnya pada bagian Engergi dan penelitian di luar angkasa.     
0

"Everything is ready, Mr. £D. Exactly what you want. Everything was going according to plan." (Semuanya telah siap, Tuan £D. Perses seperti apa yang anda inginkan. Semuanya berjalan sesuai rencana.) Jawab seseorang yang merupakan kenalan dari £D.     

"When will all be over, Mr. Reno? I will use that planet for more pleasant business." (Kapan semuanya akan selesai, Tuan Reno? I akan menggunakan planet tersebut untuk bisnis yang lebih menyenangkan.) Tanya £D yang sudah tak tahan dengan segala kejadian yang luar biasa kedepanya.     

"Immediately. Maybe the next two or three days. Then, all the facilities and the things you say are readily available." (Secepatnya. Kemungkinan dua atau tiga hari kedepan. Kemudian, semua fasilitas dan hal-hal yang anda katakan sudah tersedia.) Jawab Mr. Reno yang sudah mengetahui rencana dari £D.     

Hanya saja Reno tak pernah melihat £D secara langsung. Ia selalu saja mendengarkan suara £D melalui telepon, dan bahkan suara itu bukan suara asli dari £D. Namun, suara itu juga bukan terdengar seperti suara program, melainkan suara manusia yang lebih terdengar normal. Jangan tanyakan untuk apa £D melakukan semua ini. Tentu saja semua ini membuatnya lebih bebas dalam menjalani kehidupanya sebagai seorang manusia normal.     

"Okay, thank you for your hard work, Mr. Reno." (Oke, terima kasih atas kerja kerasmu, Tuan Reno.) Ucap £D dengan kemudian memutis sambungan telepon itu secara sepihak.     

"Gue gak akan ngebebasin Alfa begitu saja. Setelah semua dalam diri Alfa menjadi bahan penelitian, dengan itu gue akan menjadi seseorang nomor satu dalam hal penelitian. Bukan hanya itu, Ayah juga akan bangga terhadapku karena aku telah berhasil memimpin perusahaan Ayah lebih baik dari pada dirinya." Ucap £D dengan senyuman yang terus mengembang di wajahnya.     

£D pada awalnya hanyala seorang manusia normal. Ia juga tidak memiliki kekuatan, Ia hanyalah seorang manusia biasa yang dapat berdiri kokoh diantara manusia kloningan. Semua ini berawal dari Ayah-nya yang meruoakan profesor hebat dengan keahlianya di bidang kloningan.     

Namun, kloningan itu hanyalah mendapat formula dari CRISPR-X. Yang merupakan formula dengan maksimum satu kekuatan khusus. Berbeda dengan Alfa yang sudah memiliki berbagai kekuatan dalam satu formula. Tak hanya Alfa, kloningan Alfa yaitu Alpha, juga tak kalah menarik. Bagaimana bisa seseorang menciptakan kloningan yang serupa dengan kekuatan Alfa.     

"Sebelum membuat Alfa jatuh dan berada di bawah pengendalian gue. Gue akan sedikit bermain-main denganya terlebih dahulu." Ucap £D dengan tak sabar menantikan malam hari ini tiba.     

***     

Tuan Federick kini sudah berdiri tepat di samping bagaskara untuk siap memasukan cairan itu ke dalam tubuh Bagasakara.     

"Apakah kamu sekarang menjadi takut dengan jarum suntik, Bagasakara?" Tanya Tuan Federick seakan dia mengetahui keadaan yang pernah di lalui Bagaskara.     

"Ehm, i-iya, Tuan. Pikiran saya semuanya terlalu gelap saat melihat sebuah jarum suntik berisikan cairan yang mendekat kepada Saya." Jawab Bagaskara dengan jujur.     

Jawaban yang dilontarkan Bagaskara mampu membuat Tuan Federick terkekeh kecil.     

"Aku tak bisa memikirkan bagaimana Gipson memperlakukan mu selama ini. Hanya untuk obsesinya mendapatkan formula yang sama persis dengan milik Alex." Ucap Tuan Federick teringat akan kejadian masala lalunya bersama Gipson dan Alex.     

"Saya terlalu kecil untuk mengenali Tuan Federick kala itu. Sekarang Saya ingat, Tuan adalah orang yang sering berkunjung kerumah Saya untuk membahas masalah formula itu. Waktu itu Tuan datang bersamaan dengan Om Alex." Ucap Bagaskara yang mengingat pernag bertemu dengan Tuan Federick sebelumnya.     

"Benar-benar. Itu adalah Saya saat melakukan penelitian bersama Gipson dan Alex." Ucap Tuan Federick yang masih terkekeh kecil.     

"Baiklah, Bagaskara. Saya berharap kamu dapat menahan sedikit rasa sakit ini. Jika semua sudah selesai, kamu tidak aakn lagi merasakan rasa sakit di kepala kamu." Ucap Tuan Federick.     

"Baik, Tuan." Jawab Alfa.     

"Siap, ya. Kamu relaks saja, terima semua rasa sakit yang nantinya menjalar di tubuh kamu. Pastikan kamu tidak menolak rasa sakit itu, karena jika kamu menolaknya, rasa sakit itu akan terasa lebih sakit. Mengerti?" Ucap Tuan Federick kepada Bagaskara lagi.     

"Mengerti, Tuan. Akan saya coba untuk tidak menolak rasa sakit itu." Ucap Bagaskara.     

Kini, Tuan Federick sudah menempelkan ujung jarum suntik tepat di lengan Bagaskara. Bagaskara yang sudah merasakan jarum itu menyentuh bahunya-pun memalinykan wajahnya kearah lain kemudian memejamkan matanya untuk menghindari sedikit rasa takutnya.     

Crrrrrrs     

Suara cairan yang saaaangat kecil terdengar memasuki telinga Bagaskara. Tentunya Bagaskara merasakan cairan tersebut menjalar dari bahu ke seluruh tubuhnya. Ia tetap memejamkan matanya dan menunggu reaksi apa yang akan menyambutnya.     

.     

.     

.     

.     

.     

"Bagaskara, bangunlah! Bagaskara, bangun! BAGASKARA!" Panggil seseorang yang sangat dikenal baik oleh Bagaskara. Orang itu membentak dengan menyebutkan nama Bagaskara di akhir panggilanya membuat Bagaskara tersentak kaget.     

"A-ada apa, Ayah?" Tanya Bagaskara yang melihat keberadaan Gipson yang jauh di depanya.     

"Kenapa kau membunuhku? Mengapa?" Tanya Gipson yang berjalan mendekat ke arah Bagaskara. Gipson membawakan buanyak jarum suntik berisikan cairan yang berwarna-warni. Tentunya suntikan itu memiliki kekuatan yang berbeda.     

"Apa salah ku? Bukankah aku seorang Ayah yang baik karena menginginkanmu menjadi kuat? Bukankah, kamu selalu tersenyum begitu mendapatkan kekuatan itu?" Tanya Gipson dengan senyuman yang sangat mengembang. Senyuman yang memiliki arti khusus berupa rasa ingin membalaskan demdan. Sebuah senyuman yang siapapu melihat senyuman itu akan berdiri kaku tak berkutik sembarangan.     

Pasalnya hanya ada Bagaskara dan Gipson dalam ruangan gelap itu. Kini, mulut Bagaskara tak bisa mengeluarkan suara sedikitpun, tubuhnya kaku, seperti mayat hidup yang hanya bisa mengendalikan kedua bola matanya ke kanan dan ke kiri.     

"Mengaaaapa kau diaaaam sajaaaa, Bagaskaraaaaa?" Ucap Gipson dengan wajah yang terlihat sedih. Ucapanya kini di buat seperti sebuah nyanyian. Nyanyian yang didendangkan khusus untuk anaknya seorang.     

"Bagaskaaaraaa. Tungguuuuuu, aku akan memberikanmu semua formula yang ada di tanganku iniiiii." Ucap Gipson dengan tetap melangkahkan kakinya untuk mendekati Bagaskara.     

Melihat hal tersebut membuat Bagaskara menitihkan air matanya, Ia berusaha memberontak namun sayang tubuhnya tidak bisa digerakan.     

"Dengan begini, kau akan bisa memiliki kekuatan lebih dari satu. Kemudian kita tidak perlu menangkap bajingan seperti Alfa. Dan... Kita akan hidup bahagia bersama selamanya." Ucap Gipson yang kini hampir mendekati Bagaskara.     

"Dengan ini, semuanya akan selesai...." Gipson kemudian mengarakan langsung puluhan suntikan formula itu kearah bahu Bagaskara.     

Dan... Syuuuuuuur     

"AAAAAAKKKKHHHH," Teriakan Bagaskara menggema di seluruh ruangan itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.