DUPLICATE.

ALASAN TATA!



ALASAN TATA!

0Dengan kondisi Alfa yang seperti ini, seluruh kloningan itu membuat Alfa lebih babak belur lagi Mereka dengan rasa tak sabaran memukuli Alfa layaknya seorang jalanan. Tak ada belas kasihan. Sehingga membuat Alfa harus melindungi kepalanya dan mengelurkan kekuatanya untuk penyembuhan.     
0

Melihat hal tersebut membuat Tata tak bisa menahan amarahnya lagi. Apapun yang telah dilakukan £D menurutnya sudah kelewatan. Kalau mereka hendak menagkap Alfa, mengapa mereka harus menyiksanya dan memukulinya terlebih dahulu?     

"Waktu, berhentilah untuk ku!" Ucap Tata dengan segera untuk menyelamatkan sahabatnya ini.     

Blash,     

Tak butuh waktu lama, seketika itu pula waktu dan orang-orang yang ada di sekitar Tata menjadi lambat. Dengan ini, Tata memanfaatkan situasi yang mampu dengan mudah untuk menyelamatkan Alfa tanpa harus melawat kloningan yang ada di pihaknya.     

Tata berjalan mendekati Alfa yang kini sedang tengkurap di jalanan ber aspal. Tata berusaha maksimal mungkin untuk memindahkan kloningan yang memiliki badan seperti Leo dengan tenaganya sebgaai perempuan. Setelah mendekat kepada Alfa, Tata juga harus memindahkan kloningan yang mengarahkan kakinya ke tubuh Alfa. Dengan begini, Tata akhirnya mampu membuat tubuh Alfa untuk bangkit.     

Setelah meraih tubuh Alfa dan dengan segera membawa Alfa pergi menggunakan kecepatan yang Tata miliki.     

Kenapa Tata bisa tahu bahwa Ia memiliki kecepatan yang tinggi? Karena sebelumnya Ia telah di beritahu oleh Leo, bahwa selain mereka mendapatkan satu kekuatan khusus. Para pengguna formula juga memiliki kecepatan tinggi sesuai dengan kecepatan formula yang di hasilkan.     

Tata membawa tubuh Alfa untuk pergi menuju gang kecil yang berada tak jauh dengan jalanan sepi itu. Tata membawa Alfa dengan beberapa umpatan yang ada dalam hatinya.     

"Berat banget sih ni orang!" Batin Tata yang masih tak menyerah untuk menyeret Alfa menjauhi para kloningan.     

"Untung temen, kalau enggak udah gue biaran lu mati disana!" Umpat Tata lagi.     

Setelah berada di tempat yang lumayan jauh dari lokasi semula. Tata dengan segera mengembalikan keadaan dunia yang normal. Ditaruhlah Alfa untuk berdiri mengahadap ke arahnya.     

"Aku ingin waktu berjalan normal!" Perintah Tata kepada waktu yang telah diubahnya.     

"Huuk Huuukh." Alfa terbatuk ketika dunianya kembali berjalan normal. Ia merasakan tubuhnya lemas. Ia kemudian berdiri bersandar dengan tembok yang ada di belakangnya. Dilihatlah Tata yang menatap datar kearahnya.     

***     

Disisi lain...     

"Kemana perginya Alfa?" Tanya salah satu kloningan yang sebelumnya berdiri dihadapan Alfa.     

Mendengar ada yang berucap seperti itu, membuat seluruh kloningan itu berhenti dan menatap satu sama lain untuk mencari keberadaan Alfa.     

Dika yang menyadari keberadaan Tata yang juga tidak ada disana. Ia dengan segera mengendalikan keberadaan Tata dengan berucap,     

"Kloningan tmyang berada di samping gue berubah menjadi Tata untuk sementara." Ucap Dika dengan ngan segera wajah Kloningan di sebelahnya segera menyerupai Tata.     

Untung saja, sesaat setelah wajah kloningan itu menyerupai Tata. Tiba-tiba Leo menengok ke arah belakang dimana merupakan posisi Dika dan Tata sebelumnya.     

"Huft," Dika bernapas lega ketika rencananya berhasil untuk memalsukan wajah kloningan itu menjadi Tata.     

"Kemana sih tu anak! Tapi gue terima kasih, Dia udah berani membawa Alfa menjauh dari sini." Batin Dika bernapas lega.     

"Tapi, bagaiamana ke adaan Alfa setelah melihat gue sama Tata ada dipihak musuhnya? Setikanya gue di pihak orang yang jelas-jelas mau menangkap Alfa." Batin Dika dengan menatap kloningan di gadapanya berlalu lalang mencari keberadaan Alfa.     

***     

"Uhuk-uhuk"     

Melihat Tata dihadapanya membuat Alfa dengan segera memegang kedua bahu Tata.     

"Kenapa lo ada dipihak mereka?" Tanya Alfa mencari kebenaran dari Tata. Tubuhnya yang lemas hanya bisa menatap Tata dengan wajah sayupnya.     

"Kenapa lo ikutan untuk nyerang gue?" Tanya Alfa lagi dengan posisi yang masih serupa.     

"Kenapa lo ngkhianati gue? Gue temen lo, Ta. Gue temen lo!" Ucap Alfa dengan tetap memegangi bahu Tata, Ia juga menggoyangkan bahu Tata dengan kekuatan manusia normalnya yang tersisa.     

"...." Tak ada jawaban yang keluar dari mulut Tata. Ia memilih untuk bungkam. Bungkam dengan keadaan dan bungkam dengan kenyataan. Ia juga tak mengerti bagaimana semua ini bisa terjadi.     

Semua hal yang melibatkan orang yang kita cinta, antara keluarga dan sahabat sejati yang selalu ada untuk kita. Bagaimana bisa kita memilih salah satu dianyara mereka?     

Tata pernah membaca sebuh kalimat yang beebunyi, kita tidak akan pernah bisa memilih salah satu diantara orang yang kita cinta. Dalam artian kita menyelamatkan satu pihak atau kita akan kehilangan kedua belah pihak. Dan Tata bimbang diantara pilihanya.     

"KENAPA LO DIEM? HAH!" Kesabaran Alfa kini telah habis. Baik Dika maupun Tata semuanya bungkam fengan pertanyaan yang dilontarkan Alfa kepada mereka.     

Begitu mendengar nada tinggi keluar dari mulut Alfa membuat Tata meluapkan emosinya, sebuah emosi yang sedari tadi di tahan olehnya karena mengerti bagaimana dengan keadaan dan perasaan Alfa saat ini.     

Buagh     

Buagh     

Buagh     

Tata memukul Pipi kiri Alfa, memukul pipi kanan Alfa, dan memukul perut Alfa dengan sangat cepat. Alfa tak menolak pukulan itu bahkan Ia sudah kembali ke tubuh normalnya. Lain halnya dengan Tata yang justru membuka kekuatanya untuk memukul Alfa.     

Grep!     

Setelah memberikan tiga pukulan berturut-turut dengan cepat, Tata kemudian mengakhiri pukulan tersebut dengan mencengkram baju Alfa dan memepetkan tubuh Alfa di tembok belakangnya. Sehingga posisi Alfa diantara tembok dan Tata yang sedang mencengkram kerahnya. Karena Tata sedikit pendek dari Alfa, hal itu mampu membuat kaki Alfa tertekuk sedikit di bagian lutut. Mulut Alfa kini mengeluarkan sedikit darah segar yang mengalir.     

"CUKUP! Dengerin gue!" Ucap Tata yang sudah tak tahan dengan semua pertanyaan dan pernyataan Alfa. Kini, saatnya Ia mengatakan seluruhnya kepada Alfa.     

Persetan Alfa mau mempercayainya atau tidak. Yang penting tujuan Tata adalah akan memberitahukan kebenaranya.     

"Emangnya gue sama Dika mau, huh? Memangnya gue sama Dika dengan suka rela ngehianatin lo? Memangnya gue sama Dika gak tertekan sama keadaan ini? HAH! GUE TAHU PERASAAN LO DAN GUE TAHU SUDUT PANDANG LO KE GUE SAMA DIKA! Tapi, apa lo gak tahu kenapa gue sama Dika tiba-tiba ngebela musuh lo? Apa lo tahu? HAH!" Ucap Tata dengan sedikit tersulut emosi.     

"...." Kini, giliran Alfa yang tak berkutik, Ia terdiam dan mencerna omongan yang dilontarkan Tata. Apa Ia sudah keterlaluan menganggap mereka sebagai pengkhianat?     

"Tapi kalau kalian bukan pengkhianat lalu apa lagi?" Batin Alfa.     

"Gue sama Dika memang ditugaskan untuk menangkap lo! Dan jika gue gak matuhi perintah si Sialan itu. Keluarga gue sama Dika yang akan jadi korbanya. Asal lo tahu aja itu!" Jujur Tata dengan menahan emosinya.     

"Yaudah tangkep gue aja! Kalau lo mau pukul. Pukul gue! Bawa gue ke orang yang nyuruh lo sama dika, sekarang! Bawa gue! Pukul! Pukul! pukul sesuai keinginan lo! CEPETAN PUKUL!" Ucap Alfa dengan mengambil tangan Tata dan membuatnya seolah memukul Alfa dengan tanganya sendiri.     

Karena sudah tak tahan, Tata kemudian dengan cepat menarik kedua tanganya dari genggaman Alfa, dan dengan segera Ia meninju perut Alfa dengan mengeluarkan seluruh kekuatanya sehingga membuat Alfa kembali merasakan nyeri di perutnya.     

"BUAHG!" Suara itu sangat terdengar jelas.     

"EMANGNYA GUE SANGGUP BAWA LO? MIKIR BEGO!" Umpat Tata dengan kesal dan berteriak tepat dihadapan Alfa.     

Alfa terbatuk dan sedikit membungkukan tubuhnya. Kedua tangan Alfa memegangi erat perutnya.     

Tata yang melihat Alfa seperti itu dengan segera berlari dengan kecepatan kilat untuk meninggalkan Alfa sendirian di tempat itu.     

Melihat Tata yang pergi, Alfa kemudian bangkit dan,     

"DUG!"     

Ia meminju tembok yang ada di belakangnya tadi. Dengan cepat, darah segar mengalir di jari punggung tangan kanan Alfa.     

"SIAL! KENAPA SEMUANYA JADI BEGINI?!" Umpat Alfa yang tak rela dengan keadaanya.     

"AAAAAAKH!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.