DUPLICATE.

BERSIKAP PROFESIONAL



BERSIKAP PROFESIONAL

0"Anjir sakit banget pukulanya si Bagas itu!" Ucap Alfa yang masih merasakan nyeri di bagian leher, tatkala kedua tanganya menyentuh lehernya.     
0

Mendengar ucapan yang keluar dari mulit Alfa karena menyebutkan nama Bagas, Tata pun langsung terkaget dibuatnya,     

"Hah, Bagas?" Tanya Tata merasa curiga sekarang.     

"Iya, Dia yang tadi mukul gue! Mana gue gak nyadar pas awalnya dia bawa gue ke roof top. Mana mukulnya keras banget lagi sampe gue pingsan. Gila emang tu anak!" Ricau Alfa panjang dan jujur. Tata yang mendengar ucapan Alfa langsung melongo dibuatnya. Sudah jelas!     

"Apa dia juga nulis surat buat gue sama Dika?" Tanya Tata penuh curiga. Ia menyerpitkan matanya memandang Alfa penuh dengan penuh seksama, meminta penjelasan. Kini, rasa bersalah dan kenyataan bahwa Ia dengan Alfa sedang berantem-pun Tata lupakan.     

"Haha, iya." Jawab Alfa lagi, membuat Tata mengeraskan rahangnya. Tata ka habis pikir bagaimana jalan pikiran si Jenius Bagaskara,itu.     

"Berarti lo sekongkol sama tu anak?" Resah Tata penuh curiga.     

"Kurang tahu juga sih, tapi seriusan gue awalnya gak tahu rencana Bagas apaan. Orang gue mau lihat isi pesanya aja kagak boleh!" Jelas Alfa tanpa ragu.     

"Gila ya tu anak! Bikin jantungan aja!" Ricau Tata tanpa sadar.     

Ya bagaimanapun juga, walau niatnya Bagas adalah untuk membuat Tata, Dika, dan Alfa berbaikan. Tapi ia sangat mengambil resiko dengan memukul Alfa dengan keras, belum lagi ditambah Bagaskara yang menggunakan kekuatanya kala itu. Bisa dibayangkan bagaimana kerasnya pukulan tersebut?     

"Lo mengkhawatirkan gue?" Goda Alfa tanpa rasa bersalah. Ia memandang Tata dengan mata yang berbinar. Persis seorang anak meminta mainan.     

"Ya jelas lah! Lo kan sahabat Gue sama Dika! Mana mungkin gue gak khawatirin sahabat gue sendiri?" Resah Tata mengingat saat pertama kali melihat Alfa pingsan di gedung belakang. Ia takut bahwa ini adalah kerjaan dari salah satu pesuruh Clonning Deluxie. Kalau sampai itu benaran kejadian, Tata sama Dika sudah sepantasnya untuk di tugaskan membawa Alfa ke markas Clonning Deluxie.     

Tapi lain hal-nya dengan Tata yang mengkhawatirkan Alfa. Alfa yang mendengar ucapan Tata sedang mengkhawatirkan dirinya, langsung kemudian memandang Tata dengan lekat dan dengan senyuman yang mengembang di bibirnya, serta menaikan kedua alisnya, untuk menggoda Tata. Demi apapun, siapapun yang melihat muka Alfa seperti ini, kalian pasti sebal melihatnya!     

"Apasih lo? Gak usah geer!" Cibir Tata kepada Alfa. Ia merutuki dirinya karena terlanjur melepaskan kalimat jujur sebelumnya.     

"Gak geer dong, kan memang sahabat gue lagi ngekhawatirin gue!" Jawab Alfa dengan menaik turunkan alisnya, lagi.     

"Tenang aja, posisi gue disini udah jadi musuh lo, Fa! Ingat itu baik-baik." Ancam Tata kepada Alfa dengan senyum devilnya. Tapi percayalah, ucapan Tata dengan isi hatinya berbeda 180 derajat.     

Alfa sempat terdiam mendengar ucapan Tata yang mengembalikanya pada kehidupan realita, bahwa mereka sebelumnya bertengkar. Tapi seketika itu pula Ia ikut tersenyum melihat Tata dan menepis hal tersebut kuat-kuat.     

"Gak masalah, lo juga sudah jadi sahabat gue! Kalau sampai lo yang minta gue buat nyerahin diri gue, gue siap!" Jawab Alfa tanpa berpikir panjang.     

"Gila ya ni anak! Becanda mulu!" Batin Tata yang sebetulnya sudah mengerti bagaimana sikap Alfa. Hanya saja, apakah Ia tidak berpikir bahwa masih ada orang yang mengkhawatirkan dirinya, Sheila dan Tante Gabriella mungkin.     

"Tenang aja, Fa. Gue tetep bakalan nangkep lo kok, Kita lihat aja bagaimana reaksi lo saat gue tangkep. Gak sabarnya gue!" Terang Tata dengan ucapan yang santai.     

"Oke, gue tunggu permainan dari lo, Semangat Tata!" Jawab Alfa dengan santai. Bukanya merasa takut karena diancam, Alfa justru menyemangati Tata yang berniat untuk menangkpanya, Dasar!     

"Bener-bener ni anak gak bisa nyesuaiin kesantaianya!" Batin Tata dengan rasa bersalah. Tapi ya mau bagaimana lagi? Ia juga harus menjalankan kehidupanya bukan? Kita lihat saja nanti!     

KRIIIIING,     

Tanda bel istirahat ke dua telah berbunyi, Tata mengerutkan keningnya dan melihat ke arah jam tanganya. Seraya bertanya kepada Alfa,     

"Kok udah istirahat aja? bukanya tadi baru istirahat ya?" Tanya Tata kebingungan.     

"Ya iyalah, orang tadi lu-nya aja tidur! Mana ngigau lagi!" Sosor Alfa mengingatkan bagaimana Tata mengigau dan meneteskan air mata, sampai-sampai mampu membuat Alfa mengkhawatirkan dirinya.     

Sebenarnya naif diantara mereka kalau tidak mengkhawatirkan satu sama lain, mau bagaimapun pula jangan lupakan bahwa mereka menjalin hubungan persahabatan. Hanya saja, seseorang telah merenggutnya dan membuat mereka memiliki hubungan yang lebih spesial lagi, yaitu bercampur persaingan diantara mereka.     

"Woiya, Yaudah gue mau pergi dulu, bye!" Pamit Tata yang sebenarnya masih mau menghindar dari Alfa. Jujur sampai sekarang Ia kebingungan bagaimana harus bersikap.     

Saat Tata hendak pergi meninggalkan Alfa, Tata di cegah oleh Alfa dengan menahan Tangan Tata. Alfapun kemudian menggenggamnya.     

"Sama gue!" Ucap Alfa singkat begitu Tata memandangnya heran. Saat Tata hendak melepaskan genggamanya, Alfa langsung berucap,     

"Jangan dilepas! Kalau lo gak bersama komplotan lo, lo adalah sahabat gue. Bersikaplah sebagaimana seorang sahabat, bukan musuh. Tapi kalau lo udah mendapat perintah untuk nangkep gue! Lakukan apa yang sudah menjadi tugas lo! Dan lupakan kalau gue sahabat lo, ngerti?!" Ucap alfa yang menginginkan Tata dan Dika bersikap profesional.     

Ia sungguh rela kalau dirinya ditangkap, bahkan disiksa. Setidaknya Ia tidak melihat sahabatnya tersiksa, terutama Tata. Sudah jelas Alfa belum mengetahui secara pasti mengapa Tata dan Dika berada di pihak musuhnya. Tapi, pikiran jernih Alfa kini sedang mendominasi pikiranya, sehingga Alfa mampu menepis pikiran negatifnya tentang Tata dan Dika.     

"Bisa-bisanya lu bilang kayak gitu tanpa melihat perasaan gue yang gak rela lu ketangkep, Alfa!" Ingin rasanya Tata berucap sedemikian rupa di hadapan Alfa. Tapi egonya terlalu besar, Ia tahu kalau diriinya begitu naif!     

"Oke, Lu tenang aja! Sekarang semuanya sudah jelas, bukan?" Sambung Tata dengan berusaha tersenyum.     

"Yaudah, Yuk ke kantin!" Ajak Alfa kemudian menggandeng Tangan Tata untuk menuju kantin.     

Tata terdiam, Ia mengikuti langkah Alfa dengan beberapa kali melirik genggaman tangan Alfa yang terasa hangat.     

"Thanks, Fa. Udah mau ngertiin gue, gue sebenarnya masih gak rela kalau lu menjauh dari gue, disaat lo tahu bahwa gue udah dukung musuh lo!" Batin Tata lagi. Ia kemudian tersenyum dengan lebar. Ia paham sekarang, bahwa takdir tak selamanya buruk!     

"Dan, Thanks untuk lo, Bagaskara. Walaupun rencana lo termasuk ke dalam kategori yang gila. Tapi kenyataanya rencana lo berhasil bikin gue sama Alfa baikan. Thank you, Gas!" Batin Tata lagi masih dalam keadaan yang sama.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.