DUPLICATE.

KEMBALINYA BERSAMA



KEMBALINYA BERSAMA

0Seperti biasa, kantin yang selalu ramai menandakan banyaknya siswa yang sudah lapar dan jengah dengan meteri pelajaran. Tata dan Alfa berjalan beriringan dengan masih menunjukan gandengan tangan mereka. Banyak yang memasang bola mata untuk mereka arahkan ke satuan tangan tersebut. Ada yang mengira bahwa Tata dan Alfa sekarang sudah jadian. Namun, ada pula yang masih berpikir positif karena mereka udah terbiasa dengan hal tersebut.     
0

"Fa, lepasin!" Decak Tata karena malu menjadi pusat perhatian teman-temanya. Ia pun memukul-mukuk bahu Alfa untuk melepaskan genggamanya. Namun, bukanya melepaskan genggamanya, Alfa justru semakin mengeratkan genggamanya.     

Ingin rasanya Tata mengumpati Alfa banyak-banyak. Ia tak habis pikir kenapa sikap Alfa lebih berbeda setelah melihat kejadian Tata yang berpihak kepada musuhnya. Ia lebih protektif kepada Tata.     

Hal yang sebenarnya membuat Tata bungkam adalah ketika Ia melihat Rika sedang bersmaa Bagas dan Dika. Yap, seorang gadis yang merupakan teman pertama Tata, seorang gadis yang bahkan mencintai sahabatnya, dan seorang gadis yang Tata lihat sekarang sedang kecewa. Kecewa dengan oenglihatanya yang melihat Tata berganfengan dengan Alfa.     

"ALFA LEPASIN!" Ucap Tata sedikit berteriak.     

Mendengar hal tersebut membuat Alfa mengira Tata marah padanya, Alhasil, Alfa melepaskan genggamanya dan tetap membuat Tata berjalan disampingnya sampai ke meja Bagas, Dika, dan Rika.     

"Hai, Ta," Sapa Rika dengan memaksakan tersenyum. Tata paham akan arti senyuman yang di lontarkan Rika. Tata terdiam, namun dengan segera Ia membalasa sapaan Rika.     

"Hai, juga, Rik!" Sapa Tata balik yang membuat keadaan semakin canggung diantara mereka.     

Lain halnya dengan Tata dan Rika. Alfa, Bagas, dan Dika justru terlihat bergembira dan bercanda bersama. Melihat hal tersebut membuat Tata berusaha untuk mengikuti atmosfer yang tercipta di antara tiga teman cowonya.     

BUG!     

Pukul Tata kepada Bagaskara ketika mengingat ucapan Alfa di UKS.     

"Maksud lo apaan bikin Alfa pingsan, huh?" Tanya Tata to the point. Hal tersebut membuat Bagaskara diam, sedangkan Alfa dan Dika sudah tertawa dibuatnya. Bagaimana tidak, sebentar lagi sang nenek lampirpun murka dengan tingkah yang Bagas lakukan.     

"Aduuh, ya maapin gue." Jawab Bagaskara dengan memegang bekas pukulan Tata.     

"Maaf maaf, kalau ada apa-apa sama Alfa mau tanggung jawab?" Sosor Tata gemas dengan tingkah yang Bagas perbuat.     

"Lagian rencana gue berjalan lancar kan? Seharusnya kalian bilang makasih sama gue, bukanya malah marah-marah kayak gini, karena berkat rencana gue kalian semua udah baikan sekarang! Ya walaupun gue sadar rencana gue sebagus itu!" Sosor Bagaskara membela dirinya dengan sangat bijaksana, menurutnya.     

Bukannya memang seharusnya mereka berterima kasih dengan bagaskara, bukan? Mau bagaimana pun caranya, apa yang dilakukan Bagas sudah memberikan hasil yang terbaik, sampai-sampai mereka sudah tidak ada yang berpisah lagi.     

"Iya gue paham kalau rencana lo udah bikin kita baikan. Tapi kalau tadi terjadi apa-apa sama Alfa gimana? Siapa yang mau tanggung jawab?" Tanya Tata lagi to the point, Ia mengadu pendapat kepada Bagaskara. Lebih tepatnya "mengingatkan" Bagaskara bahwa tindakanya itu lumayan berbahaya walaupun pada akhirnya berhasil dengan apa yang Bagas harapkan.     

Memikirkan kejadian yang gak terduga saja sudah membuat Tata pusing kepala. Lalu bagaimana kalau kejadian yang tak terduga itu benar-benar menimpa Alfa? Akankah Tata terlibat? Atau justru Tata tak tahu harus berbuat apa?     

"Gue dong, gue yang akan bertanggung jawab kalau ada apa-ala dengan Alfa, tapi pada kenyataanya tidak, kan? Alfa masih sehat- sehat aja tuh!" Demi apapun, Bagaskara sekarang bersikap menyebalkan, bukanya tadi pagi Tata menilai Bagaskara mampu membuatnya tenang dengan ucapanya, Tapi apa? Sekarang Bagaskara justru ingin berbuat keributan dengan Tata? Kenapa Ia tidak mengalah seperti biasanya? Kenapa Ia sekarang lebih banyak bicara? Kenapa? Biasanya, seorang Bagaskara mudah untuk diingatkan, terutama diingatkan oleh Tata, tapi sekarang? Ah sudahlah! Lupakan saja!     

"Serah lu deh, oke ide lu yang bagus banget pokoknya; oke, ide lu juga yang gak pernah salah; oke, ide lu juga yang - mampu - membuat - keadaan - menjadi - lebih baik! Gue harus bilang makasih kan sama lo? Makasih Bagaskara! Puas?" Jawab Tata datar yang memilih untuk menyudahi perdebatan diantara Ia dengan Bagaskara. Memang pada dasarnya wajah Tata datar, tapi ucapan yang terlontar dari mulutnya mampu membuat Bagaskara instropeksi dirinya.     

Giliran Bagaskara sekarang yang menarik napasnya berat mendengar ucapan Tata. Bagaskara juga tidak tahu apa yang salah dari ucapanya. Tapi, kalau seorang Tata sudah menyerah, itu tandanya Tata hanya mengalah, bukan merasa bersalah. Jadi bisa dipastikan kini Bagaskara juga di buat kebingungan dengan ucapanya yang sudah terlontar dari mulutnya.     

"Gas!" Panggil Alfa singkat dengan tujuan meminta Bagas untuk menghentikan pertikaianya. Bagas yang mengerti maksud Alfapun langsung memandang ke arah Tata.     

"Iya Tata yang cantik, Gue yang seharusnya minta maaf. Gue baru sadar kalau tindakan gue salah, tapi ya tetep aja kalian udah baikan. Itu point utamanya," Jawab Bagaskara tersenyum tulus kepada Tata, Ia juga menaik turunkan alisnya untuk sedikit memberitahukan Tata bahwa Ia tidak marah kepadanya.     

"Iya Bagaskara! Guenya juga berterima kasih tulus kok sama lo, hehehe." Sosor Tata dengan Cengiranya. Ia tidak berbohong, Ia memang berterima kasih kepada Bagaskara dengan sepenuh hatinya. Sudah dengar isi hati Tata saat keluar dari UKS bukan?     

"Yaudah ah, gue mau duduk dideketnya Tata!" Ucap Bagaskara spontan. Ia akhirnya pergi mendekati Tata yang duduknya di depan Bagaskara.     

"Minggir lu, Fa!" Usir Bagaskara keoada Alfa yang semula duduk disamping kiri Tata.     

"Lah kenapa jadi gue yang diusir?" Tanya Alfa dengan wajah yang terlihat kebingungan dengan tingkah Bagaskara.     

"Serah gue dong, pokoknya lu minggir!" Perintah Bagaskara mutlak, Ia pun menarik paksa Alfa untuk segera pergi meninggalkan tempat duduknya.     

Sekarang, tempat duduk Tata berada diantara Bagaskara dan Dika. Sedangkan Alfa, berada di sebelah Rika dan berhadapan kepada Tata, Bagas, dan Dika.     

Tiba-tiba, Bagaskara kembali mendekatkan mulutnya ke telinga Tata, membuat Tata kaget dibuatnya.     

"Gue tahu tadi saat lo datang dengan Alfa. Lo nggak enak sama Rika yang menyukai Alfa, bukan?" Ucap Bagaskara singkat dan mampu membuat Tata kaget dengan ucapan Bagaskara.     

"Kenapa Bagaskara tahu tentang hal itu? Apakah tadi ekspresi gue atau Rika menunjukan perbedaan yang ketara banget ya? Tapi kenapa Alfa tidak pernah mengetahui kalau Rika itu jatuh cinta padanya? Sedangkan Bagaskara yang cuek bebek ini tahu dengan cepat!" Batin Tata kepada dirinya sendiri.     

"Emang ekspresi gue atau rika ketara banget ya?" Bisik Tata bertanya keoada Bagas.     

"Enggak kok, lu tenang aja!" Jawab Bagaskara singkat dengan tetap berbisik kepada Tata. Mereka pun menyantap makanan kantin bersama.     

Setelah Bel istirahat. Bagaskara meminta Alfa untuk kembali ke kelas belakangan karena ada yang mau Bagas bicarakan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.