DUPLICATE.

PENJELASAN ALFA



PENJELASAN ALFA

0Selesai melaksanakan meeting pada hari ini, Alfa mendapat sambutan hangat dari para profesor. Para profesor itu sangatlah baik, mereka mengerti keadaan Alfa dan siap membantu apapun yang akan dibutuhkan!     
0

Kini, Alfa berusaha mendekati Tuan Federick. Ia meminta saran atas solusi yang akan dibicarakan kepada Alfa mengenai pemecahan masalah jika terjadi hal yang tidak diinginkan. Tuan Federick pun merasa senang karena Alfa tanpa sungkan meminta bantuan kepadanya, semua upaya yang dikeluarkan Tuan Federick untuk menebus kesalahanya ternyata tidak sia-sia.     

"Tuan, bagaimana kalau semua rencana kita berjalan tidak menunjukan hasil yang kita inginkan?" Tanya Alfa basa-basi untuk membuka topik pembicaraan.     

"Maksud kamu?" Tanya Tuan Federik kembali karena tidak mengerti maksud yang Alfa bicarakan.     

"Begini, kalau semua tujuan dari Cloning Deluxie itu tercapai, bagaimana? Apakah Tuan memiliki sebuah formula untuk mengembalikan ingatan yang hilang?" Tanya Alfa to the point pada akhirnya.     

Alhasil mendengar ucapan Alfa membuat Tuan Federick menganggukan kepala tanda paham.     

"Oalah, kalau itu sih kamu tenang saja. Nanti akan Saya buatkan untuk kamu hanya saja ada satu syarat yang harus kamu lakukan untuk mengembalikan semua ingatanmu yang hilang, syaratnya yaitu...." Pinta Tuan Federick kepada Alfa untuk menyelesaikan masalahnya.     

"Baik, TuanmAkan saya laksanakan syarat yang telah Tuan berikan kepada Saya. Terima kasih lagi karena Tuan benar-benar telah membantu saya!" Ungkap Alfa kembali mengucapkan terima kasih. Alfa juga membungkukan kepalanya lumayan lama dihadapan Tuan Federick.     

"Tenang saja, Fa. Semua ini saya lakukan karena saya ingin menebus kesalahan saya dimasa lalu. Jika perlu, kamu bisa menganggap saya sebagai Ayah kamu, sampaikan hal ini pula kepada Bagaskara. Karena mau bagaimanapun, kalian adalah anak dari sahabat saya! Maka dari itu, sudah sepantasnya sebagai keluarga harus saling membantu tanpa memikirkan resiko apa yang akan dihadapi nanti!" Tutur Tuan Federick dengan sangat lembut. Beliau juga mengusap kepala Alfa saat Alfa masih membungkukan badanya.     

Menerima usapan kepala dari Tuan Federick. Alfa merasakan rasa hangat yang menjalar di tubuhnya. Kobaran semangat dan energi Alfa seperti kembali setelah di charge, alias energi Alfa mencapai 100%. Ia juga yakin, apa yang akan dilakukanya nanti akan mendapatkan hasil yang sangat maksimal. Setidaknya Alfa yakin dengan hal tersebut.     

Sesaat setelah Tuan Federick mengusap lembut kepala Alfa, Alfa dengan segera menegakan tubuhnya kembali kemidian langsung memeluk erat Tuan Federick. Layakanya anak yang memeluk Sang Ayah, Alfa menitihkan air matanya sehingga pipi Alfa basah di area yang dilewati air mata itu. Merasakan bahwa air matanya mengalir, Alfa dengan segera menyekanya dan menyembunyikan tasngis harunya.     

"Sudahlah, Alfa. Lakukanlah tugas kamu, besok!" Ujar Tuan Federick sekaligus melepaskan pelukanya dari Alfa.     

Waktu menunjukan pukul 7 malam, Setelah menyelesaikan semuanya dan mengecek segala hal mengenai barang yang besok dibutuhkan, Alfa hendak berpamit pulang. Selain Alfa, Bagaskarapun juga pulang bersama dengan Alfa. Mereka pada akhirnya berpamitan kepada Tuan Federick dan seluruh profesor yang telah membantu Alfa.     

***     

Jam menunjukan pukul 8 malam, Alfa baru saja sampai di rumah karena Ia bersama Bagas harus lebih dulu membicarakan sesuatu yang penting di jalanan. Sesampainya di rumah, Alfa membuka pintu dan mendapati Sheila sedang menonton televisi.     

"Udah makan belum kamu, Sheil?" Tanya Alfa kepada Sheila. Tak ada jawaban yang keluar dari mulut Sheila. Sheila berusaha dengan sangat untuk mencoba mengabaikan kedatangan Alfa. Sheila ingin Alfa segera sadar mengenai tingkah Sheila.     

"Abang bawain kamu makan, nih! Ada es krim juga lo!" Sambung Alfa berusaha untuk membuat Sheila tertarik dengan kehadiranya.     

Memang pada dasarnya es krim adalah cara jitu untuk melelehkan hati Sheila yang sebal. Namun, untuk kali ini Sheila benar-benar tidak napsu memakan es krim itu sebelum Sheila tahu kebenaran yang telah disembunyikan oleh Alfa.     

"Sheila, kamu marah sama Abang?" Tanya Alfa yang kemudian mendekati Sheila. Sheila masih terdiam, Ia bungkam untuk memaksa Alfa menceritakan semuanya.     

"Kalau kamu marah sama Abang, Maafin lah. Emangnya kamu marah kenapa?" Sambunh Alfa yang kini memeluk Sheila dari belakang. Sheila menangis mendapati perlakuan Alfa yang masih lembut kepadanya.     

"Lah, kenapa nangis?" Tanya Alfa untuk yang kesekian kalinya.     

Sheila tetap membisu,     

"Sheila, cerita sama Abang!" Rujuk Alfa merayu Sheila suoaya dirinya mau bercerita kepada Alfa.     

"Kalau Sheila cerita, A-abang janji juga untuk mau cerita ke Sheila?" Alfa yang mendengar ucapan Sheila merasa bahwa Sheila mengerti akan suatu kebenaran. Atau Sheila kali ini yang akan memaksa Alfa untuk bercerita??     

"Memangnya apa yang harus Abang ceritain?" Tanya Alfa lagi dengan menepis segala keraguanya dan pikiranya.     

"Siapa itu Alpha?" Sosor Sheila begitu Alfa mempersilahkan Sheila untuk bertanya.     

"Alpha? Alpha siapa? Abang?" Ucap Alfa dengan tetap mempertahankan rahasianya.     

"Tenang, Fa. Mungkin saja Sheila belum mengetahui tentang Alpha yang sebenarnya. Jangan sampai lo kepancing dengan pertanyaan Sheila." Batin Alfa berusaha untuk menguatkan dirinya dan berusaha untuk tidak terpancing dengan pertanyaan Sheila.     

Sheila kini melepas pelukan yang Alfa berikan, Ia sekarang menatap Alfa tepat dimatanya. Sedangkan Alfa merasakan sedikit sesak tatkala melihat mata sang adik tercinta berwarna merah. kedua mata mereka pun saling bertatapan.     

"Abang masih mau berbohong sama Sheila? Ternyata benar, selama ini Sheila tidak pernah mengetahui kebenaran yang Abang simpan. Atau jangan-jangan hanya Sheila yang tidak tahu akan kebenaran iti? Sedangkan Mamah memang sudah mengetahuinya. Dan kalian memilih untuk merahasiakanya kepada Sheila? Benar kah begitu?" Gerundel Sheila menjelaskan semuanya tepat dihadapan Alfa.     

Sekarang Sheila sudah mengerti hal apa yang sudah Alfa rahasiakan. Ataukah sampai detik ini juga Alfa tetap merahasiakanya kepada Sheila? Sampai-sampai Alfa masih berusaha untuk berbohong kepadanya?     

"Apa maksud kamu, Sheila?" Tukas Alfa dengan tetap bersikap tenang. Ia semakin menahan rasa bersalahnya jikalau Alfa harus berbohong kepada Sheila lagi.     

"Sudahlah, Bang! Cukup samapai disini aja Abang bohong sama Sheila. Sheila tahu apa yang Abang lakuin selama ini. Abang selalu pergi setelah pulang sekolah karena untuk menyelamatkan Alpha itu kan? Siapa Alpha saja Sheila masih gak tahu!" Sergah Sheila dengan sedikit berteriak.     

"Terus, untuk kebakaran yang ada di Grinonium milik Kak Bagas itu karena Abang kan? Karena Abang yang bakar Grinonium untuk menyelamatkan Kak Bagas dari ayah angkatnya, bukan? Apakah perkataan Sheila ada yang salah? Katakan saja, Bang!" Geram Sheila memberitahukan kepada Alfa bahwa Sheila sudah mengetahui ini. Sheila hanya berharap bahwa Alfa tak perlu lagi berbohong kepadanya. Untuk kali ini saja, Biarkan Sheila mengetahui kebenaranya dan membantu Alfa semampu Sheila.     

"Kamu tahu itu dari mana?" Tanya Alfa lirih kepada Sheila. Alfa tak tega hati untuk berucap lebih keras lagi begitu melihat Sheila yang sudah menangis seperti sekarang ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.