DUPLICATE.

OBROLAN MEREKA BERTIGA!



OBROLAN MEREKA BERTIGA!

0Mendengar jawaban yang dilontarkan Leo membuat Raffaela mengangguk paham. Ia tidak ingin bertanya lebih lanjut lagi mengenai perusahaan Louise Drack itu. Menurutnya, tidak akan membutuhkan waktu yang lama untuknya mengetahui siapa mereka sebenarnya.     
0

"Keren sekali ya kalian, yang satu menjadi tangan kanan Bos, dan satunya lagi menjadi kebanggaan Bos!" Ucap Clone-1 kepada mereka.     

Mendengar hal tersebut membuat Leo dan Raffaela terdiam. Bukan, bukan karena mereka terbang dipuji, tapi mereka merasakan hal yang seharusnya tidak mereka rasakan. Atau dengan kata lain, mereka berdua tidak menikmati apa yang mereka jalankan. Berbeda dengan Clone-1 yang bisa lebih bebas dalam menjalankan misinya.     

"Hah, jangan lagi lo bilang kayak gitu! Gue gak suka, memang gue sendiri gak terlalu minat jadi kebangaan bos!" Sahut Raffaela dengan jujur.     

"Hm, walaupun gue gak suka sama Raffaela. Tapi gue setuju sama omonganya, gue sendiri juga gak berharap jadi tangan kanan bos!" Timpal Leo yang memberikan opini yang sama.     

Sesaat setelah Raffarla dan Leo menjawab pertanyataan Clone-1. Datanglah salah satu pekerja yang membawakan 3 buah minuman untuk mereka jadikan peneman obrolan. Untungnya sebelum Raffaela datang kesini, Leo sudah terlebih dahulu memesankan minun untuk Clone-1 dan Raffaela.     

"Lah, Saya kira kalian menikmati apa yang kalian kerjakan. Karena kalian tidak pernah mengeluh di hadapan Saya!" Ujar Clone-1 memberikan pendapatnya mengenai mereka.     

"Clone-1. Tidak semua orang yang tertawa menandakan mereka tidak pernah punya masalah. Tidak semua orang juga yang jarang mengeluh menandakan mereka tidak pernah terjatuh. Jadi, tidak semua orang yang terlihat dari luar menandakan jati diri mereka masing-masing." Jelas Raffaela yang memang menerapkan perkataan ini dari dulu.     

Tiba-tiba, setelah mengeluarkan kalimat sepanjang ini kembali membuat kepala Raffaela menjadi pusing.     

"Cih, sialan!" Umpatnya tatkala merasakan sakit kepala lagi. Ia merasa pernah mengucapkan kalimat tersebut keoada seseorang. Tapi, ia tidak pernah mengingatnya, hanya kalimat tersebutlah yang Raffaela ingat seluruhnya.     

"Kenapa kamu, Raffael?" Tanya Clone-1.     

Sedangkan Leo cuek karena Ia tahu kalau Raffaela sedang merasakan sakit kepala. Mungkin, Ia sedang teringat akan masa lalunya. Itulah yang di pikirkan oleh Leo. Walaupun Leo tidak bertanya seperti Clone-1. Tapi Ia memiliki keinginan untuk Raffaela segera ingat dengan masa lalunya. Dan segera mengakhiri ini semua.     

"Tidak, Clone-1. Gue hanya sakit kepala saja. Tiba-tiba gue keinget, bahwa kata-kata itu pernah gue ucapkan di masa lalu. Tapj gue lupa!" Jelas Raffaela kepada Clone-1.     

"Tenanglah dulu, Raffaela. Kau bisa beristirahat disini sampai menunggu bos datang!" Perintah Clone-1 yang mengkhawatirkan Raffaela seperri dirinya mengkhawatirkan Leo saat Leo tertembak sebuah peluru.     

"Hahaha, lemah banget gue! Kenapa juga bisa sampai lupa ingatan kek begini! Mana kemarin ketemu om om yang bikin gue tambah kepikiran!" Cicit Raffaela mengeluh, Tapi dengan tujuan supaya Clone-1 maupun Leo bisa memberikan sedikit gambaran tentang masa lalunya. Walaupun hanya sedikit, Raffaela sangat membutuhkan hal itu.     

"Memangnya apa yang dikatakan sama om om itu?" Kini, giliran Leo yang bertanya kepada Raffaela. Apakah yang dimaksud Raffaela ada hubunganya dengan pasukan yang sebelumnya bertarung dengan pihak Cloning Deluxie ini.     

"Intinya om om itu bilang. Gue harus cepet menemukan ingatan gue yang hilang. Sebelum pada akhirnya gue menyesali apa yang sudah gue lakukan hari ini." Ungkap Raffaela membeberkan aoa yang om om kemarin katakan kepadanya.     

"Ohh, gue percaya cepet atau lambat lo pasti nemuin ingatan lo. Lo santai aja. Gue sama Clone-1 juga akan berusaha bantu lo!" Ujar Leo dengan meminum minuman yang sedari tadi baru disentuh sekali.     

"Eh, tapi gue peringatin sama lo! Untuk tidak memberitahukan apa yang lo alami sama om om itu kepada siapapun. Jangan beritahukan itu, termasuk pada Bos!" Ujar Leo memberikan peringatan.     

Memangnya ada apa jika £D mengetahui bahwa Raffaela bertemu dengan Tuan Federick? Kenapa juga Leo sampai melarangnya. Apakah ini ada hubunganya dengan Raffaela di masa lalu? Pikiran Raffaela kembali bekerja dengan sangat tidak Ia sukai.     

"Okelah!" Jawab Raffaela singkat sembari mengingat-ingat ingatanya kembali.     

Raffaelapun kemudian meminum minumanya dan memperhatikan Clone-1 yang hendak berbicara.     

"Saya ingin mengatakan sesuatu kepada kalian, Bisakah kalian memanggil ku dengan sebutan Farrel?" Ucap Clone-1 dengan perasaan yang malu.     

Raffaelapun segera mengakhiri minumnya dan akhirnya menatao Clone-1. Kedua pria itu—Leo dan Raffaela—langsung menatap Clone-1 dengan wajah yang sangat datar dan kebingung.     

"Ah, bukan-bukan! Lupakan saja, anggap saja Saya tidak mengatakan apapun!" Ucap Clone-1 dengan malu. Ia sangat mengutuk dirinya karena telah membicarakan hal yang sangat tidak berguna dihadapan kedua temannya ini.     

"Sudahlah! Jangan menatap Saya seperti itu, Saya malu!" Perintah Clone-1 dengan tingkah yang serba salah.     

"Baiklah, Farrel!" Ujar Raffaela menjawab perkataan Clone-1, ralat. Farrel.     

"Baiklah, Farrel!" Ujar Leo yang bersamaan juga dengan perkataan Raffaela.     

Mendengar keduanya menyebut nama barunya, membuat Farrel merasa aneh. Iapun tertawa dengan perkataanya sendiri.     

"Hahaha, malah jadi aneh ya?" Tanya Farrel kepada kedua temanya.     

"Enggak kok! Bagus!" Puji Raffaela melanjutkan menyeruput minumanya yang sempat terhenti tadi.     

"Siapa yang memberimu nama seperti itu? Apakah Bos?" Tanya Leo yang penasaran mengapa Clone-1 tiba-tiba memiliki nama baru.     

"Tidak," Jawab Clone-1 menggantung.     

"Alpha yang memberikan nama itu kepada Saya. Katanya nama ini memiliki arti 'manusia pemberani'. Yah walaupun Saya adalah seorang kloningan, Tapi Alpha tidak mempermasalahkan arti nama itu, yang terpenting dia bisa dengan nyaman memanggil nama Saya!" Jelas Farrel kepada Leo. Raffaelapun mendengarnya.     

Kalau boleh jujur, Farrel saat ini sedang merindukan keberadaan Alpha. Karena sejak saat itu, Farrel sudah tidak pernah melihatnya kembali. Bahkan Farrel tidak tahu dimana Alpha berada atau dimana alamat Alpha yang Ia tinggalin. Hal yang paling ditakuti Farrel adalah jika Alpha berhasil dibunuh oleh £D! Tapi, Farrel memiliki perasaan bahwa Alpha sekarang masih dalam keadaan yang baik-baik saja. Semoga!     

Mendengar penjelasan Farrel membuat Leo menghirup napasnya berat.     

"Bagitu, ya? Pantas sekali namanya keren dan cocok untuk lo!" Jawab Leo dengan jujur. Farrelpun hanya tersenyum.     

"Leo, Saya sangat merindukan keberadaan Alpha. Karena setiap Saya melihat Raffaela, Saya teringat akan wajahnya!" Keluh Farrel kepada Leo.     

"Tenang saja, Alpha akan baik-baik saja. Gue percaya itu!" Jawab Leo menenangkan Farrel.     

"Iya, Saya juga percaya." Balas Farrel kepada Leo.     

Kedua orang ini melupakan keberadaan Raffaela yang terdiam. lagi, lagi, dan lagi, sebuah nama yang sering sekali Ia dengar menjadi sebuah rasa sakit dikepalanya.     

Bahkan beberapa kali, Raffaela melihat beberapa bayanagn tentang Alpha yang melintas dibenaknya. Ia hanya bisa memegangi kepalanya tanpa harus memberitahukan hl ini kepada Leo maupun Farrel.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.