DUPLICATE.

PERTEMUAN ALPHA DAN RAFFAELA



PERTEMUAN ALPHA DAN RAFFAELA

0Menyusuri jalanan Ibu Kota yang tidak terlalu padat, dengan seseorang yang sangat kita cinta merupakan hal yang paling berharga. Namun, apakah kalian pernah, berboncengan dengan orang yang kalian cinta, Tapi dia tidak mengenalimu sama sekali. Padahal kalian bukan seorang mantan kekasih. Hal inilah yang sedang Sheila rasakan. Namun apa daya, semuanya merupakan takdir yang sudah terjadi semata.     
0

Bayangkanlah, kalian memiliki raga yang saling berdekatan, namun dengan dua isi hati yang berbeda. Raga yang berada di tempat yang sama, namun batin tak selaras jua. Memiliki golongan yang sedarah, namun tak saling kenal. Sudahlah! Hal ini susah untuk dijelaskan.     

Ingin sekali Sheila memeluk dan melingkarkan kedua tanganya di pinggang Raffaela. Tapi Ia mengurungkan niatnya kembali. Karena Ia masih memiliki misi dan tujuan. Yaitu menyadarkan Raffaela untuk segera bahwa Raffarla adalah Alfaeyza Alexander.     

Sheila tersenyum senang. Setidaknya, Abangnya sekarang baik-baik saja. Bahkan sekarang berada di hadapanya. Hanya itu yang bisa menepis semua perasaan sedih Sheila yang sedang Ia rasakan kini.     

"Terima kasih, Tuhan. Setidaknya Bang Alfa masih bisa berada di dekat Sheila seperti sekarang. Hanya saja, Sheila meminta sesuatu kepada-Mu. Buatlah Bang Alfa untuk segera sadar akan ingatanya." Batin Sheila dengan senyuman yang mengembang.     

Tiba-tiba Sheila merasa ada yang aneh pada dirinya, ia merasa bahwa ada seseorang yang menatapnya. Dengan segera Sheila melihat ke arah spion, dan betapa terkagetnya dia. Raffaela sedang menatap ke arahnya yang sedang tersenyum. Dengan spontan, Sheila mengurungkan senyumanya dan menggantinya dengan wajah datar.     

Raffaela tersenyum singkat melihat hal tersebut. Kemudian Ia segera kembali fokus untuk melihat ke jalanan. Aneh, sungguh aneh wanita yang sedang Ia boncengkan di atas motor kesayanganya ini.     

Oh iya, Sheila merupakan wanita pertama yang menduduki motor tersebut. Semoga saja Raffaela tidak menyukai Sheila karena keimutan dan kecantikan parasnya. Kalau sampai iya? Akan sangat menyakitkan untuk Raffaela jika mengetahui kebenaranya.     

"Ini kita mau kemana, Nona?" Tanya Raffaela yang sadar bahwa Sheila belum memberikan informasi sedikitpun tentang tujuan perjalananya.     

"Oh iya, maaf. Itu nanti kita masih lurus lagi. Terus kalau ada pertigaan belok ke kiri, kemudian ke kanan, terus luruuuuus lagi, terus ada bundaran belok ke kanan, teruuuus...." Jelas Sheila dengan panjang lebar. Namun, ucaoan Sheila dengan segera terpotong begitu Raffaela kembali mengucapkan sebuah kalimat.     

"Tenanglah, Nona! Pelan-pelan saja memberitahukan informasi kepada Saya. Kalau Nona bicara seperti itu, Saya akan merasa kebingungan!" Ujar Raffaela dengan sangat jujur begitu mendengar penjelasan Sheila yang sangat memusingkan.     

Mendengar hal tersebut membuat Sheila merasa malu. Pipinya pun merah merona, dengan begonya dia bersikap seperti ini. Untung saja Alfa sedang kehilangan ingatanya. Coba kalau tidak? Pasti sudah dupastikan bahwa Sheila akan langsung di ejek oleh Alfa karena kebodohanya.     

"Hehehe, maaf. Maafkan Saya! Saya begitu tidak enak karena telah merepotkan, Tuan. Sampai-sampai Saya gugup menjelaskan rute perjalanan Saya!" Jawab Sheila dengan jujur. yaitu, bahwa dirinya sekarang sedang merasakan gugup yang berlebihan.     

"Tidak apa, Nona! Saya kan sudah bilang bahwa Saya tidak merasa keberatan. Nona tenang saja!" Ujar Raffaela yang masih terfokus pada jalanan yang tengah mereka lewati.     

Sheila hanya tersenyum mendengar perkataan tulus yang keluar dari mulut Raffaela.     

"Apakah ini masih lurus Nona?" tanya Raffaela memastikan bahwa mereka tidak salah jalan.     

"Benar, terus kita akan belok kearah kiri pada lampu merah selanjutnya." Jelas Sheila menjawab dengan cepat pertanyaan yang dilontarkan Raffaela     

Tanpa menunggu lama, Raffaela dengan segera mengikuti semua perkataan Sheila. Ia juga dengan segera mempercepat kecepatanya untuk segera menyelesaikan acara membantu orang yang tak dikenal.     

Setelah menghabiskan waktu bersama beberapa menit kemudian. Sheila dan Raffaela akhirnya sampai di sebuah gang kecil. Entahlah, tapi inilah yang menjadi tempat yang sudah direncanakan oleh Tuan Federick.     

Raffaela awalanya sempat ragu-ragu mengenai tempat yang menjadi tujuan wanita yang baru saja ditolongnya. Namun, Ia kemudian dengan segera menepis segala sesuatu yang menurutnya negatif.     

Raffaelapun sedikit memperlambatkan kecepatanya untuk mencari keberadaan dari teman wanita ini. Tak lama kemudian, Ia melihat seorang pemuda dengan memakai hoodie dan menutupi kepalanya.     

Raffaela ragu lagi dan bertanya tanya, siapakah pemuda yang hendak wanita ini temui.     

Akhirnya Raffaela dan Sheilapun mendekati pemuda itu yang tak lain dan tak bukan merupakan Alpha— Seorang duplikasi dari Alfaeyza Alexander yang sudah lama diciptakan oleh ayahnya bernama Alex.     

"Halo, Alpha!" Pekik Sheila sengaja memanggil nama Alpha di belakang Raffaela.     

"Alpha? Hah? Alfa? Siapa? Gue dengernya Alpha! Ta-tapi..." Batin Raffaela yang mendengar Sheila menyebutkan nama Alpha. Raffaela kembali berpikir bahwa nama Alpha sangat berdekatan dengan nama Alfa.     

Raffaela hanya terdiam dan mengamati apa yang akan terjadi. Bahkan sekarang pemuda yang berada di hadapanya kini, masih menggunakan hoodie yang menutupi kepalanya.     

"Hai, Kate!" Sapa balik Alpha untuk menutup identitas dari Sheila. Alpha balas ucapan Sheila dengan membuka hoodie di atas kepalanya.     

Untuk informasi, Mereka tak mau jika Sheila dibukakan identitasnya, akan membuat Raffaela semakin tertekan dengan nama-nama yang mungkin sudah tidak asing lagi baginya.     

Betapa terkejutnya rafaela melihat seorang pemuda yang memiliki wajah sama persis seperti dirinya. Hal ini hanya membuatnya semakin bertanya-tanya! Apa lagi nama pemuda itu yang tak jauh dari Alfa.     

"Sorry, Pha. Gue telat, tadi ada yang ngerampok gue dijalanan, dan semua berkas yang gue bawa hilang seketika." Jawab Sheila dengan jujur mengenai rencananya kembali.     

"Seriusan lo? Yaudahlah, lo gak papa kan? Apa ada yang terluka? Yang oenting lo selamat! Berkasnya kita pikirkan nanti lagi aja!" Ujar Alpha berusaha bersikap sedang mengkhawatirkan Keadaan Sheila.     

"Untungnya gue gak kenapa-napa. Walaupun tadi gue sempat hampir tertabrak truk! Untung saja gue di selametin sama Tuan ini!" Jelas Sheila menjelaskan kronologinya.     

Apa kaliam tahu? sebuah truk yang hampir menabrak Sheila adalah hal yang di luar skenario yang mereka buat. Bahkan, saat Sheila hampir tertabrak, Je sudah berteriak dengan nyaring di dalam ruanganya. Ia langsung bernapas lega tatkala Raffaela menahan truk tersebut. Dan perkara truk yang melenggang pergi, mungkin supir truk itu ketakutan dengan kekuatan yang di keluarkan oleh Raffaela.     

Kini, setelah menjelaskan hal tersebut kepada Alpha. Sheilapun dengan segera melihat kearah Raffarla untuk hendak di kenalkan kepada Alpha sebagai seorang penyelamat.     

Namun, baik Sheila maupun Alpha, mereka sama-sama dikejutkan oleh wajah Raffarla yang sangat terlihat pucat, sorot matanya menatap lurus ke arah Alpha dengan tatapan kebingungan yang amat sangat bingung. Hal ini sangat membuat Alpha dan Sheila khwatir dengan keadaan Raffaela.     

"Tuan, anda kenapa? Apakah anda baik-baik saja?" Tanya Sheila dengan begitu cepat untuk memastikan keadaan Raffaela.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.