DUPLICATE.

ALFA AND TATA TIMES



ALFA AND TATA TIMES

0"Maafin gue dong Ta.... Please," Ucap Alfa memohon minta maaf. Tapi apa itu? Ia menyesal namun memohon dengan menahan tawanya. Membuat Tata semakin kesal dengan tingkah Alfa yang selalu membuatnya naik pitam.     
0

"Bodo!" Ucap Tata cuek sembari mengacuhkan Alfa. Ia kemudian menatap lurus kedepan.     

"Maapin wkwk, maap!" Ucap Alfa lagi kembali menahan tawanya.     

"Bodo ah! Udahlah lupain aja!" Ucap Tata yang mulai lelah melihat Alfa yang menahan tawanya.     

"Hehehe, Oke." Ucap Alfa masih berusaha menaha tawanya.     

Kini, mereka menyeruput minuman mereka masing-masing yang ada di hadapan mereka. Terjadi keheningan beberapa detik sebelum Alfa mamulai obrolanya untuk bertanya mengenai tujuanya mengajak Tata kemari.     

"Are you okay?" Ucap Alfa seketika setelah melepaskan bibirnya dari bibir gelas minumanya.     

Semula Tata terkejut mendengar ucapan Alfa. Tata kemudian memutarkan bola matanya karena kebingungan untuk menjawab pertanyaan Alfa. Ekspresi Tata menahan tawa mendengar pertanyaan Alfa yang seperti mengkhawatirkan keadaan Tata. Tapi sebisa mungkin Tata menahan tawanya. Ia bingung harus merasakan apa.     

"Ternyata Alfa beneran khawatir sama gue!" Batinya lagi semakin kuat.     

"Aku..." Ucap Tata menggantung dan memperlihatkan ekspresi sedihnya.     

Alfa kemudian menatap wajah Tata dengan lekat. Menunggu kalimat apa yang akan keluar dari mulut Tata.     

"Anjir, gak biasanya Tata pake sebutan aku," Batin Alfa.     

Tata menundukan wajahnya membuat Alfa semakin khawatir.     

"A—aku..." Ucap Tata lagi. Demi apapun, Tata sekarang menahan tawanya dengan mengeluarkan seluruh tenaganya.     

"Kenapa? Lo ngomong aja sama gue. Pasti gue bantu kalau lo punya masalah." Ucap Alfa to the point.     

"A—aku... NAHAN KETAWA HAHAHAHA," Ucap Tata dengan mengeluarkan tawanya yang sedari tadi Ia tahan.     

"Anjir lo! Gue kira masalah lo berat amat, ternyata malah bikin kesel!" Ucap Alfa.     

"Hahaha, maaf, maaf. Tapi jujur, gue mau minta maaf sama lo. Apapun yang akan terjadi kedepan nantinya." Pesan Tata dengan kejadian nantinya setelah Alfa mengetahui kebenaran tentang Alfa dan Dika.     

"Emangnya apaan yang akan terjadi?" Tanya Alfa tambah penasaran.     

"Enggak, gue gak bisa cerita sama lo. Yaudah yuk pulang! Sampai sini aja bolosnya." Ucap Tata.     

"Mumpung masih ada waktu sebelum pulang." Lanjut Tata. Ia segera berdiri hendak pulang. Alfa yang melihat Tata juga akhirnya meniatkan diri untuk kembali lagi ke sekolah.     

Mereka berjalan beriringan keluar dari arena Moja Museum Jakarta dengan senyuman yang terus melekat di bibir mereka.     

Saat hendak menaiki bus, dan melewati jalanan yang kecil. Tiba-tiba ada seseorang dengan kecepatan tinggi hendak memberikan tendangan kepada Alfa. Beruntung Alfa dapat menghindar, sedangkan Tata sudah berteriak dengan apa yang Ia lihat.     

"Ta, gue minta lo tutup mata. Please!" Ucap Alfa sembari menarik Tata untuk berada di belakang Alfa.     

Tata memejamkan matanya dan beberapa kali membuka matanya karena penasaran. Dan apa yang dilihatnya membuatnya membuka mulutnya menganga, Ia tak melihat keberadaan Alfa. Yang Tata lihat adalah sebuah kilatan.     

"Gila bagus banget," Batin Tata melihat perpaduan warna yang terlihat seperti kilatan.     

Sedangkan didalam kilatan tersebut terlihat Alfa yang harus berjuang melawan 3 orang yang memiliki wajah seperti Leo. Sempat Alfa berpikir bahwa itu adalah Leo. Namun, Alfa langsung tersadar akan kehadiran Alpha yang mirip denganya, dan Alfa adalah sebuah kloningan. Sehingga bisa dipastikan bahwa orang yang menyerang Alfa dan memiliki wajah yang sama persis dengan Leo adalah sebuah kloningan. Setidaknya itulah yang dipikirkan oleh Alfa.     

Alfa dengan secara bergantian memukuk dan di pukul. Ia beberapa kali kena serangan, beruntung Alfa lebih banyak memberikan serangan yang mumpuni terhadap mereka. Alfa tak mengetahui tujuan dari mereka sebenarnya. Ia terlalu agresif dan bahkan tidak memberikan Alfa jeda untuk beristirahat.     

Alhasil, Alfa mengeluarkan kemampuan penuhnya untuk memberikan api guna membatasi wilayah mereka dengan Alfa. Setelah batas itu terbentuk, kloningan itu sempat menghebtikan aksi memukul Alfa. Kejadian ini dimanfaatkan oleh Alfa untuk membawa Tata dengan kecepatan penuhnya.     

"Ta, gue mohon lo tutup mata sekali lagi! Jangan huka mata sebelum gue merintahin itu kepada lo." Ucap Alfa dengan berdiri di hadapan Tata dan memintanya untuk memejamkan matanya lagi.     

Tak butuh waktu lama, Tata memejamkan matanya kembali. Setelah memejamkan matanya, Tata hanya merasakan tubuhnya bergerak dan tak bisa diam. Ia di bopong oleh Alfa.     

"Sudah, Bukalah mata lo, sekarang." Ucap Alfa setelah beberapa detik menyuruh Tata untuk memejamkan matanya.     

Tata menganga, mulutnya terbuka untuk yang kedua kalinya.     

"GILA BANGET! KITA UDAH SAMPAI DI BELAKANG SEKOLAH?" Tanya Tata dengan sedikit berteriak. Ia tak menyangka ternyata Alfa adalah apa yang Ia pikirkan selama ini.     

"Sttts, gue bilang ke lo! Hanya lo yang tahu sisi gue yang seperti ini. Kalau lo sampai membovorkan ini ke orang lain termasuk Sheila...." Ucap Alfa sembari melangkahkan kakinya mendekati Tata, semakin dekat, dan semakin dekat. Sampai punggung Tata menyentuh tembok di belakangnya. Alfa memajukan wajahnya membuat Tata menahan napasnya.     

"Kalau gak.... Lihat apa yang akan terjadi, mengerti?" Ucap Alfa tepat di samping telinga Tata.     

Mendengar ucapan Alfa membuat Tata jenuh sehingga Ia mendorong tubuh Alfa untuk menjauh dari dirinya.     

"Bodo, lagian juga apa untungnya buat gue kalau gue bocorin yang katanya 'sisi' Lo itu?" Ucap Tata tak kalah sinis.     

Mendegar hal tersebut membuat Alfa tersenyum kearah Tata. Dengan seketika Alfa kembali lagi berjongkok menghadap tembok untuk kembali lagi menjadi tumpuan Tata.     

"Buruan naik! Keburu banyak yang lihatin!" Perintah Alfa membuat Tata dengan segera menginjak bahu Alfa sehingga memberikan sedikit bercak noda di bahu Alfa.     

Setelah memasuki wilayah sekolah, Tata dan Alfa dengan segera kembali ke aula untuk membantu pengurus OSIS yang lain guna menghitung pemungutan suara. Sebenarnya, cara manual ini lebih di utamakan oleh mereka untuk mengeratkan persaudaraan di program akhir OSIS periode jabatan Charlotte.     

"Habis dari mana aja sih, lo? Lo di catiin mulu tuh ama si Charlotte." Bisik Reni begitu melihat Tata berdiri di samping Reni.     

"Hehehe, maafin gue. Tadi gue sedikut punya masalah sama si Alfa." Ucap Tata membuat Reni merubah ekpresinya seketika menjadi musam.     

"Anjir, gue lupa kalau si Reni suka sama Alfa! Gue harus gimana dong?" Batin Tata.     

"Ya, maafin gue, Ren. Gue juga tahu diri kalau gue sama Alfa hanya sebatas sahabat. Gak lebih! Tapi, gue bersyukur banget hari ini menjadi hari yang gue lalui dalam kehidupan gue." Lanjut Tata di batin lagi.     

"Ayolah, Ren! Gue minta maaf. Gue traktir makan deh di kantin selepas pulang sekolah? Ya!" Uvap Tata berusaha membujuk Reni.     

"Oke!" Jawab Reni dengan sedikit menepis rasa cemburunya dengan Tata.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.