DUPLICATE.

SURAT DAN TEMBAKAN UNTUK ALFA



SURAT DAN TEMBAKAN UNTUK ALFA

0Sheila tidak menjawab perkataan yang sebelumnya Alfa lontarkan kepadanya. Ia hanya menganggukan kepada tanda paham dengan apa yang disampaikan oleh Alfa.     
0

"Udah ah, salah abang. Hehehe. Mau es krim kagak? Ntar Abang beliin setelah sampai di hotel!" Ujar Alfa berusaha untuk mencairkan suasana.     

"Mau lah, janji ya... Eskrim setelah sampai di hotel!" Pekik Sheila girang. Ia juga mencoba untuk menghempaskan pikiranya mengenai hal kalau Alfa tidak begitu menyukai Leo.     

Alfapun mengangguk dengan senyuman.     

"Woilah, kita foto bareng kuy! Udah mau malem juga... Ntar keburu ditutup tempatnya!" Ajak Dika yang sudah mempersiakan posisi kameranya untuk berdiri menggunakan tripod.     

Merekapun segera bergegas untuk berdiri di posisi yang akan menjadi tempat mereka berfoto. Merekapun segera memberikan pose terbaik mereka untuk menjadikan ini sebuah kenangan.     

"Pose formal ceeeeek!" Pekik Dika seraya memberikan arahan untuk pose mereka.     

Alhasil, merekapun berdiri berjejer dengan membentuk segitiga ke depan. Dengan Sheila yang berada di posisi terdepan. Dengan pose formal dan wajah yang datar menghadap ke kamera.     

Lampu dalam kamerapun bersinar menandakan kamera akan segera menangkap gambar mereka dalam bentuk soft file jpg.     

Cekrek!     

Kamera itupun berhasil dalam menangkap momen ini.     

Tak perlu lama lagi, mereka kembali berpose dan mengambil beberapa foto kedepan. Mulai dari memanfaatkan semua properti yang mereka bawa termasuk tikar, duduk diatas tikar, berdiri dengan beberapa pose lainya yang terlihat keren dan kekinian ala anak muda.     

"Udah jam setengah 9 malam nih. Pulang yuk. udah mau sepi juga!" Ajak Gladis kepada mereka yang beberapa melihat hasil foto di kamera Dika.     

"Oke!" Jawab mereka serempak kemudian bergegas untuk membereskan semua bawaan mereka.     

Mereka membutuhkan waktu 15 menit untuk membereskan semua barang bawaan mereka yang ada di pantai itu.     

Setelah selesai, mereka kembali ke mobil dan menuju ke hotel dalam waktu kurang dari 10 menit. Walaupun sebenarnya mereka bisa sampai di rumah dalam waktu 30 menit. Tapi, esok harinya mereka akan melanjutkan liburan mereka untuk pergi ke Dufan. Sehingga, hal ini menghemat waktu perjalanan mereka esok harinya.     

"Gimana ini pembagian kamarnya?" Tanya Gladis yang kembali mempertimbangkan karena hanya memiliki 4 kamar hotel.     

"Karena kita bertuju, jadi udah pasti ada satu orang yang tidur di kamar sendirian. Dan itu Bagaskara, jadi sisanya tinggal gue, Dika, Alpha, Sheila, Alfa, sama Gladis! So?" Tanya Tata yang kembali mengulang ucapan Gladis untuk melintarkan pertanyaanya.     

"Gue kira lu mau jawab! Ternyata ngulang pertanyaan yang sama!" Jujur Dika mengenai perkataan Tata.     

Tatapun hanya tertawa, kemudian menjawab "Gue ikut aja!" Jawabnya.     

"Gue tidur sama Sheila aja!" Jawab Alfa kepada mereka.     

Hal ini juga akan mempermudah jika Alfa akan membelikan es krim untuk Sheila. Dan beberapa hal lain yang ingin Alfa katakan kepada Sheila.     

"Boleh, kalau gitu, Dika sama Alpha. dan Gue sama Tata?" Ulang Gladis dalam meneruskan perkataan Alfa.     

"Oke, gue setuju!" Jawab Dika.     

"Gue juga setuju aja!" Lanjut Tata.     

"Boleh, saya juga setuju!" Balas Alpha yang ikut membalas dan menyetujui pembagian kamar ini.     

Merekapun akhirnya sampai di hotel dan segera memasuki kamar mereka masing-masing. Selepas itu, mereka membersihkan diri kembali. Karena mereka ingin membuat tubuh mereka segar sebelum tidur.     

"Bang, jangan lupa ice cream ya!" Balas Sheila setelah inget akan janji yang Alfa lontarkan kepada Sheila saat sebelum mereka pulang dari pantai.     

"Oke. kalau gitu gue mandi dulu ya?!" Balas Alfa kepada Sheila. Sheilapun mengiyakan pertanyaan Alfa.     

Tak perlu waktu lama lagi untuk Alfa mandi dan membersihkan tubuhnya. Setelah itu, Ia langsung pamit pergi kepada Sheila guna pergi ke toko terdekat untuk membeli ice cream. Ia berjalan sendirian di jalan. Ia membeli ice cream di luar hotel. Hal ini guna membuat Alfa ingin menghirup udara segar.     

Setelah membeli es krim dan beberapa jajanan ringan. Alfa kembali menelurusi jalan sendirian, Alfa merasakan ada hal yang membuatnya tidak nyaman. Namun, saat Ia mengembalikan badanya, Ia tidak melihat siapapun yang sedang menatap kearahnya. Iapun kembali santai dan melanjutkan perjalananya menuju ke hotel.     

Setelah beberapa langkah, Ia kembali merakan ada beberapa orang yang mendekat kearahnya. Alfapun tetap berjalan dengan sedikit memperhatikan insting yang Ia rasakan.     

Slaaaaash!     

Sebuah pukulan dilontakan kepada Alfa dari arah belakang Alfa. Namun, karena insting dan ketanggapan Alfa yang kuat, Ia mampu menghindari pukulan tersebut.     

Kini, terlihatlah ketiga pria laki-laki yang ingin menyerang Alfa dengan kekuatanya. Laki-laki tak dikenal menghadapkan pandanganya ke arah Alfa. Ketiga lelaki itu kini menggunakan pakaian berwarna hitam dengan outline putih di setiap bentuk jahitanya.     

"Siapa mereka?" Batin Alfa kepada dirinya sendiri.     

"Kita sudah menemukanya, Bos! Seseorang yang anda cari selama ini! Seseorang yang sekarang sedang menjadi topik perbincangan para profesor itu!" Ujar salah satu dari ketiga orang itu kepada seseoeang yang berada di seberang sana. Bisa diketahui jika itu meruoakan bos mereka.     

Merekapun dengan segera menyerang Alfa. Kali ini, mereka mampu meberikan pukulan di bagian perut Alfa.     

DUUAAAAAGH!     

"Uhuuuk!" Respon Alfa kini diluar apa yang Ia pikirkan.     

Ia sedikit terpental ke belakang dengan mendapatkan pukulan yang sangat keras. Ia sudah salah meremehkan musuh-musuh dihapanya ini. Ia sama sekalintidak mengeluarkan kekuatan yang Alfa miliki karena berpikir, bahwa ketiga orang ini adalah orang biasa tanpa memiliki kekuatan. Nayatany, mereka adalah orang-orang dengan kekuatan yang ada.     

"Siapa kalian?" Tanya Alfa kepada mereka bertiga.     

"Kau tak perlu tahu siapa kami. Karena kami hanya ingin memberikan surat kepada Anda. Surat ini langsung dari pimpinan kami." Ujar salah satu pria iti memberikan surat.     

Surat itu dilemparkan kepada Alfa yang masih terduduk di jalanan. Alfapun dengan segera mengambil kertas itu, tapi...     

Doooor!     

Sebuah tembakan kini berhasil mendarat tepat di bagian perut Alfa.     

"Aakh," Alfapun memekik kesakitan tatkala benda itu tertanam di perutnya dan darah segar keluar sedikit demi sedikit si perut kirinya.     

Alfapun segera menoleh ke arah datangnya peluru inim Dan terlihatlah seseorang yang berpakaian sama oleh ketiga orang dihadapanya kini sedang melangkah pergi.     

"Sialan! Sebenarnya apa maksud kalian?" Tanya Alfa kemudian kembali menatap ke tiga pria yang masih berdiri dihadapanya ini.     

"Kami diperintahkan untuk memberikan surat tersebut dan kami diperintahkan pula untuk memberi anda sebuah peringatan, bahwa apa yang akan anda hadapi kedepanya itu sangat berbahaya untuk anda. Sekian, selamat berjuang untuk berjumpa dengan bos kami!" Ujar salah satu diantara mereka lagi dengan berkata sedemikian rupa.     

Tak butuh waktu lama, merekapun pergi meninggalkan Alfa yang masih dengan keadaan duduk dan kesakitan.     

~~to be continue...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.