The Lost Love

Pintu gerbang sekolah



Pintu gerbang sekolah

0I need a girl like you, yeah yeah…     
0

Satu bait lirik lagu yang di nyanyikan oleh Maroon 5 yang berjudul Girl Like You, selalu menjadi teman saat Kenzo sedang beraktivitas. Seakan menghipnotisnya meski disela kesibukannya. Seolah lagu itu sangat mewakili perasaannya yang saat ini sedang bahagia, terlebih ketika dia sedang terbayang oleh sosok Alona. Tidak hanya saat dia di Kedai ketika membantu ayahnya bekerja, saat di sekolah pun dia selalu menyanyikannya, sehingga beberapa temannya mulai berinisiatif untuk mengerjainya. Seiring waktu berjalan, hubungan Ken dan Alona sudah berjalan satu minggu lamanya. Mereka pun belum pernah bertemu kembali, karena kesibukan yang selalu menjadi penghalang untuk mereka. Rasa rindu sudah menggebu di dalam hati, tapi Ken harus menahannya.     

"Ken, gimana perkembangan cewek itu?" tanya Riyo menyelidik.     

"Hem? Cewek yang mana?" tanya balik Kenzo. Sebenarnya dia mengerti akan pertanyaan sahabatnya itu, tapi dia sengaja berpura-pura dan terlihat benar-benar tidak mengerti.     

"Alona, apa kau benar-benar mengabaikannya?"     

"Menurutmu?"     

"Akh, parah kau, Ken. Aku yakin kau dan dia akan sangat klop jika kalian bersama,"     

Kenzo tersipu malu mendengar perkataan Riyo. Dalam hati pun dia berteriak dengan ungkapan bahagia.     

"Lalu bagaimana denganmu sendiri, Yo?" tanya Ken kemudian.     

"Aku? Hahaha, you know lah… Hubunganku selalu baik dan manis, hahaha." Riyo terdengar melepas tawanya hanya untuk mengerjai Ken yang masih belum di ketahuinya bahwa diam-diam dia dan Alona sudah saling menyatakan perasaan masing-masing.     

Sesaat kemudain, jam pelajaran telah usai. Kenzo bergegas merapikan semua alat tulisnya beserta semua buku catatan yang berserakan di atas meja. Begitupun Riyo yang bergegas untuk merapikan segala perlengkapan tulis miliknya, lantas Ken beranjak bangun hendak keluar dari kelas. Riyo berlarian menyusul langkah Ken serta beberapa teman dekat Ken menyusul dan langsung saja merangkulnya dengan penuh canda tawa dari arah belakang.     

"Ken, malam nanti seperti biasa kita akan manggung. Boleh tidak, aku mengundang Jihan untuk datang malam nanti?" tanya Riyo pada Ken.     

"Woey, ini tidak adil. Masa kita-kita semua masih jomblo, Yo. Kamu malah mengundang pacarmu, akh… parah," ujar salah satu teman dari geng mereka.     

"Tuh, dengar apa kata mereka. Sepertinya tidak bisa, hahaha…"     

"Ayolah, Ken. Nanti malam minggu, waktunya aku apel, bro!" kata Riyo sedikit merengek seperti anak kecil.     

Langkah Kenzo terhenti begitu mendengar ucapan Riyo, dia bahkan baru menyadari jika malam nanti adalah malam minggu. Malam yang sudah lumrah untuk para lelaki yang meliki pacar, tentu akan datang berkunjung ke rumah si wanita. Lalu bagaimana dengannya? Hubunganya dengan Alona baru saja berjalan satu minggu, rasanya sedikit lancang jika harus datang berkunjung ke rumahnya.     

"Woey, Ken!" panggil Riyo membuyarkan lamunan Kenzo setelah dia terhanyut dalam lamunannya sendiri.     

"Ah, ya. Aku bahkan baru menyadari jika malam nanti adalah malam miggu," balas Ken sekenanya.     

"Hahaha, ketua geng kita sampai lupa dengan malam sejarah bagi sepasang kekasih. Hahaha…" sontak saja Ken kembali mendapat ledekan dari para sahabatnya.     

Ken hanya tersenyum tipis lalu kembali berjalan, mengabaikan candaan mereka. Baginya itu sudah hal biasa, kemudian mereka kembali mengikuti langkah Ken secara bersamaan melangkah beriringan menuju halaman parkir. Sementara Riyo masih saja memasang banyak alasan dan rayuan agar Ken menyetujuinya membawa Jihan untuk datang ke kedai milik ayahnya. Akan tetapi, setelah sampai di depan pintu gerbang sekolah mereka, Riyo langsung saja berteriak lantang dengan ekspresi bahagia.     

"Beb… Kau… Kau disini?" ucapnya menyapa, setelah kini sosok wanita yang dicintainya berdiri di depan sana.     

Tentu saja, Ken beserta para anggota geng mereka tersentak menoleh ke arah tersebut, dimana sosok Jihan kekasih Riyo berdiri seraya tersenyum melambaikan tangannya pada Riyo. Tak ingin menunggu aba-aba lagi, Riyo langsung saja berlari ke arah kekasihnya itu dan langsung memeluk erat tubuh Jihan.     

"Uuuugh…" seru para teman-temannya yang lain menyaksikan sikap Riyo yang demikian.     

"Sayang, jangan begitu akh! Malu dilihat teman-temanmu, ehm… halo semua," ucap Jihan dilanjutkan menyapa semua teman-teman Riyo. Lantas tatapan matanya mengarah pada Ken yang masih berdiri dengan ekspresi datar.     

"Hai, Ken! Apa kabar?" sapa Jihan kemudian.     

Ken tersenyum ramah, dia hendak menjawabnya. Akan tetapi, suaranya terhenti seraya mendelikkan kedua matanya ketika kini dia melihat sosok Alona yang muncul dari belakang Jihan. Tubuh mungil Alona memang sedikit tidak terlihat ketika berada di belakang tubuh Jihan yang sedikit lebih tinggi dan berisi dari tubuh Alona.     

Ken masih tercengang dengan bibir sedikit terbuka, melihat sosok Alona yang sudah tentu membuatnya terkejut bukan main. Detak jantungnya mulai terdengar tidak beraturan. Begitupun Alona, dia terlihat sangat canggung juga salah tingkah setelah kini berdiri tepat di hadapan Ken dan semua teman-temannya. Dia menundukkan kepalanya karena selain merasa malu, dia pun merasakan detak jantung yang sama seperti yang di rasakan oleh Ken saat ini tentunya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.